Nama: Dy
Akun wp: alunanmalam
Judul cerita: Tumbas
***
Keterangan:
Pewawancara: Angel (A)
Narasumber: Dedek bayi (D)----------
A: Hai Dedek bayi, bagaimana kabarmu?
B: Sangat baik. Aku sekarang sudah tenang di alam barzakh.
A: Baguslah. Baiklah kita mulai ya wawancaranya. Pertanyaan pertama, bisa kamu ceritakan sedikit tentang kamu?
D: Tentang aku? Aku bahkan tidak tau siapa aku. Yang aku tau, aku hidup untuk dimatikan. Hanya itu.
A: Tuhan punya tujuan lain dengan mengirimmu ke rahim ibumu.
D: Entahlah. Aku sampai tidak berpikir kesitu.
A: Pertanyaan selanjutnya status kamu saat ini?
D: Jangankan status. Nama saja aku tak punya. Aku jadi sedih mengingat ini.
A: Ah, ya ampun. Jadi kamu belum diberi nama? Maafkan aku ya, aku tidak bermaksud menyinggung perasaanmu.
D: Tak apa.
A: Kita lanjutin ya wawancaranya. Jadi, siapa yang saat ini kamu rindukan?
D: Ibu dan ayah, mungkin.
A: Kenapa mungkin?
D: Karena aku meragukan rindu ini. Rasa yang baru kurasa. Dari manusia yang tidak menginginkanku.
A: Aku mengerti perasaanmu. Tenanglah aku dan dy menyayangimu. Mungkin saja para pembaca sayang kamu. Jangan sedih lagi ya.
D: Terima kasih sudah menghiburku. Aku senang memiliki kalian.
A: Kami juga senang pernah mengenalmu. Tapi adakah orang yang selalu membuat kamu tersenyum?
D: Ada. Yang mau memberi tempat untuk aku hidup.
A: Siapa?
D: Ibuku.
A: Meski dia jahat padamu?
D: Dia orang yang baik. Keadaanlah yang membuatnya buta.
A: Menurutmu apa yang membuat diri kamu menarik?
D: Ketegaran hatiku, caraku menghadapi masalah saat aku tak diinginkan.
A: Kamu memang luar biasa. Aku bangga padamu. Lalu apa yang belum kamu dapatkan?
D: Kasih sayang dari orang tuaku.
A: Kamu masih mengharapkan mereka rupanya.
D: Mereka masih orang tuaku, Angel. Aku ingin berbakti pada mereka.
A: Jika saja kamu masih hidup, kamu pasti akan dijadikan contoh untuk para manusia karena baktimu. Lantas yang sangat ingin kamu lakukan untuk mewujudkannya?
D: Berusaha bertahan meski diracuni dan dibunuh. Berusaha hidup walau tak mungkin.
A: Usahamu sangat berat ya. Kalau usaha itu gagal, apa planing kamu?
D: Tetap mengirim doa untuk mereka. Mendatangi mereka dalam mimpi. Mungkin saja mereka mau berbaik hati menyayangiku.
A: Apa konflik paling berat yang author berikan pada hidup kamu?
D: Saat ibu dan ayahku tak diberi perasaan. Tak ada rasa kasihan di hati mereka.
A: Marah tidak, author seenaknya jungkir balik nasib kamu?
D: Aku tidak tau. Aku belum pernah merasakan bagaimana rasa marah itu. Bisa kah kamu memberi tau bagaimana rasanya marah?
A: Rasa marah itu saat kamu tidak senang akan suatu hal. Kamu ingin menolaknya semampumu. Ya kira-kira dari pengamatanku seperti itu. Aku tidak punya hawa nafsu, jadi aku tidak tau dengan pasti hal tersebut.
D: Disatu sisi aku marah dengan nasibku. Disisi lain aku bersyukur author mau berbaik hati menciptakanku. Biarlah aku yang merasakan ketidakbahagiaan ini. Aku harap kisahku bisa dijadikan pelajaran bagi manusia lainnya. Khususnya calon ibu.
A: Baiklah tidak terasa ya waktu terus berjalan. Wawancara ini harus berakhir padahal masih banyak hal yang ingin kutanyakan padamu.
D: Lain kali saja, aku pasti mau diwawancarai olehmu, Angel.
A: Terima kasih banyak untuk waktunya ya. Semoga kamu bahagia selalu dan sampai jumpa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evaluasi Mingguan
RandomIkuti keseruan evaluasi mingguan member @TheWWG dan ikutan jawab soalnya. Seru dan terbukti berkhasiat mengasah kemampuan kalian dalam dunia kepenulisan.