Keputusan

1.2K 118 11
                                    

Di sinilah aku
Di kota yang penuh dengan keindahan, kota yang penduduknya sangat ramah, kota yang menyajikan banyak sekali kuliner yang khas. Salah satunya gudeg.

Jogja.

Kota yang kuharap bisa membantuku melupakan tentang cinta, luka, dan semua kesakitanku.

Kota yang kuharap bisa membuatku bertemu dengan cinta yang baru.

Semoga.

Aku teringat bagaimana susahnya meyakinkan keluargaku untuk kuliah disini, apalagi kak melody.

Wanita itu bahkan sampai memohon-mohon padaku agar aku kembali ke rencana awal, tinggal di jakarta, bersamanya, dengan kak vano, suaminya.

Aku tersenyum kecut, mengingat semua itu.

" kamu bilang sama mama ingin di jakarta, tapi sekarang? Jogja? Sangat jauh nal" ucap mama tak setuju.

"Ini demi mimpi-mimpi kinal ma, tolong ijinin kinal ma, hanya 4 tahun" kataku memohon.

"Kamu bilang hanya?" ucap mama berkaca-kaca.

"Ma, sudahlah ijinkan kinal" kata papa mendukungku.

Aku tersenyum haru pada papa, akhirnya laki-laki keras ini mengijinkanku, setelah melakukan perdebatan yang panjang.

"Kenapa papa selalu mendukung kinal. Hah?" bentak mama.

Aku terperanjat kaget. Papa hanya tersenyum simpul.

"Ma, papa hanya ingin tidak memaksakan kehendak papa lagi. Cukup vano yang papa paksa mengikuti keinginan papa, kinal jangan. Mentalnya tidak sekuat vano"

"Mama taukan? Vano bahkan hampir depresi karena harus mengikuti keinginan papa, dan sekarang papa tidak mau kinal merasakan hal yang sama"

Mama hanya terdiam, seolah tersadarkan akan peristiwa yang dialami kak vano.

Papa memandangku dan kak vano secara bergantian. Kak vano meneteskan air mata, akupun juga.

COWARD (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang