“Baguslah! Tapi itu tidak akan lama lagi, karena aku akan meminta tubuhku kembali darimu! Sohyun?! Dan kau akan segera kembali ke alam mu!”
Kim Yoojung?!
"Kim Yoojung? Apa itu kau?"
"Kau pikir siapa lagi? Siapa orang yang rela jika tubuhnya dikuasai oleh makhluk lain eoh?"
"Tapi.. aku.. aku hanya meminjamnya untuk sementara saja!"
"Tidak Sohyun! Kau sudah melewati batasanmu. Kau hanya memanfaatkan tubuhku saja kan?"
"Aku bisa saja pergi. Aku memang membutuhkan tubuhmu tapi aku bisa saja pergi asalkan kau mau berubah Yoojung! Kau harus berubah, bersikaplah baik pada ibumu dan pikirkan baik-baik masa depanmu."
"Kau pikir aku ini siapamu? Kau tidak ada hak mengatur hidupku! Jika memang kau tidak mau keluar dari tubuhku, maka aku yang akan mengeluarkanmu dengan caraku sendiri!"
"Ada apa sih berisik sekali?!" Taehyung datang menuruni tangga.
"Kau?! Apa yang kau lakukan malam-malam di apartemenku?!" Lanjutnya.
.............................
Taehyung's POV
Aku tidak habis pikir dengan sahabatku. Kenapa ia jadi berubah begitu? Ia tidak seperti Im Nayeon yang aku kenal. Ia menjadi agresif terhadapku. Aku kadang bergidik ngeri ketika ia sudah duduk dekat di sampingku, ia seperti harimau yang kelaparan, yang siap menerkamku dengan sekali hentakan. Ia selalu meluncurkan rayuan-rayuan maut yang begitu memuakkan. Aku sungguh berterima kasih pada Yoojung yang selalu datang tepat waktu. Malam ini, aku terbebas darinya karena ketika Yoojung datang, Nayeon memilih meninggalkan apartemenku.
Saat aku hendak mengucapkan terima kasih padanya, wajahnya terlihat resah. Tidak cerewet seperti biasanya.
"Apa yang kau pikirkan?"
"Tidak ada."
"Bukankah kau baru saja keluar dengan pujaan hatimu itu? Seharusnya kau senang!"
"Aa... iya kau benar! Aku sangat senang karena malam ini dia mengungkapkan perasaannya padaku! Dan bibir kami...."
Heol! Mood-nya langsung berubah saat aku membicarakan kencannya. Dan dia mulai mengoceh lagi.
"Jangan bilang kalian saling berciuman dan akhirnya jadi sepasang kekasih. Haha.. itu tidak mungkin. Impossible karena kau gadis yang sangat cerewet."
"Tapi memang seperti itu keadaannya. Dia menciumku.. lalu menjadikan aku kekasihnya. Oh.. manis sekali kan?? Jungkook-ah.."
Jadi, dia benar-benar berciuman dengan pria itu. Wah! Aku tak menyangka kalau Yoojung juga begitu agresif. Tapi, kenapa aku tidak senang mendengar ceritanya ya? Seperti ada sesuatu yang turut mengganjal hatiku saat dia mengatakannya.
Wajahnya tiba-tiba murung kembali. Aku tak mengerti apa yang gadis cerewet ini bayangkan di kepalanya. Bikin aku ikut pusing saja.
"Tapi..."
"Tapi apa?" Tanyaku
"Bagaimana menurutmu jika manusia mencintai manusia lain yang tidak hidup?"
Pertanyaan macam apa itu. Memangnya aku psikolog, ditanyai pertanyaan yang hanya orang gila saja yang akan menanyakannya. Tentu saja hal seperti itu tidak mungkin. Tidak ada manusia yang mencintai hantu. Kalau pun ada, pasti orang itu sudah gila.
Tak menanggapi pertanyaannya, aku pun langsung menuju ke kamarku dan melanjutkan tidurku. Mungkin aku harus mengganti password apartemenku, bila tidak, Nayeon akan kembali masuk dan mengganggu tidurku. Seperti malam ini.
............................
Author's POV
Suatu titik dimana semua kegiatan bermula
Matahari pagi tampak mengintip melalui celah-celah jendela. Hawa dingin masih terlihat dari pemandangan tumpukan salju di luar sana. Sohyun keluar dari kamarnya. Mengamati keadaan apartemen yang begitu kacau. Sisa-sisa popcorn tampak menghiasi sofa dan lantai di depan televisi. Baju-baju kaos yang kotor menggantung begitu saja di sepanjang tangga. Juga piring-piring dan gelas bernoda masih menumpuk di sekitar westafel. Sungguh Sohyun menahan keluh kesahnya setiap pagi. Karena keadaan yang dilihatnya selalu sama.Usai bersih-bersih dan merapikan apartemen yang semacam kapal pecah ini, Sohyun memasak dan tak lupa membangunkan Taehyung.
"Ya! Taehyung-ah... ini sudah pagi bukankah kau ada jadwal wawancara kontrak dengan perusahaan peluncur produk Puma hari ini? Kau bisa terlambat bodoh!"
Taehyung menggeliat. Ia terduduk dan mengusap-ngusap matanya. Ia menguap, tampak kalau ia sedang merasa begitu lelah. Tak seperti biasanya, Taehyung yang manja hari ini begitu penurut. Ia tidak banyak bicara dan menolak perintah Sohyun.
"Kenapa kau? Tumben sekali menurut padaku?"
"Aku sedang nggak mood marahan dan cari gara-gara sama kamu. Ya udahlah, mana makananku, habis ini kita akan segera berangkat ke lokasi bersama Namjoon hyung."
Taehyung pun menghabiskan makanannya tanpa mengeluh. Namun, sifatnya yang seperti ini justru membuat Sohyun khawatir. Ia juga samar-samar merindukan sosok Taehyung yang selalu manja serta kekanakan setiap pagi. Terkadang ia susah dibangunkan, selalu protes dengan menu makanan yang disiapkan, dan selalu mengajak Sohyun berdebat cuma gara-gara ia lupa membuatkan minuman kesukaan yang ia minum di pagi hari. kali ini, Taehyung sungguh lebih pendiam dan terkesan dingin.
............................
Sebuah mobil serba hitam mendarat di depan apartemen mewah ini. Seseorang yang begitu tinggi dan berkharisma, keluar dari dalam kendaraan roda empat itu.
"Kajja Hyung!"
"Tae..." Panggil Namjoon lirih.
"Waeyo? Bukankah kita akan terlambat kalo tidak berangkat sekarang?"
"Ehm... eh.. bagaimana ya aku menjelaskannya.. di dalam ada..."
Jendela mobil bagian belakang tiba-tiba terbuka. Terlihat kepala seorang wanita dengan rambut bergelombang menjulur dari balik sana.
"Annyeong, Taehyung-ah!"
"Kau? Apa yang kau lakukan disana?!"
"Hyung?" Lanjut Taehyung sambil melirik ke arah Namjoon
"Taehyung-ah, bagaimana aku bisa lupa kalau kau yang menjemputku di bandara eoh? Manajerku bilang, tidak ada oppa disana? Kemana dia?"
Astaga! Apa yang gadis ini ucapkan? Taehyung membatin.
Sementara itu, Sohyun terlihat sedikit takut. Karena ia telah mengetahui, siapa gerangan dibalik tubuh seorang Im Nayeon. Nayeon yang menyadari akan ketakutan Sohyun pun mulai angkat bicara.
"Yak! Ada apa denganmu? Kenapa kau ketakutan seperti itu?"
"Taehyung-ah! Dia siapa?" Lanjutnya.
To be continued.....
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU'RE MINE (✔)
FanfictionAku hanyalah arwah yang ingin kembali hidup. Aku ingin merasakan cinta. Hingga suatu hari, seorang malaikat datang dan memberiku kehidupan. Aku berhasil bernafas di dalam tubuh seorang gadis dengan mengemban sebuah misi. Aku berhasil bertemu cintak...