Hari ini aku dan kak melody berencana untuk pergi ke Monas. Sesuai dengan janji kak melody jika aku diterima di SMA favorit maka ia akan menuruti apa yang aku mau. Dan dari dulu aku sangat ingin ke Monas. Aku memang tidak pernah ke Monas karena aku terlalu sibuk mengurusi hidup orang lain.
"Kak cepetan deh lama banget" dumalku kesal
"Yaelah dek kamu gak sabaran amat sih" jawabnya sambil mengunci apartemen
Kak melody sekarang memang tinggal di Jakarta, karena dia memutuskan kuliah di sini. Kalau ada yang bertanya apakah aku sedih jauh dengan kak melody? Aku jawab dengan pasti dengan kata 'iya'.
Kami pun mulai berangkat menuju Monas dengan hati riang gembira. Mungkin hanya berlaku untukku sih karena kak melody sekarang sedang cemberut, gara-gara alisnya beda sebelah.
Biarin lah toh itu juga bukan salahku, siapa suruh dia dandan selama seabad. Padahal tanpa make-up pun dia akan selalu terlihat cantik setidaknya mataku. Ini bukan bermaksud menggombal, aku hanya berbicara sesuai fakta yang ada.
Setelah menempuh perjalanan yang menyebalkan, dimana aku dianggap patung oleh kak melody, Sampailah kami di Monas.
"Turun!" suruh kak melody datar
"Yaelah kak masih aja marah" kataku sambil mencolek pipinya
"Apaan sih colak-colek" sungutnya sebal
Aku hanya tertawa melihat kak melody yang sedang memberengut, sungguh kak melody sangat menggemaskan. Pasti banyak cowok yang bertekuk lutut dengan kak melody, memikirkan itu membuat moodku hancur seketika.
"Kok malah kamu sih yang jadi cemberut" tanya kak melody masih dalam mode ngambeknya
Aku hanya meliriknya sekilas, aku benar-benar tak rela kalau sampai kak melody mempunyai pacar. Tapi aku juga tidak mau bertanya, aku terlalu takut menerima kenyataan.
"Harusnya kamu itu membujukku bukannya malah ikut ngambek" lanjut kak melody
"Iya deh maaf" kataku pelan
"Oke kakak terima permintaan maafmu, lagian kita mau bersenang-senang Kinal bukan malah marah-marahan, aku pikir kamu udah dewasa" katanya panjang kali lebar
"Pikiran kakak memang selalu salah kalau menyangkut tentang diriku" ucapku ambigu
"Maksud kamu?" Tanyanya kebingungan
"Eh emang aku ngomong apa? Lupain aja kak, ayo deh kita kan mau seneng-seneng" ucapku menarik tangan kak melody untuk berjalan beriringan.
Aku memandang dengan takjub bangunan didepanku. Salah satu bangunan yang sangat bersejarah bagi bangsaku.
"Menurut kakak Monas itu apa? Dan kenapa diberi julukan the sacred sextum?" Tanyaku pada kak melody yang masih terfokus memandang Monas.
"Ya bangunan bersejarah lah dek, dan istilah apalagi itu? Kamu kalau nanya suka aneh-aneh" jawabnya menatapku
"Kakak tau gak rahasia dibalik Monas?" Lanjutku bertanya lagi
"Tidak, memang ada rahasianya?" Kak melody kembali menatapku seakan meminta penjelasan
"Setiap bangunan pasti mempunyai rahasia tersendiri kak, mengapa mereka sampai diciptakan" kataku mencoba memberi pengertian
"Ih cepetan jelasin deh gak usah berbelit-belit, kamu tau kan aku tuh tipe orang yang penasaran nya pake banget" ucap kak melody yang membuatku tersenyum
Kak melody memang orang yang punya rasa keingintahuan tinggi, kalau aku sampai tidak menjawabnya bisa dipastikan dia akan bertanya padaku hal yang sama bahkan dulu pernah sampai sebulan.