Lebih gila dari si majnun

1.1K 122 4
                                    

Hari-hariku masih berjalan seperti biasa, tanpa kak melody.

Aku menguap, lalu mulai bangkit dari tempat tidur.

Hari minggu, memang sangat membosankan.

Tutik pasti sekarang berada di ruang tv. Memang, biasanya anak kosku yang tidak pulang, pasti jika minggu, akan begosip ria sambil menonton tv.

Biasanya aku juga ikut, tapi aku sekarang sedang mager.

"Nalllll" teriak tutik dari luar.

"Apa woy?" balasku ikut teriak.

Dan pintu kamarku pun terbuka.

Deg.

Di pintu kamarku, terdapat seorang wanita yang sangat aku rindukan.

Wanita yang menempati seluruh hatiku.

Wanita yang menjadi nafasku.

"Kak melody" ucapku pelan memandangnya.

Kak melody langsung berjalan menghampiriku, dan memelukku dengan tidak erat.

Perutnya yang besar, menjadi penghalang antara kami.

Kak melody memang sedang hamil.

"Kamu jahat!" katanya sesenggukan.

Aku hanya diam, merasakan pelukannya yang selalu menenangkan.

Aku mulai melepas pelukannya, dan menatapnya "kenapa kakak ada di sini?".

"Gak boleh?"

"Bukan begitu, kakakkan lagi hamil tua, nanti kalau kenapa-napa gimana?" ucapku menatapnya khawatir.

"Kamu gak usah cemas, kakak ke sini sama vano, kakak rindu kamu" ucapnya yang telah duduk di kasurku.

Akupun mengangguk, dan mulai berjalan ke kamar mandi, meninggalkan kak melody.

Setelah selesai ritual pagiku, aku segera ke depan teras, dimana kak melody telah terlebih dulu ke teras, menemani kak vano.

"Kak vano" kataku memeluk rindu kakak tersayangku.

Aku tak pernah membencinya, walaupun dia telah mengambil orang yang paling kucintai.

Aku mengerti, karena kak vano tak pernah tau perasaanku yang sebenarnya.

"Kamu semakin kurus" kata kak vano memperhatikan badanku.

"Kinal sengaja kak" kataku cengengesan.

"Diet lagi kamu?" tanya kak melody menatapku tajam.

Aku hanya mengangguk takut-takut.

Takut sisi nenek sihirnya muncul.

"Kak melody, sama kak vano ngapain ke sini, dan kenapa gak bilang kinal dulu" ucapku mengalihkan perhatian.

"Melody yang mau, dari semalem ngerengek sama kakak, katanya ngidam ketemu kamu"

"Vano! Apa ih" ucap kak melody cemberut, dan mencubit perut kak vano.

Perut kak vano sekarang memang agak buncit, padahal dulu datar.

Mungkin dia terlalu bahagia, hidup bersama kak melody.

Lagi-lagi hatiku patah, menyaksikan kemesraan mereka berdua.

"Yaudah sekarang kamu siap-siap nal, kita jalan-jalan" ucap kak vano memerintahkanku.

"Mendadak banget kak, aku ada janji sama juna" kataku kaget.

"Kamu milih juna? Padahal nanti sore kakak udah pulang nal" ucap kak melody ketus.

COWARD (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang