Selesai kelas, tanpa diajak oleh Yuan Zong, Xia Yao menyeret dirinya untuk menemui pria itu dengan kemauannya sendiri. Terus terang, ia masih sedikit curiga dengan hidangan Yuan zong ini. Dia bersembunyi di balik pintu dapur, mengintip melalui celah pintu.
Tidak ada siapapun tapi Yuan Zong ada.
Akar teratai telah direbus sampai warna kemerahan sebelum pria itu mengangkatnya dari panci tersebut. Dia menunggu akar sampai dingin, lalu dengan terampil mengulitinya sebelum mengiris dengan ukuran lingkaran yang kecil, menempatkan semuanya dalam mangkuk. Pria itu terus menambah tumbukan gula batu, gula putih dan kayu manis, menutup pancinya sebagai tahap terakhir.
Ketika Xia Yao memfokuskan matanya pada pria itu tanpa berkedip sama sekali, Yuan Zong membalikkan tubuhnya ke si pengintip, suara kukuhnya memotong keheningan.
"Masuklah jika kau ingin melihatku, tidak perlu mengintip."
Lalu Xia Yao mendorong pintunya terbuka, sosok rampingnya sedikit bersandar. Meskipun tatapannya tidak diragukan lagi menunjukkan kekaguman yang tersembunyi, suara pria muda itu terdengar pahit, dapat dibilang sebagai kecemburuan atau penolakan.
"Sebuah keterampilan, huh?"
Yuan Zong melangkah maju di sampingnya, lengan berototnya menempel pada pintu tepat di samping kepala pria muda itu sambil tatapan waspadanya tetap tertuju pada Xia Yao.
"Semua ini karena aku bertemu dengan seseorang yang sulit untuk dibahagiakan."
Xia Yao dengan sengaja mengabaikan makna yang tersembunyi dari pernyataan itu, menepuk bahu seseorang yang lebih besar tersebut, dengan enggan mengatakan, "Terima kasih banyak."
"untuk apa kau berterimakasih padaku? Aku tidak pernah mengatakan aku membuat ini untukmu."
Tatapan Xia Yao seketika gelap, tangannya yang berada di bahu luas Yuan Zong mulai meremas.
Pria yang lebih tinggi itu menyingkirkan tangannya, lalu menggenggamnya dengan tangan ia sendiri, menatap pria dihadaoannya dengan tenang dan sedikit penuh cinta.
"Lain kali bilang saja jika kau ingin makan lebih banyak, jangan seperti tikus."
Xia Yao menarik tangannya jengkel.
"Kemana kau akan pergi pada 1 Oktober [1]?", Tanya Yuan Zong.
[1]: Hari Kemerdekaan Cina."Kami, polisi harus bertugas, hanya mendapatkan dua hari libur. Bukan hal yang baik untuk melakukan perjalanan jauh, bahkan tempat terdekat saja selalu padat oleh orang-orang. Mungkin aku akan nongkrong dan bermain kartu dengan rekan-rekanku"
"Nongkrong itu hanya untuk anak perempuan," Yuan Zong menjawab, "Aku akan membawamu ke suatu tempat."
Setelah menyelesaikan kalimatnya, Yuan Zong membawa Xia Yao ke garasi bawah. Di dalamnya ada dua mobil dan sepeda motor. mata Xia Yao menyala dengan kegembiraan tepat pada saat mereka melihat sepeda motor Harley berkualitas tinggi. Berlapis krom dan dilengkapi dengan komponen lain dari paduan aluminium, semua memancarkan aura yang menakjubkan. Warna, gloss, kuku, barang tambahan... membuat sepeda motor benar-benar indah mencolok.
Sebelum itu dalam film Hong Kong, hal umum untuk melihat adegan seperti: sekelompok pria yang menakjubkan dengan lencana elang, jas kulit hitam, sepatu dan sarung tangan, mengendarai puluhan sepeda motor yang kuat di jalan-jalan, benar-benar mendebarkan. Terutama bagi mereka yang lahir di tahun 80-an seperti Xia Yao, sepeda motor ini benar-benar gairah yang membara.
Tidak ada pria yang tidak pernah memimpikan tentang Harley dan Xia Yao tentu bukan terkecuali. Sejak usia tujuh belas atau delapan belas, beberapa kali ia membuat keributan untuk memilikinya, namun Ms Xia tidak ada waktu untuk memanjakannya. Sepeda motor semacam itu menyakiti mata banyak orang, karena benda itu memberi kesan playboy yang tak terkendali. Oleh karena itu, Xia Yao hanya memiliki kesempatan untuk menaikinya beberapa kali di klub, sampai sekarang dia tidak bisa mengingat kembali sensasi kesempatan langka itu.
"Bagaimana jika aku membawamu ke Yellow River bank untuk menghirup udara segar?" Tanya Yuan Zong, "Ini adalah apa yang pria sejati lakukan."
Xia Yao tentu saja tergerak, namun dia tidak mengatakan apapun, tangannya terus mencengkeram dan beristirahat pada dua pegangan motor. Pada akhirnya, ia tidak bisa menahan kegembiraan, meregangkan kedua kakinya saat ia duduk di atas sepeda motor mengerikan itu.
"Biarkan aku mencoba dulu."Yuan Zong melemparkan helm dan mata berjaga-jaga padanya. Kepala Xia Yao merasa sedikit berat setelah menggunakannya, namun ia bertahan sampai terlihat indah. Yuan Zong berdiri di satu sisi, mengamati seperti seorang pelatih. Xia Yao mengoperasikan sepeda motor, mempercepat, memutar sebelum mempercepatnya lagi. Penampilan yang tampan sempurna bergabung dengan sepeda motor itu. Setelah mengelilingi stadion, ia mempercepatnya ke jalan raya secepat kilat.
Mengendaraiya sampai beberapa mil, ia merasa belum puas, karena dadanya masih terbakar setelah melepaskan heml tersebut. Ia sangat gila akan kegembiaraannya, perasaan yang menyegarkan.
Yuan Zong tidak membuang waktu untuk kembali ke dapur, mengemas akar teratai gula kayu manis yang lezat dan membawanya.
"Jadi? Mau pergi?" tanya Yuan Zong.
Xia Yao menggerakkan kelopak matanya, suaranya menunjukkan dengan jelas kegembiraan.
"Aku ya tidak akan duduk di belakangmu, aku ingin satu lagi untuk membawanya sendiri."
"Sepeda motor ini dirakit sendiri olehku, salah satu dari jenis yang ada di seluruh dunia, kau tidak akan mampu membeli mesin yang fantastis seperti ini di mana saja."
Xia Yao memberinya tatapan tajam sekilas, "Kau bercanda, kan?"
"Jadi, mau atau tidak?" Yuan Zong melambaikan tas akar teratai yang baru dimasak, tindakannya sama seperti ancaman.
Xia Yao meraih pergelangan tangan Yuan Zong, mengambil akar teratainya sendiri. Sebelum pergi, ia melemparkan bahunya mendengus.
"Lihat nanti!"
*******************
Don't forget to VOTE and COMMENT!
KAMU SEDANG MEMBACA
Advance Bravely - Bahasa Indonesia
AksiJumlah Part: 215 Part (cerita utama) + 10 Part (epilog) Main Couple: Yuan Zong - Xia Yao Supporting Couples: Peng Ze - Li Zhenzhen; Xuan Da Yu - Wang Zhishui Sersan Xia Yao, yang lahir dalam keturunan kaya dan terkenal, adalah seorang playboy. Yuan...