Bab 9

7.6K 932 51
                                    

Assalamu'alaikum.

Happy reading! Sorry typo everywhere!

Jangan lupa klik ⭐ di pojok ya sebelum membaca dan tinggalkan jejak komentarmu di bab ini😊❤

***

"Apa yang anda rasakan sekarang calon penganten?" tanya Rio.

"Deg-degan gue. Takut salah sebut pas ijab."

Rio tergelak, "sampe nyebutin nama cewek lain, kelar udah pernikahan lo sama Ghea."

"Jangan do'ain kayak gitu, Yo. Kasian dia nggak jadi malam pertama nanti," tambah Akmal membuat ketiganya tertawa.

"Sialan lo, Mal. Gue aja nggak mikirin sampe ke arah sana! Ijab lancar aja udah bersyukur," kata Dio.

Akmal terkekeh.

"Cepet-cepet nyusul, ya, Yo. Kita berdua udah laku masa lo belum laku-laku. Habis ini perawatan biar tambah ganteng."

"Kampret. Itu do'a sekaligus saran apa do'a plus ngejek gue?" Rio meninju pelan lengan Dio.

"Yaudah sana lo berdua tunggu di gedung. Kasian juga, Mal, bini sama sahabatnya udah pada nunggu di mobil."

"Iya, bawel. Yaudah kita duluan ke gedung, ya."

Akmal dan Rio kembali ke mobil masing-masing setelah mampir sebentar melihat keadaan calon pengantin pria. Dio nantinya akan naik mobil bersama keluarganya menuju gedung tempat pernikahannya dengan Ghea dilaksanakan.

Dari keempat mobil, hanya mobil Rio yang tanpa 'penumpang'. Akmal bersama dengan istri dan anaknya, pun dengan Shila dan Ridho serta Amel dan Rayyan.

Nasib jomblo memang begini, batinnya saat melajukan kemudi paling akhir.

Drrrt ... drrrt ....

1 new message

Rio menepikan mobilnya lebih dulu dan membuka pesan tersebut saat tahu itu adalah pesan dari Kamila.

From : My Future (wife)

Mas Riooo telpon balik plz. Pulsa menipis, nih. Makin ganteng deh. Mwa. Makasih mas Rioku.

Bibirnya menyunggingkan senyum tipis melihat pesannya, terlebih kata terakhir dari sang pengirim pesan.

Dengan cepat ia menelpon gadis pujaan hatinya. Setelah mengucap salam, suara heboh Kamila menyambutnya membuat ia harus sedikit menjauhkan hp dari telinganya.

"Hwaa mas Rio beneran telpon balik. Kamila seneng banget, deh. Mas, jemput Kamila, ya, ya. Please. Mas Akmal jahat, ninggalin Kamila yang lagi mandi tadi."

Rio terkekeh kecil mendengarnya. "Kamu masih di rumah?"

"Iya. Mas Rio pasti udah ada di gedung? Maaf ya mas ngerepotin."

"Belum sampai gedung, kok. Masih di jalan. Tenang, mas rio-mu ini nggak keberatan kok kalau direpotin sama kamu, neng."

"Jangan ngeledek. Itu terpaksa tau, biar mas Rio mau telpon balik."

"Sesekali 'iya-in' aja dong, neng. Biar saya seneng."

"Tuh, kan. 'Saya' lagi."

"Enakan 'saya'. Nggak papa, ya?"

"Terserah, deh. Yang penting mas Rio jemput Kamila di rumah, ya. Mama papa nggak mau nganterin, nih. Maunya pacaran mulu."

Rio terkekeh, "iya, otw. Duduk manis aja, beberapa menit lagi sampai."

On the Way to HalalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang