Jalanan ibu kota pada sore hari memang selalu macet, bisa dibilang setiap waktu juga sih. Kalau bukan karena kak melody menyuruhku untuk menjemput nya, aku tak akan repot-repot keluar dari apartemen.
Mataku memindai kafe tongkrongan anak gaul ini dengan seksama, demi menemukan sang pujaan hati.
Aku mulai melangkah menuju dua sosok perempuan yang masih mengobrol dengan asik, seakan dunia hanya milik mereka berdua.
"Ehem" dehemku menyadarkan mereka bahwa ada seonggok manusia yang menunggu mereka peka.
Kak melody dan temannya menoleh ke arahku, kak melody mengisyaratkan ku untuk duduk disampingnya.
"Kamu mau pesen apa?" Tanya kak melody
"Gak usah kak, aku abis banget makan pas kakak telpon" kataku menjelaskan dan mencari posisi wenak.
"Kamu Kinal bukan?" Tanya teman kak melody
"Eh iya kak" jawabku kikuk
Aku melihat kak melody seakan meminta penjelasan, kak melody hanya tersenyum simpul.
"Melody sering cerita tentang kamu, dari cerita melody aku menyimpulkan bahwa kamu sangat cerdas ya" lanjutnya memujiku
Aku hanya cengar-cengir bangga, siapa sih yang tidak suka dipuji, apalagi dipuji didepan orang yang kau cinta.
"Bolehkah kakak bertanya 3 pertanyaan?" Tanyanya to the point
"Tara jangan nanya sama Kinal deh, dia masih kelas 2 SMA, lagian pertanyaan seperti itu harusnya kamu tanyakan kepada yang lebih ahli" ucap kak melody yang membuatku mengernyit bingung
"Kata kamu Kinal jenius, siapa tau dia bisa menjawab pertanyaan ku" ucap teman kak melody kekeh
Wajah kak melody sudah merah menahan emosi, sebelum kak melody membuka mulutnya, aku menyela "kalau aku bisa menjawab pasti aku jawab kak"
Kak melody memelototi ku tak setuju, aku hanya mengisyaratkan bahwa semua akan baik-baik saja.
Teman kak melody tersenyum miring, entah apa yang akan dipertanyakan nya.
"Kamu Islam?" tanyanya membuatku tambah bingung
"Iya kak" jawabku sambil melihat kak melody
Kak melody hanya mengidikkan bahunya seolah berkata 'suruh siapa tadi sok-sok an mau jawab'
"Kamu percaya tuhan?" lanjutnya lagi
"Eh iya kak" aku semakin bingung
"Aku tidak percaya tuhan" pernyataannya membuatku tercengang, apa-apaan ini.
Kak melody menatapku seolah mengatakan 'sudah kubilang!'
"Kakak atheis?" Tanyaku takut-takut.
"Benar sekali, aku harap kamu bisa menjawab 3 pertanyaan ku ini, dan semoga saja kamu masih yakin dengan keyakinanmu" katanya meremehkan ku.
Wah sembong sekali teman kak melody yang satu ini. Aku hanya tersenyum menunggu pertanyaan yang akan ia ucapkan.
"Masuk akalkah bila dikatakan bahwa Allah adalah yang pertama dan tidak ada sesuatu sebelum-Nya? Dan Pada tahun berapa Dia ada?" Ucapnya mengawali
Kak melody menatapku cemas, aku hanya tersenyum untuk menenangkan nya. Jadi berasa perang ini.
"Dia Allah ada sebelum adanya sesuatu" jawabku kalem
"Bisa berikan contoh yang jelas dari kenyataan" katanya memojokkan ku
"Kakak tahu tentang angka" tanyaku balik