Chapter 2

2.7K 222 3
                                    


Kegelisahan ini membawaku pada titik di mana aku pernah merekam memoriku dan menyimpannya di dalam otak


......................................

Pria itu tampak terduduk lemas. Wajahnya sangatlah datar tanpa olesan ekspresi. Di sampingnya banyak kertas note lagu yang berserakan. Rambutnya sesekali ia acak-acakan. Terlihat seperti seseorang yang sedang depresi dengan pekerjaan.

Seseorang dari arah pintu tiba-tiba datang tanpa mengetuk terlebih dahulu.

"Hyung, apa sudah selesai?"

Pria yang terduduk kemudian menatapnya sekejap. Seseorang yang dipanggil hyung itu tidak menjawab sama sekali. Lalu, orang itu beralih dari arah pintu untuk mendekatinya dan duduk di samping sofa, tak jauh dari sana terlihat pemandangan sebuah grand piano berwarna hitam menawan.

"Hyung.. berhenti mendiamkanku. Aku kesini bukan karena menagih lagu yang seharusnya kau selesaikan. Aku kesini karena aku memedulikanmu. Ayo.. kita makan malam."

"Sirheo!! Tidak usah sok akrab. Pergi sana! Aku akan selesaikan lagumu. Dan aku tidak butuh rasa pedulimu."

"Yoongi hyung... jebal.. aku tidak ingin hubungan kita terus seperti ini. Kita berbaikan saja lah.. yaa??"

Ucap pria itu memelas.

"Tidak perlu. Hubungan kita tidak lebih dari saudara tiri. Jangan mencoba akrab denganku. Aku benci hal semacam itu. Pergilah. Taehyung."

Min Yoongi adalah pria yang terduduk lemas di dalam studionya tadi. Hubungannya dengan Kim Taehyung hanya sekadar saudara tiri dan tidak lebih. Namun, kepolosan Taehyung membuatnya tidak pernah berhenti untuk melunakkan hati Yoongi yang keras seperti batu. Ia terus mencoba dan mencoba agar ia bisa lebih dekat dan kenal baik dengannya.

Tit..tit..tit.. suara handphone yang semenjak tadi digenggam Taehyung mendadak bergetar. Seseorang mengirim pesan penting kepadanya.

"Namjoon hyung..." ucapnya lirih.

Apa kau sudah meminta Yoongi untuk segera menyelesaikan lagunya? Cepatlah, V! Ini sudah hampir tiga hari dari waktu yang dia janjikan. Sementara, comebackmu tidak akan lama lagi. Masih banyak yang harus dikerjakan. Bujuk dia terus.

Taehyung memerhatikan pesan teks di layar ponselnya dengan seksama. Sekilas ia menatap Yoongi yang sedang memejamkan mata dengan kertas lagu yang menutupi wajahnya. Taehyung dengan ragu  dan ketakutan setengah mati mengatakan,

"Hyung...Namjoon hyung memintamu untuk segera menyerahkan naskah lagu."

Tidak seperti yang ditakutkan Taehyung, bahwa hyungnya akan marah-marah seperti biasa. Sebaliknya.. hari ini ia benar-benar acuh. Dibalik keacuhannya itu Taehyung bisa melihat kekhawatiran yang menggelayuti Yoongi. Karena tidak tega melihatnya, akhirnya Taehyung membohongi Namjoon, seorang teman yang ia jadikan manajernya, dan mengatakan bahwa Yoongi sedang sakit.

Taehyung hanya bisa menatap iba hyungnya itu. Taehyung mungkin melewati hari-hari yang dilelahkan oleh konser dan fanmeeting. Tetapi hyungnya lah yang jauh lebih lelah dibandingkan dia. Setiap hari Yoongi memeras otak agar bisa menciptakan lagu yang berirama bagi dongsaengnya itu. Sebenarnya ia tak sudi. Namun, demi sang ibu yang sangat menyayangi Taehyung dan Namjoon yang selama ini menjadi sahabat karibnya, Yoongi pun bersedia masuk ke dalam jurang penyiksaan.

..............................

Sohyun tampak menyendiri di sekitar taman seperti hari-hari sebelumnya. Ia tidak merasa heran, jika ia sendirian dan Jin tidak ada disampingnya, itu berarti Jin sedang keluar ke tempat biasa.

YOU'RE MINE (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang