Selamat membaca.
Sorry typo everywhere.
Ditunggu jejak mampirnya❤
***
"Tumben pulang ke rumah," sindir Widya pada putranya.
"Mama!" tegur Firman.
Rio menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal dan nyengir tidak berdosa. Memang selama ini ia lebih banyak menghabiskan waktu istirahat di rumah yang ia beli dengan kerja kerasnya sendiri.
"Maaf, ya, Ma." Dipeluknya Widya. Tidak lupa ia juga memberi kecupan singkat di pipi.
"Permintaan maaf diterima kalau besok kamu bawa calon mantu buat Mama."
"Ya Allah, Mama. Permintaannya nggak bisa diganti?"
Widya berkacak pinggang dan menatap putranya itu, "umur kamu sudah berapa, Arion? Hmmm?"
"Menuju 26, Ma."
"Nah, itu. Umur 26 tahun kami saja sudah punya dua anak. Kamu sekarang malah belum nikah. Mama pusing, Arion, ditanya melulu kalau lagi arisan."
"Ya, tinggal jawab aja kalau aku belum mau nikah, Ma," ujar Rio sembari menyendokkan nasi pada piringnya. "Lagipula mau nikah muda kek, nikah tua kek, yang nikah ini kan aku. Bukan teman-teman arisan Mama, kan?"
"Kita juga waktu itu nikah muda kan karena ketidaksengajaan."
Firman yang bermaksud membela anaknya malah mendapat tatapan tajam dari sang istri.
"Jadi Papa nyesel ya nikahin mama? Papa masih cinta sama Widi?"
"Mama, maksud papa tuh—"
Rio menggeleng-gelengkan kepala melihat mama papa yang berseteru. Ia sudah memaklumi dan memang ia sendiri mengetahui bagaimana mama dan papanya akhirnya bisa menikah.
Semua berawal dari Widi, adik mamanya yang merupakan pacar papanya kala itu meninggal dan menitip pesan pada Firman untuk menjaga dan menikah dengan kakaknya alias sang mama yang belum pernah pacaran sama sekali. Karena Widi tahu betul kalau Widya diam-diam menyimpan rasa pada Firman.
Walaupun memang tidak ada cinta pada awal pernikahan, tapi seiring berjalannya waktu dan Widya yang saat itu hamil dirinya, rumah tangga orang tuanya bisa awet hingga saat ini.
"Jadi, gimana permintaan mama yang tadi?"
"Itu terlalu berat buatnya, Sayang."
"Ssst, udah deh Papa jangan ikut campur dulu. Ini urusan mama sama Rio. Mama udah ngebet gendong bayi lagi. Pokoknya kalau besok kamu belum bawa, mama jodohin sama anak temen arisan Mama, ya."
"Ma—"
"Dihabiskan makannya, Arion. Keputusan tidak dapat diganggu gugat."
Jika Widya sudah berkata seperti itu, Firman yang sebagai suami saja tidak dapat berkutik, apalagi anak-anaknya.
"Iya, Ma."
***
Drrrt... drrrt.... Drrrt... drrrt....
Hp Kamila bergetar beberapa kali menandakan ada panggilan masuk.
Ia yang sudah ngantuk mempelajari materi biologi untuk ulangan harian besok dengan malas mengangkatnya.
"Assalamu'alaikum, Neng."
"Wa'alaikumsalam. Maeee, lo ganggu gue lagi belajar aja, sih. Gue kira siapa. Kok suara lo kalo ditelpon jadi berat gitu, ya?"

KAMU SEDANG MEMBACA
On the Way to Halal
Spiritual"Kamila, aku serius akan menjadikanmu halal untukku." -Arion Arshad Pradipta- • ARDICANDRA'S FAMILY SERIES MY 3RD STORY • Dilarang men-copy paste cerita ini karena ini murni hasil pikiran dan imajinasi saya. Allah Maha Melihat, Maha Meng...