Planned Failure

1.1K 118 0
                                    

"kenapa harus di Bandung ma?" Rengekku untuk kesekian kalinya.

"Biar mama sama papa bisa selalu ngawasin kamu" kata mama tegas.

"Aku udah besar ma, aku bisa jaga diriku sendiri" ucapku kesal.

"Jangan bantah mama!" Kata mama penuh penekanan.

"Aku hanya ingin belajar mandiri ma" cicitku pelan.

Papa dan kak vano hanya bisa terdiam menyaksikan perdebatan ku dengan mama.

Setelah kemarin aku dan kak vano berhasil meyakinkan papa tentang jurusan yang menjadi pilihanku, sekarang aku harus berjuang bagaimana caranya meyakinkan mama agar aku bisa kuliah di Jakarta. Karena mama tipe orang yang jika sudah mempunyai keputusan, maka susah untuk bisa diganggu gugat.

Tapi aku tetap tidak akan menyerah.

Tidak akan.

"Di Bandung! atau tidak sama sekali." Tekan mama, kemudian beranjak pergi meninggalkan ku.

Aku hanya bisa mematung.

"Turuti kata mamamu, dia hanya tidak bisa jauh darimu sayang" kata papa menenangkan ku yang tengah terisak.

"Tapi Jakarta kan gak jauh pa"

"Bagi mamamu itu jauh sayang"

Beginilah resiko terlalu di sayang mama.

"Maafin kakak gak bisa bantu kamu untuk masalah yang satu ini nal, kamu Taukan mama itu gimana" ucap kak vano menatap iba padaku.

Meyakinkan papa memang lebih mudah dari mama.

Aku mengangguk paham. Aku sangat tau mama. Tapi bukan Kinal namanya, jika tidak mempunyai rencana lain.

"Baiklah aku akan menuruti kata mama" ucapku mulai tersenyum penuh misteri.

"Bagus. itu baru anak papa, mama pasti senang" kata papa merangkul ku.

Sedangkan kak vano menatap heran padaku. Aku mengabaikan tatapannya

Kak melody......

tunggu aku di Jakarta.

Mau tidak mau, aku yakin mama pasti akan mengijinkanku.

--------------

"Kamu mau pesen apa?" Tanya kak melody.

"Bakso sama es jeruk" jawabku sambil duduk.

"Di food court gk ada es jeruk" kata kak melody menatapku jengah.

"Ada kak, pokoknya cariin!, Es jeruknya yang manis banget tapi ya" rengekku manja.

Kak melody menghembuskan nafas lelah. Lalu mulai berjalan memesan makanan.

Aku melihat punggung nya dari belakang dengan tersenyum.

"Dapet kak?" Tanyaku ketika kak melody mulai duduk.

"Iya, tunggu aja, lagian ngapain deh tiap makan di luar nyarinya es jeruk?"

"Ya biar gak gemuk kak"

"Kalau mau gak gemuk, jangan pesen es jeruk yang manis, tapi jeruk peres tanpa pakai gula sama sekali" jelas kak melody.

"Ah gak enak lah kak" ucapku cemberut.

"Katanya gak mau gemuk"

"Gak jadi lah, lagian badan segini mah udah seksi, banyak yang ngantri lagi" kataku dengan gaya super percaya diri.

Kak melody menatapku tak percaya, aku hanya terkekeh pelan.

Pelayan pun datang membawa kan pesanan kami. Mataku berbinar menatap bakso yang uap nya masih mengepul.

COWARD (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang