Tubuh yang tepat, berada di depan mataku. Dan aku yakin, ia akan membukakan pintu.
..........................................
Taehyung datang tergesa-gesa menuju kantor agensinya. Nafasnya seakan-akan tinggal sehisap. Dadanya pun terasa sesak. Ia berlarian di lorong dan langsung melewati tangga karena lift sedang diperbaiki. Matanya menunjukkan bingkai kegelisahan. Nada suaranya resah. Keringat dingin bercucuran mengalir di kerah bajunya. Ia panik.
Tempat yang ia tuju tidak lain adalah ruang manajernya, Kim Namjoon.
"Hyung... apa kau tahu dimana yoongi hyung berada?"
Namjoon yang setengah kaget menatapnya lalu menjawab dengan tenang.
"Tentu saja di studionya. Kenapa kau tanya aku? Kau pasti sudah tahu kan?"
"Hyung...dia nggak ada dimana-mana. Ponselnya juga tidak aktif. Berhari-hari ia tidak pulang. Sudah sejak dua hari lalu. Ketika terakhir kali kita bertemu dengannya. Kau ingat??"
"Jinjjaro??"
"Ye. Eotteokae, hyung?? Eomma pasti sangat panik kalau sampai tahu."
"Tenanglah, Taehyung. Aku akan coba menelpon beberapa orang yang biasa ia temui. Sementara ini, jangan beritahu masalah ini ke siapapun, termasuk eomma mu. Aratsoyo? [Paham?]"
"Ne..hyung."
Sementara Namjoon menelpon teman-teman Yoongi, Taehyung terus menghubungi ponsel Yoongi berharap ia akan mengangkatnya. Namun, semua sia-sia. Baik Namjoon ataupun Taehyung, keduanya masih belum mendapat kabar tentang keberadaan Yoongi.
.......................................
Suara musik bar terus berdentum di telinga. Orang disana-sini hanya bergoyang dan terus menari. Beberapa bahkan terlihat mabuk dan berbuat ngawur serta tidak jelas apa yang mereka bicarakan. Sementara, disisi lain, tepatnya di depan meja penyaji minuman, seorang pria tampak menghabiskan beberapa botol soju. Meski habis banyak, ia tak sedikitpun mabuk. Tetapi, matanya cukup memperlihatkan bahwa ia mulai lelah dan ingin berhenti minum. Apa yang membuatnya terus minum di kala hatinya sudah tak berniat? Hanya ia yang tahu.
Rupanya tak bertahan lama. Beberapa saat kemudian, setelah botol soju terakhir habis, pria itu mulai terlihat mabuk. Ia beberapa kali memegang kepalanya dan berdirinya tidak tegak. Matanya sedikit membuka menyiratkan kedilemaan. Sempat ia ambruk di lantai, namun akhirnya bangkit lagi.
Ketika ia keluar dari bar, dua orang datang dan membopongnya.
"Micheyosseo?! Sudah kubilang..jangan pernah mabuk-mabukan disaat seperti ini. Kita sedang banyak pekerjaan.. kau malah membuang tenagamu sia-sia!"
"Hyung..pulanglah..eomma pasti merindukanmu. Ia khawatir padamu karena kau tampak stress akhir-akhir ini."
"Hahahah....eomma? Siapa yang kau bilang eomma..? Dia eomma mu. Bukan eomma ku!"
"Hyung..."
Benar. Kedua orang itu adalah Namjoon dan Taehyung. Namjoon dapat dengan mudah menebak keberadaan soulmate nya itu ketika teman-temannya mengaku sedang tidak bersamanya. Yoongi memang sering minum, namun ia hanya minum sampai mabuk ketika menghadapi banyak masalah. Namjoon sangat memahami temannya. Maka sebisa mungkin Namjoon menjaga temannya agar ia tak terluka. Namun kali ini ia gagal. Ia bahkan tidak tahu bahwa Yoongi tidak pulang selama dua hari ini dan ia bahkan tidak tahu apabila Yoongi akan mabuk-mabukan. Entah ia melakukannya hanya hari ini atau sejak kemarin. Namjoon mulai cemas. Taehyung pun demikian. Mereka membawa Yoongi ke apartemen Namjoon karena takut eomma Yoongi akan gelisah ketika ia dibawa pulang ke sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU'RE MINE (✔)
FanficAku hanyalah arwah yang ingin kembali hidup. Aku ingin merasakan cinta. Hingga suatu hari, seorang malaikat datang dan memberiku kehidupan. Aku berhasil bernafas di dalam tubuh seorang gadis dengan mengemban sebuah misi. Aku berhasil bertemu cintak...