Happy reading! Sorry typo everywhere!
Biasakan klik ⭐ di pojok ya sebelum membaca. Permintaanku ini mudah kok, nggak sesulit membuat cerita 😊
***
Kamila dan Rio baru saja keluar dari sebuah toko buku. Masih dalam mode diam, gadis itu masuk ke dalam mobil.
Suasana kembali hening seperti tadi, namun ada sedikit yang berbeda dari sikap Kamila. Sepanjang perjalanan, gadis itu sesekali menatap lamat wajah Rio seolah ingin mengatakan sesuatu tapi ia urung kembali dengan mengalihkan wajah pada kaca mobil—melihat pemandangan luar.
Rio sadar akan hal itu dan ia akan tetap diam sampai Kamila berani untuk berbicara lebih dulu padanya. Ia ingin tahu, sejauh mana Kamila bertahan mendiamkannya.
"Om," panggil Kamila akhirnya, sementara hati Rio mencelos.
Huft, panggilan itu lagi!
Berarti benar bahwa ketika berbelanja di pusat perbelanjaannya tadi, Kamila tidak menyadari bahwa gadis itu memanggilnya dengan panggilan 'mas', bukan 'om'.
"Hmmm," sahut Rio malas.
Kamila mencibir mendengar nada suara Rio yang malas-malasan. "Nggak jadi," katanya dengan nada ngambek.
"Dasar anak kecil, masih suka ngambek aja kamu, dek,"
"Kamila udah gede tau!"
"Iya saya sudah tau kok. Sekarang ada apa Kamila? Kok manggil saya setelah mendiamkan saya cukup lama," Rio kembali bertanya ditambah dengan sindiran diakhir kalimat.
"Nanti pulangnya mampir buat beli keperluan di Lombok, ya. Kamila lupa beli tadi."
"Nggak minta maaf dulu?"
"Untuk apa?"
"Kita bukannya lagi marahan? Sejak berangkat kamu diemin saya terus kan. Kita baikan dulu, baru saya mau berbaik hati nganterin kamu."
"Huuu, harusnya om yang minta maaf. Kalau Kamila emang nggak cantik, ya bilang aja. Nggak usah pakai embel-embel 'lumayan' dan 'keliatan lebih cewek'. Emang selama ini penampilan Kamila kayak cowok apa?" emosi Kamila kembali tersulut.
"Iya nggak gitu. Maksudnya kan sehari-hari kalau keluar selain sekolah sukanya pakai celana dan bajunya kaos atau kemeja, terlihat simple kayak anak cowok. Apalagi kamu kan orangnya petakilan—astaghfirullah! Kenapa bahu saya dipukul, Kamila?" ringisnya. "Saya kan bicara jujur. Memang benar kan kalau kamu—" pria itu tidak jadi melanjutkan kalimatnya ketika mendapat pelototan tajam Kamila.
"Yaudah sekarang kita baikan. Aku minta maaf."
"Saya juga, ya, Kamila. Maafin saya,"
"Berarti bisa kan om Kamila beli keperluan buat di Lombok. Kan kita udah baikan,"
Rio tertawa. "Iya, bisa. Saya akan temani ke mana pun kamu ingin pergi bersama saya, Kamila."
***
Wisuda kakak iparnya telah selesai beberapa hari yang lalu dan kini bersama dengan sahabat Akmal dan Aliya, mereka sudah sampai di Lombok.
Amel, sahabat kakak iparnya berteriak senang begitu kaki mereka menginjak tepi pantai, melihat pemandangan alam yang begitu indah daripada deretan gedung pencakar langit di kota.
Gadis yang baru akan menginjak SMA itu pun tampak senang dan menghirup nafasnya dalam-dalam, menikmati oksigen yang begitu bersih tanpa tercampur polusi.
"Baru juga kemarin. Malamnya tiba-tiba aja kak Rayyan datang sama orang tuanya. Yey, gue gak jomblo lagiii. Week," suara riang Amel membuat Kamila menolehkan kepalanya pada rombongan mas dan mbanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/105455367-288-k772118.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
On the Way to Halal
Spiritual"Kamila, aku serius akan menjadikanmu halal untukku." -Arion Arshad Pradipta- • ARDICANDRA'S FAMILY SERIES MY 3RD STORY • Dilarang men-copy paste cerita ini karena ini murni hasil pikiran dan imajinasi saya. Allah Maha Melihat, Maha Meng...