Wawancara Tokoh oleh Gusty

46 5 0
                                    

nama : Gusty
Akun wp : @6035_ty
nama tokoh yg di wawancarai :Dhipa


Penggalan wawancara bersama Dhipa, salah satu tokoh Darah Srikandi. Maaf yang wawancara bukan author. Takut dianiaya nanti.

Agen xxx : Eh, mas Dhipa ya? Lama gak ketemu nih.

Dhipa : Apa kita pernah bertemu sebelumnya? Jangan sok kenal!

Agen xxx : Bujubuneng galak amat nih mas Dhipa, ntar cepat peyot loh. Aku mah fans berat mas Dhipa di cerita Darah Srikandi itu noh. Mas Dhipa kan titisan dewa Yama. Dewa Kematian itu.

Dhipa : Lalu apa tujuanmu kemari? Jangan-jangan kau salah satu dari detya yang menyamar?

Agen xxx : Astaganaga mas Dhipa, emang ada detya secantik aku? Aku udah bela-belain dandan dari abis maghrib buat ketemu mas Dhipa eh malah gini tanggapannya. Kejam ah.

Dhipa : Jangan bertele-tele! Katakan apa yang kau inginkan! Aku masih banyak urusan.

Agen xxx : (Buset dah nih orang) Sebenarnya aku mah disuruh itu tuh, WWG buat wawancarai mas Dhipa.

Dhipa : Apa itu WWG?

Agen xxx: Duh, kalo cerita itu puanjang banget mas. Mending mas jawab aja pertanyaanku ya biar cepet kelar juga nih.

Dhipa : Ya sudah, jangan terlalu lama atau kucabut nyawamu seperti aku mencabut rumput liar.

Agen xxx : (Ya ampun salah pilih orang gue. Mampus deh) Ba.. baik mas. Ini pertanyaan pertama. Menurut mas, pribadi mas itu kayak apa sih?

Dhipa : Kau bilang kau fans beratku. Itu artinya kau lebih tahu tentangku.

Agen xxx : Jadi kalau aku bilang kau cowok dingin, ketus, misterius tapi bertanggung jawab dan perhatian, apa mas Dhipa setuju?

Dhipa : Terserah kau menganggapku seperti apa. Aku tak peduli.

Agen xxx : Oh baiklah, selanjutnya. Apa mas Dhipa masih single atau __

Dhipa : Jika itu pertanyaanmu, maka kubalik pertanyaan itu padamu. Maukah kau menikah dengan kematian?

Agen xxx : OMG itu menakutkan. Tapi apa tak ada seorang pun yang mas rindukan? Atau ya, mungkin seseorang yang selalu membuat hari-hari mas Dhipa bahagia lah.

Dhipa : Matahari. Kematian selalu merindukan mentari yang tak mungkin bisa digenggam.

Agen xxx : Maksud mas Dhipa, ehm... ehm... Sunny?

Dhipa : Pikir sendiri!
Agen xxx : (Sumpah gue salah pilih tokoh nih) Ehm ok lah lanjut pertanyaannya ya mas. Apa sih yang menarik dari diri mas Dhipa?

Dhipa : Aku lah kematian jadi takkan pernah ada yang mau mendekatiku.

Agen xxx : (emang kayak gitu menarik ya? Hadeeh) Emangnya apa sih yang mas cari sekarang ini kok kayaknya sibuk banget? Dan kalau misalnya semuanya gak sesuai rencana gimana?

Dhipa : Aku mencari Sunny. Aku tak peduli apa pun yang terjadi, aku harus menemukannya.

Agen xxx : Bagaimana jika gagal?

Dhipa : Tak boleh gagal.

Agen xxx : Huhft iyalah terserah mas Dhipa. Semangat ya mas. Oh ya mas Dhipa kenal gak sama mbk Gusty?

Dhipa : Gusty? Bilang sama anak itu, sekali lagi dia membuat kisahku seperti ini, akan kubakar dia jadi sate.

Agen xxx : Memangnya konflik apa yang sudah diberikan mbak Gusty ke mas Dhipa sampai mas pengen buat sate Gusty?

Dhipa : Konflik? Mencampur aduk perasaanku, menggantung perasaanku dan sekarang mencoba untuk menghilangkan secercah cahaya dalam hidupku. Aku muak dipermainkan seperti ini.

Agen xxx : Jadi, mas Dhipa marah nih sama mbak Gusty?

Dhipa : Lebih dari sekedar marah. Jika dia ada di hadapanku saat ini, sudah pasti kujadikan abu. Termasuk Kau, jika tidak segera menyingkir dari sini.

Agen xxx : Waduh gawat. Eh... ya sudah mas Dhipa, kayaknya mas sudah mulai terbawa emosi. Aku gak mau lah jadi korban pertama hari ini. Aku pergi dulu mas Dhipa. Bye bye. Semoga cepat bertemu Sunny ya mas....

#Tugas wawancara Z.

Narasumber Zyu dari salah satu cerita yang belum jadi :'

Narator: "Huah... Agak ngantuk nih, kita mulai aja ya wawancaranya. Udah siap Zyu?"

Zyu: "Eh, iya nih ngantuk banget. Oke langsung mulai aja."

Narator: "Pertanyaan pertama. Bisa ceritain dikit gak tenang diri kamu?"

Zyu: "Oke, Nama saya Zyu, aneh banget ya! Authornya nih gak kreatif. Saya anak pertama dari sebuah keluarga kecil. Umur 20 + hehe.. pekerjaan Detektif Pemerintahan."

Narator: "Wih, detektif. Sugoiii! Pasti punya banyak pacar ya, secara. Wajah kamu tampan gitu."

Zyu: "Pacar... Hehe. Gk ada."

Narator: "Eh, kamu normal?"

Zyu: "Ya tentu aja normal. Tapi untuk saat ini, Saya mau menyendiri dulu. Karena cinta hanya akan membuat otak saya kehilangan kemampuan berpikirnya. Belum bisa 'move on' juga sih. Hikh.. hikh.."

Narator: "Eh, punya mantan? Siapa deh. Ceritain dong!"

Zyu: "Gak usah deh. Dia udah 'gak ada' soalnya. Gak enak ngomongin orang yang udah gak ada."

Narator: "Oke deh, lanjut pertanyaan berikutnya. Sosok siapa yang saat ini kamu rindu?"

Zyu: "Hmmm... Ayah. Saya rindu sama Ayah. Jahat banget nih Author, Ayahku di bunuh. Hikh.. hikh.."

Narator: "Eh, maaf! Saya turut berduka. Oke pertanyaan selanjutnya. Apa yang membuat kamu menarik?"

Zyu: "Hmm... Apa ya? Mata mungkin. Karena mata saya berwarna hijau, mata yang sangat jarang dimiliki orang-orang."

Narator: "Oh, itu bukan 'soft lens' ya. Sugoiii."

Zyu: "Ini asli. Udah deh jangan diliatin aja. Lanjut pertanyaan berikutnya."

Narator: "Iya ia... Apa yang belum kamu dapatkan, dan bagaimana cara kamu mendapatkannya?"

Zyu: "Hmm... Mungkin merubah masa lalu. Karena dalam cerita nanti berlatar di masa depan. Jadi itu bukan sesuatu yang mustahil. Untuk mewujudkannya, selain jadi detektif, saya juga secara diam-diam mempelajari cara membuat mesin waktu."

Narator: "Wih, berat banget tuh. Terus kalau rencana itu gagal?"

Zyu: "Saya sudah berusaha semampu saya. Kalau gagal, lebih baik mati kayaknya. Tapi please! Jangan di buat gagal ya Author."

Narator: "Hehe.. Jangan sampe bunuh diri deh. Oke pertanyaan selanjutnya. Apa konflik yang paling berat yang diberikan Author?"

Zyu: "Hmm... Banyak banget kayaknya. Authornya jahat. Mulai dari Ayah yang dibunuh sama Author. Ibu juga dibuat depresi. Itu benar-benar kejam. Dan satu lagi, kenapa saya dibuat gak bisa 'move on'? Author memang terjahad. Hikh.. hikh.. Tapi gapapa, asal akhirnya nanti dibuat 'Happy Ending' ya!"

Narator: "Aku jadi terharu. Jahat bet Authornya.
Oke, lanjut aja ya pertanyaannya. Pertanyaan terakhir. Marah gak, Author buat nasib kamu sampe jungkir balik begitu?"

Zyu: "Pengennya sih marah. Tapi apalah daya, Saya hanya sebuah imajinasi. Asal Author seneng, Saya mah ikhlas-ikhlas aja.

Narator: "Sugoiii, oke segitu aja wawancaranya. Yang tabah ya Bang Zyu!"

#Rusmiati

Evaluasi MingguanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang