Prologue

17.9K 1.5K 98
                                        

Bismillahirrahmanirrahiim.

Plagiarisme atau sering disebut plagiat adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri. Plagiat dapat dianggap sebagai tindak pidana karena mencuri hak cipta orang lain. [sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/plagiarisme]

Ini adalah murni karya yang berdasar pada imajinasi Ra. Walau belum mahir dalam menulis, namun tolong jangan plagiat cerita ini dan lapor jika ada yang memplagiat. Allah Maha Melihat lagi Maha Mengetahui 😊

Follow ig : im.hyera ❤

***

Happy reading and enjoy! Sorry typo everywhere! 🙏

Note : Akan ada beberapa perubahan tapi tidak terlalu signifikan dalam cerita ini. Stay tune!

***

"Kamu serius nggak, sih, sama aku?"

Pertanyaan itu terlontar pada kencan mereka entah untuk yang keberapa kalinya

"Kamu tau jawabanku, Sya. Aku serius sama kamu, apalagi yang kamu ragukan dariku?" Pria itu menjawab, memandang lekat manik mata kekasihnya.

"Kita udahan aja," putus gadis di hadapannya dengan mata yang sudah memerah, menahan tangis yang akan keluar.

Sontak sendok yang dipegang pria itu terjatuh. "Maksud kamu apa? Kenapa minta udahan?" Tak sengaja, perkataannya yang lebih mirip bentakan itu membuat gadisnya menangis.

"Kenapa kamu bentak aku?"

"Tasya, dengar. Maaf aku nggak bermaksud untuk bentak—"

Yang bernama Tasya menutup kedua telinganya, tidak ingin mendengar apa-apa lagi. Ia menangis dalam diam.

"Tadi kamu bertanya, apa yang aku ragukan darimu, kan? Aku meragukanmu, Yo! Kamu pernah bilang akan turutin permintaanku. Tapi untuk urusan yang seperti itu saja kamu malah diam."

"Aku belum siap menikah, Sya. Kamu tau itu, kan? Aku baru saja diangkat menjadi pemimpin perusahaan papa dan aku masih harus banyak belajar. Kita bisa menikah diumur kepala ti—"

"Itu yang aku ragukan darimu, Yo! Kamu nggak ngerti aku, mama, dan papa. Kamu kira, diumur segitu mama masih ada di dunia? Mama sudah sakit-sakitan ingin menimang cucu dan papa pasti akan menuruti keinginan mama sebelum nanti mama tiada! Nggak ada yang tau pasti kapan mama bakal menutup mata."

"Oke, Sya. Aku janji setelah perusahaan papa berkembang lebih baik lagi, kita bisa meni—"

"Nggak usah, Yo." Gadis itu berdiri dan menghapus air matanya. "Aku bakal menerima calon suami yang disiapkan oleh papa mama. Aku udah terlalu sering mengabaikan nasihat mereka. Kali ini aku nggak ingin mama kecewa karena keinginan beliau selalu tidak bisa aku penuhi. Lupakan 8 tahun kebersamaan kita, Yo. Aku permisi."

Rio menghela nafas kasar dengan kepergian kekasih, atau mungkin sekarang sudah bisa disebut mantan. Ada sesuatu yang terasa nyeri di dadanya.

"Oh, maaf. Ini ketinggalan." Tasya berbalik kembali dan menyerahkan cincin serta liontin couple dan beberapa lembar uang. "Biar makananku, aku yang bayar. Terima kasih atas 8 tahunnya, Arion Arshad. Semoga karirmu bisa sukses dan bisa menyusulku menikah, setelahnya."

Kata-katanya tadi seakan menampar wajahnya. Namun Rio berusaha tersenyum dan mencekal tangan gadis itu. Ia memeluknya untuk kali terakhir. Syukurlah Tasya tidak memberontak dan hanya terdiam.

"Semoga ini yang terbaik untuk kita dan kamu bahagia dengan calon suamimu nantinya. Aku cinta kamu, Kanaya Tasya Salsabila."

Mendengar pernyataan cinta tersebut, Tasya kembali menangis. Ia mencoba untuk menghapusnya dan segera melepas pelukan mereka. Tasya tidak akan kuat untuk melepas Rio jika seperti ini cara Rio melepas dirinya—memeluk serta menyatakan bahwa cintanya masih tetap ada untuknya.

Tasya berlari menjauh usai pelukan terlepas., Membuat Rio kini hanya bisa menghela nafas dan memandang sendu kedua benda bersejarah tersebut. Jemarinya mengelus tulisan yang terukir di sana dan ia hanya tersenyum lirih melihatnya.

Rio & Tasya. Always together.

***

Terima kasih bagi yang sudah membaca. Ditunggu vote ⭐ - komen atau kritik-sarannya. Karena itu adalah pembangkit semangat buat Ra untuk menunlis bagian berikutnya. Laff

18 Maret 2018

First publish : 18 April 2017

On the Way to HalalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang