Wawancara Tokoh oleh Eunice

47 7 0
                                    

nama : Eunice
Akun wp : NiceMcQueen
nama tokoh yg di wawancarai : Shijie
Judul novel : Piano Hurt
Status : belum publikasi

Novel ini masig draf, project yang ingin aku seriusin bener2 hehe. Judulnya Piano Hurt.

A : Author
SJ : Shijie

Sebelumnya, aku mau kasih tahu beberapa hal tentang tokohku ini. Jadi, beberapa hari yang lalu, dia (Shijie) di diagnosa umurnya tinggal tiga bulan karna kanker lambung. Jadi, perasaanya akhir-akhir ini agak risau. Karna antara perasaan sama takdirnya bertolak belakang. Tapi, berhubung karna aku adalah Penciptanya, jadi dia terpaksa menerima permintaanku ini.

Malam ini, dia lagi bermain piano dikamar, aku masuk, dan dia tersenyum sekilas kembali melanjutkan bikin lagunya.

A : Hai, Shijie. Maaf ganggu. Kamu ... Lagi buat lagu, ya?

SJ : ada apa?
A : Minta waktu bentar ya(?)
SJ : (Berkerut sambil mempertimbangkan, kemudian mengangguk acuh tak acuh)
A : Jadi, gini. Aku lagi ada tugas dari grup kepenulisan, tugasnya wawancara salah satu tokoh. Nah, kurasa, kamu adalah yang paling mudah di ajak tanya. Sementara..., Okay. Langsung mulai aja ya.

SJ : (wajah datar)
A : Boleh ceritain diri kamu sedikit, nggak?
SJ : Kayaknya nggak ada yang perlu diceritain. Aku suka piano. Dan nggak bisa ngalahin rasa penasaran yang suka tiba tiba muncul. Apalagi kalau lihat dia. Kau tentu tahu persis tentang itu, thor.

A : Hm, status kamu saat ini,...?
SJ : (tarik napas, merasa resah)
Single.
A : Untuk saat ini, kamu lagi kangen seseorang?
SJ : ada.
A : kalau boleh tahu, siapa Shijie?
SJ : Ayah dan ibu yang satu rumah. Kangen mereka saling menyayangi.
A : (tersenyum hambar) apa selama ini ada orang yang bikin kamu selalu tersenyum?
SJ : (terdiam sejenak, berpikir) Ibu. Untuk akhir-akhir ini, aku nggak bisa ngalihin pikiran dari ... Dia, sebetulnya.
A : (tersenyum paham) menurut kamu, apa sih, yang bikin diri kalian sendiri menarik? Aku menciptakan kamu juga, sebetulnya agak abu-abu juga.
SJ : (tetap dengan ekspresi datar) Entahlah. Tapi kata Shan aku berkharisma.
A : (diam-diam senyum nakal) *bisa aja lu*
A : okay. Menurut aku, kamu tuh sempurna. *Ciat*
SJ : (stay cool)
A : Untuk sekarang ini, apa yang kamu rasa belum kamu dapatkan? Dan, sebetulnya, kamu ingin lakukan apa?
SJ : Aku cuma mau hidup lebih lama. Lebih lama mencintai dan mencapai mimpi. Aku ingin melihat semuanya dalam keadaan baik. Ayah, dan ibu, mereka kembali bersatu. Vinia, berubah. Dan ... banyak lagi.
A : (tiba-tiba aku sedih sendiri)
A : Shijie, kalau kamu diberi kesempatan untuk bisa hidup lebih lama, apa yang akan kamu lakukan?
SJ : Mungkin aku ingin memberitahu yang sesungguhnya kepada semua orang, kalau aku sudah percaya dengan ramalan itu. Aku percaya kalau mencintai itu pelan-pelan bisa merelakan semuanya. Bahkan aku ikhlas, aku mati.
A : (mulai muncul gejolak-gejolak air mata)
A : Apa kamu punya planning lain, Shijie? Jika kamu misalnya memang benar-benar bisa hidup lebih lama?
SJ : memang, ada kemungkinan aku bisa hidup, lagi?
A : (mikir keras. Outline udah jadi. Kyknya sih engga. Duh, salah gua nanya begini)
A : (cengir kuda) lanjut pertanyaan terakhir, ya. Menurut kamu, selama ini, apa konflik terberat kamu yang aku kasih ke hidup kamu?
SJ : menurutku, konflik terberat adalah, disaat aku harus mengetahui kalau umurku tinggal tiga bulan. Segalanya rasanya gelap.
A : (mulai tersedu-sedu) kamu .. marah nggak, sama aku? Hidup kamu kayaknya berat, gitu. Aku nyusahin kamu nggak?
SJ : (mulai memainkan nada ringan, tapi kemudian dia menoleh dengan senyum terbaiknya). Nggak, kok. Aku malah berterimakasih, karna alurnya bikin siapapun yang baca, bikin aku jadi seseorang yang kuat dalam menerima takdir dan cinta.
A : (Berderai airmata. Nggak sanggup kasih penutup)

Okay, segitu dulu. Shijie boleh lanjutin bikin lagunya, ya. Selamat malam. Mimpi indah*

Evaluasi MingguanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang