"Kamu sudah lama?" tanyaku sambil duduk.
"Baru 27 menit yang lalu" ucapnya tersenyum.
"Bukannya aku datang 5 menit sebelum janjian ya?" tanyaku menatapnya bingung.
"Kamu memang tepat waktu, aku hanya tak ingin kamu yang menungguku, lebih baik aku" katanya tersenyum lebar, hingga dua lekukan di pipinya yang sangat dalam mencuat, menambah kadar kemanisannya meningkat.
Aku menatapnya penuh kekaguman. Laki-laki didepanku ini, memang sangat sempurna.
Dari caranya memperlakukanku selama 6 bulan ini, menimbulkan rasa kagum dalam diriku.
Tapi untuk cinta? Entahlah, rasanya hatiku sudah penuh dengan nama kak melody.
Saat ini, aku tengah berada di restoran yang dekat dengan tugu jogjakarta. Restoran ini bernuansa klasik.
Dengan warna putih pada bangunannya. Aku duduk di lantai dua, tempat yang sangat strategis dan romantis.
"Bagaimana perasaanmu?" tanyanya mengawali percakapan.
"Sangat senang" ucapku jujur.
"Bagus kalau kamu senang" katanya tersenyum.
"Juna, terimakasih" ucapku tulus.
"Untuk?" tanya nya menaikkan salah satu alisnya.
"Telah menerimaku dan masa laluku, telah memperlakukanku bagai seorang ratu, pokoknya banyak, gak bisa aku jabarin" kataku panjang.
Arjuna menatapku lekat, disertai senyum menawannya.
"Itu sudah menjadi keharusan untukku" katanya dengan memegang dua tanganku, yang berada di atas meja.
Aku membalas pegangan tangannya, menyampaikan rasa terimakasih ku yang mendalam.
Arjuna candra wijaya.
Laki-laki yang menerima ku dengan penuh ketulusan.
Aku bertemu dengannya, ketika aku mengantarkan temanku meminjam buku padanya.
Arjuna sang anak arsitektur, siapa yang tidak kenal dengannya. Mahasiswa paling ramah dan sangat tampan.
Baru satu minggu, aku masuk kuliah, teman-temanku telah heboh membicarakan tentang kakak tingkat semester tiga.
Awalnya aku biasa saja, tak memperdulikannya. Sampai aku benar-benar melihat wajahnya di depan mataku.
Arjuna.
Laki-laki dengan tinggi 187 cm, dengan kulit putih kemerah-merahan. Bibirnya merah, dengan lengkungan yang sempurna.
Hidungnya mancung, khas penduduk timur tengah, dengan bulu mata lentik, dan alis yang tebal. Matanya sangat teduh.
Jika ia tersenyum, dua lesung pipinya akan terlihat.
Wajah yang menawan bukan?!.
Aku akui, awal aku bertemu dengannya, aku sempat terpesona. Perempuan mana yang bisa berkedip, ketika melihat laki-laki yang nyaris tanpa cela, aku rasa, tak ada.
Arjuna orang solo, tapi dia masih mempunyai darah campuran. Ayahnya orang jawa asli, tapi ibunya pakistan.
Perpaduan yang sangat sempurna.
Arjuna menyatakan cintanya padaku, seminggu setelah kami bertemu.
Dia berkata, bahwa aku cinta pertamanya.
Heran? Tentu saja. Laki-laki setampan itu, tidak pernah jatuh cinta sama sekali.
Dan ternyata setelah aku telusuri, memang benar. Walaupun dia sangat ramah, tapi dia tak pernah menjalin hubungan dengan siapapun.