Happy reading! Sorry typo everywhere!
Biasakan klik ⭐ di pojok ya sebelum membaca😊
***
Dalam perjalanan pulang, pikiran Diego masih kacau mengenai pertengkarannya dengan Kamila tadi, ditambah dengan sosok laki-laki yang bersama gadis itu.
Motornya menepi perlahan. Ia takut kalau mengendarai dengan pikiran yang kacau hanya akan membuatnya mencelakakan diri sendiri.
Tidak jauh dari tempatnya menepi, terlihat seorang kakek berjualan buku tampak menawarkan pada lalu lalang orang yang lewat. Diego meringis melihat perjuangan kakek itu. Jangankan ingin menolak secara halus, untuk menoleh kepala saja—melirik buku kakek itu—juga tidak ada satupun yang melakukannya.
Wajah kakek itu tampak lelah, terlihat dari bulir-bulir keringat yang terus ia seka dengan lengan bajunya. Namun semangatnya tidak pernah luntur.
Hingga akhirnya, dengan pertimbangan beberapa detik, Diego memutuskan menghampiri sang kakek. Ia menunjukkan senyum ramahnya.
"Saya boleh lihat buku-buku yang kakek jual ini?"
Mata pria yang sudah lanjut usia itu berbinar. Ia mengangguk dan membiarkan Diego melihat-lihat buku yang dijualnya.
Diego sedikit terusik kala melihat buku 'Panduan Shalat dan Kumpulan Do'a dan Dzikir'. Ia jadi teringat Kamila dan mengambilnya tanpa ragu.
"Buat kakek saja," ujar Diego ketika melihat sang kakek terlihat bingung sebab uang yang diberikannya begitu besar dan ia pun belum ada kembalian karena bukunya belum laku terjual sedari tadi.
Usai kakek itu mengucap terima kasih Diego kembali berjalan menuju motornya. Ia memutuskan untuk pulang ke rumah dan segera membaca buku yang dibelinya.
Kali ini ia benar-benar penasaran dengan agama yang dianut oleh Kamila, mantannya.
***
Beberapa minggu kemudian, Stevi masuk ke dalam kamar anaknya. Ia mendecak karena kamar Diego begitu berantakan.
Stevi memutuskan untuk merapikan kamarnya. Baru saja akan melepas seprai kasur sang putra dan menggantinya dengan yang baru, mata Stevi sudah terbelalak kaget melihat sebuah buku yang begitu asing baginya.
Tak berapa lama terdengar suara Diego yang memasuki rumah sambil bersenandung kecil. Stevi bergegas menghampiri anaknya itu dengan wajah berapi-api.
"Diego, jawab mami. Ini buku apa?!"
Dengan kasar Stevi melemparkan buku tersebut ke lantai.
"Mami apa-apaan, sih. Emangnya kenapa kalau ini punya Diego?"
"Kamu yang apa-apaan! Buat apa kamu simpan buku yang kayak gitu, hah? Jawab mami, Diego. Jawab!"
PLAK
Rasa sakit menjalar di pipi Diego. Tamparan maminya yang keras membuat pipi laki-laki tersebut memerah.
"Mami akan adukan hal ini ke papi. Kalau kamu masih mau jadi anak mami dan papi, buang. Kalau perlu bakar buku itu," perintah Stevi dengan nada tegas.
Stevi meninggalkan kamar putra semata wayangnya dengan kilat marah yang masih terlihat jelas. Dari pancaran matanya juga kelihatan kalau Stevi sangat kecewa dan marah besar terhadap anaknya.
Diego mengambil buku 'Panduan Shalat dan Kumpulan Do'a dan Dzikir' yang tadi sempat dilempar Stevi, lalu menciumnya.
Ia tahu cepat atau lambat pasti mami papi akan tahu apa yang ia sembunyikan saat ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
On the Way to Halal
Spiritual"Kamila, aku serius akan menjadikanmu halal untukku." -Arion Arshad Pradipta- • ARDICANDRA'S FAMILY SERIES MY 3RD STORY • Dilarang men-copy paste cerita ini karena ini murni hasil pikiran dan imajinasi saya. Allah Maha Melihat, Maha Meng...