Bab 10

7.7K 908 44
                                        

Selamat membaca dan maaf typo bertebaran!

***

Senin, dua hari selang perginya ia kondangan dengan Rio, Kamila kembali masuk seperti biasa.

Sedang asik-asiknya menyalin jawaban pr kimia, sebuah kertas tiba-tiba saja jatuh di hadapannya.

"Mae! Kaget tau!"

Mayra yang ternyata menaruh kertas tersebut menyengir lebar, "sori, neng. Ini, nih, formulirnya. Kumpulinnya abis pulang sekolah aja. Sekalian ada rapat bahas qurban. Anak kelas 10 diikut sertakan jadi panitia."

"Qurban? Masih lama, kan?"

"Kepanitiaannya dibentuk dari sekarang, sayangku. Lagian satu bulan itu waktu yang cepet, loh. Udah tenang aja, lo nggak bakal nyesel. Kan ntar gue kasih tau kakel cogannya."

"Okey!"

"Ck, soal cogan aja lo semangat, ya. Inget, ghoddul bashar entar. Jangan kelamaan ditatap. Pandangan pertama itu nggak papa, yang seterusnya jadi dosa."

"Lah lo sendiri kan juga gitu, Mae."

"Ck, gue mah mandangnya biasa aja. Kalau lo kan pasti mandangnya sampai dipelototin."

"Maeee! Nggak gitu juga, kali! Gue kan cuman menghilangkan rasa penasaran aja. Jarang-jarang, kan, anak rohis ada yang cakep. Biasanya kan dominan di anak basket putra, sepak bola, atau voli."

"Heh, yang penting mah solehnya, neng! Nikah itu bukan perkara sama yang ganteng dan bisa dipamerin buat kondangan, tapi yang bisa menuntun dan sama-sama menggapai jannah-Nya," cibir Mayra.

"Kalau dua-duanya? Ganteng, iya. Solehnya hmm... lumayan? Kayak lagi proses hijrah gitu?"

Sahabat Kamila langsung mendelik, menatap penasaran, "hayooo! Siapa itu?"

"Eh? Eng... enggak, Mae. Cuman nanya aja," sanggah Kamila cepat dengan tatapan penasaran Mayra yang seolah menyiratkan bahwa ia sedang membicarakan seseorang.

"Ada yang lo sembunyiin, ya, neng? Ayo, cerita. Siapa yang dimaksud ganteng dan lumayan soleh?" desak Mayra.

"Iih, serius ini cuman nanya doang, Mae."

"Hmmm, beneran? Kok gue nggak yakin, ya?" godanya dan mendapat hadiah cubitan pada pipi tembam Mayra, "iya, iya, maap neng. Kalau ganteng plus soleh, berarti itu bonus yang Allah kasih."

Kriiing kriiing kriiiiiiiiiing

Bel masuk berbunyi membuat Kamila tersadar akan salinan jawaban pr kimianya yang belum selesai.

"Aaah, Mae sih pake ajakin ngobrol. Hush, hush. Sekarang gue mau fokus kerjain prnya dulu keburu bu Siti masuk,"

"Kebiasaan. Makanya kerjain pr di rumah. Jangan-jangan dua hari kemarin malah asik sama doi yang katanya ganteng dan lumayan soleh, ya? Yang lagi proses hijrah itu?" godanya lagi.

"MAAAEEE!"

***

Andi, selaku ketua rohis sudah lebih dulu berada di masjid bersama dengan anak kelas 12 lain yang merupakan pengurus inti.

"Gih, kumpulin dulu formulirnya. Sama yang itu, tuh, yang namanya kak Andi. Dia ketua rohis."

Mayra dan Kamila berjalan menghampiri Andi dan menyerahkan formulir tersebut.

Andi tampak senang dengan kehadiran anggota baru karena rohis mereka memang masih sedikit peminat. Walaupun begitu acara rohis tetap saja berlangsung lancar, tidak kalah dengan acara OSIS dan ekskul lain.

On the Way to HalalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang