Bab 12

7.4K 905 54
                                        

Selamat membaca.

Sorry typo everywhere.

Ditunggu jejaknya

***

"Permisi, dek. Maaf, lihat perempuan bernama Kamila Faiza nggak, ya? Kelas 10," tanya Rio.

Saat ini Rio memang sengaja menjemput Kamila. Namun sedari tadi ia menunggu, gadis itu tetap tidak ada sepanjang orang lalu-lalang keluar masuk gerbang sekolah.

"Kurang tau saya, om," jawab salah satu siswa yang ditanya Rio.

Ya Allah, gue masih muda, dek. Bukan om-om!

"Oh, yaudah. Makasih ya, dek."

Beberapa kali pria itu menanyakan keberadaan Kamila, namun nihil. Tidak ada yang tahu di mana gadis itu berada. Rio pun memutuskan untuk pulang ke rumah terlebih dahulu.

Mungkin aja si eneng pulang dulu kali, ya. Ganti baju.

Ia berusaha untuk berpikiran positif.

Mamanya bahkan sampai heran ketika ia kembali lagi ke rumah dengan keadaan pakaian yang masih rapi seperti ketika berangkat.

"Lah, nggak jadi pergi terus pulang bawa calon mantu buat mama, Arion?" tanya Widya.

"Belum nampak batang hidungnya doi tadi, Ma. Makanya pulang dulu."

Widya hanya ber 'ooo' ria dan kembali melanjutkan pekerjaan rumah tangganya.

"Eh, iya. Rio, jangan sampai lupa! Nanti kalau ke sana lagi, ingetin gadis itu untuk ketemu sama mama. Kamu nggak mau mama jodohin sama anaknya teman arisan mama, kan?"

"Iya, mamaku yang udah ngebet punya mantuuu," jawab Rio dengan sedikit sindiran.

"Bagus. Mama tunggu, ya, Yo."

Rio menggeleng pelan melihat tingkah ibunya yang begitu bersemangat menyelesaikan pekerjaan rumah tangga sebelum akhirnya mandi.

Ketika Rio tanya alasannya kenapa mamanya mandi lagi? Tentu saja jawabannya adalah jawaban khas Widya yang ngebet liat Rio nikah.

"Siap-siap, Yo. Dandan yang cantik buat ketemu calon kamu setelah sekian lama. Duh, mama nggak sabar, Yo."

Tuh, dengar, Neng. Kamu sekarang di mana, sih? Calon ibu mertua udah nggak sabar ketemu kamu, tau! Beliau aja nggak sabar, apalagi saya yang notabene calon imam dunia-akhirat kamu!

***

Sudah satu jam Rio berada di rumah sebelum menuju ke rumah Kamila. Ia pikir, perempuan pasti akan membutuhkan waktu lama dalam berdandan sehingga ia berusaha sabar menunggu.

Rio segera bersiap kembali dan keluar kamar. Terlihat mamanya yang sudah mandi dan berganti pakaian seolah siap menyambut 'calon mantu'nya.

"Udah siap buat berangkat lagi?"

"Nih, mau jalan."

"Eh iya, mama titip siomay depan mall yang biasanya kita ke sana, ya. Duh, mama ngidam banget itu, Yo."

"MAMA HAMIL LAGI?"

"Hush, kamu itu. Mama ini udah tua, tau! Kamu sana yang hamilin anak orang. Udah ah, buruan berangkat. Jangan lupa pulangnya bawain."

"Ih, mama ngomongnya. Yaudah, Rio berangkat ya, ma."

Usai mencium punggung tangan Widya dan mengucap salam, kendaraan Rio melaju cepat meninggalkan rumah.

***

Sepanjang perjalan menuju rumah Kamila, mulut Rio tidak berhentinya komat-kamit merapal do'a. Salah satunya do'a supaya Kamila cepat-cepat kesengsem dengannya.

On the Way to HalalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang