5. Tugas plot scene Kris Hidatte
Nav membawa balon kesekolah. Di pertengahan jalan anak kecil mengambilnya. Nav mengejar anak kecil itu, karena anak kecil itu menangis wargapun berkumpul. Nav di tuduh ingin menculik anak itu. Dengan sabar Nav menjelaskan bahwa dia ingin mengambil balonnya, akhirnya warga mengerti dan Nav mendapatkan balonnya kembali.
Tajuk : Balon
Pagi-pagi bawa balon sambil pergi kesekolah. Apalagi udara terasa bersih sejuk. Wah, bapak tadi kasih aku uang 2 ribu buat beli balon, lho.
"Kak, pinjam balonnya dong," kata anak kecil itu, "dikit doang!" Lanjutnya. Karena merasa tersihir, aku pun memberikannya cuma-cuma. Hitung-hitung sedekah. Upss, lupa! Namaku Nav, 10 tahun. Anak sekolah dasar, kelas 5.
Baru aku ingat, itukan balon yang susah payah minta dari bapak. Uangnya, sih. "Hey, itu balonku!!!" teriakku dari kejauhan, "kembalikan woy!!!"
Anak laki-laki yang lebih muda dariku tersudut, tepat saat memasuki gang. "Mau kemana, huh?" ancamku, "sini balonnya!" Ia menatapku selagi balon tersembunyi di balik pelukannya. "Gak! Kalau masih mendekat aku teriak nih!"
Aku mendekat, mencoba mengambil balonku, tapi anak kecil itu berteriak. " Tolong!!!" Secepat kilat orang berdatangan, mengerumuni kami bagaikan semut. "Ada apa?" tanya orang dewasa itu saat aku mulai merebut balonku. Anak kecil itu menunjukkan kearahku. "Ini nih pak, mau menculik aku." katanya berbohong.
Tiba-tiba si pendek itu menangis dengan kencang, membuat semua orang salah paham. Hey? Siapa yang salah di sini? Aku cuma mengambil balonku.
"Gak pak, dia yang mengambil balonku, dan aku bukan penculi," ucapku menerangkan kejadian tadi. "Apa benar, dek?" Anak kecil itu menunduk.
"Iya pak, aku yang ambil balonnya," ucapnya sendu. "Baiklah, untuk sekarang, silakan adek pergi, lain kali hati-hati yah!" Bapak tua itu mengelus rambut hitamku "Baik pak."
Akhirnya aku bisa pergi ke sekolah dengan senang. Balonku masih di tangan kanan, bersenandung ria, dan meloncat rendah selagi berlari kecil. Uh, senangnya!
=======<<<🎉🎉🎉🎉🎉>>>=======
6. Tugas plot scene indi aoihachimitsu
Ketika Cupit Jatuh Cinta
Lala merupakan seorang cupit yang masih magang. Seminggu lagi hari valentine dan semua cupit sedang sibuk mempersiapkan alat perang mereka untuk membagi cinta kepada manusia, termasuk Lala. Saat ini dia pun sedang sibuk di kayangan.
Lala merupakan cupit yang cantik, ramah namun ceroboh. Sebagai seorang cupit, ceroboh adalah aib. Karena bisa berakibat fatal jika mereka sedang melaksanakan tugas. Walau Lala memiliki kepribadian yang baik, tapi karena sifat cerobohnya tidak ada yang mau berteman dengan cupit berambut hitam panjang ini. Dia selalu di bicarakan dari belakang oleh teman-temannya. Walau begitu dia sangat disayang oleh ketua cupit. Ketua cupit sudah menganggap Lala seperti adiknya sendiri.
"Baik semuanya, saya harap kalian semua sudah mengerti apa yang harus kalian kerjakan di bumi nanti."
Ketua Amare yang merupakan ketua dari para cupit sedang membreafing para anggotanya yang akan turun ke bumi di sebuah aula besar. Sebenarnya dia mencemaskan Lala. Sebagai seorang cupit magang, moment valentine bukan hanya sekedar momentum berbagai kasih tapi juga sebagai ujian untuk menjadi cupit senior."Siap ketua." Kor seluruh cupit baik senior maupun yang magang.
Seluruh cupit dengan pakaian seragam serba putih dengan membawa alat panah berwarna merah sedang berbaris untuk meninggalkan kayangan. Lala sangat gugup, tangannya gemetaran dan sudah berkeringat dingin. Dia takut gagal, namun harus tetap berusaha. Tidak ada usaha yang akan sia-sia dia yakin itu. Ketika gilirannya untuk terbang meninggalkan kayangan, dia menatap ketua Amare sebentar dan sang ketua membalas memberikan senyuman peneduh pemberi semangat. Senyuman yang seakan mengatakan selamat berjuang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evaluasi Mingguan
RandomIkuti keseruan evaluasi mingguan member @TheWWG dan ikutan jawab soalnya. Seru dan terbukti berkhasiat mengasah kemampuan kalian dalam dunia kepenulisan.