Sang Pujangga

1.2K 131 3
                                        

Grusak-grusuk

"Astaga tasku ketinggalan, ini lagi sepatu mana deh" dumelku dengan berlarian disekitar kamarku.

"Kinal! kamu cepetan jangan lama-lama!" teriakan mama menggema ke seluruh penjuru rumah.

Aku semakin jumpalitan menyiapkan semua keperluan ku.

Pagi ini keluarga ku dan keluarga kak melody memang akan berlibur bersama. Dan ini sangat mendadak, Catat ya!.

Bayangkan saja, baru tadi malam keputusan ini diambil, dan paginya kami langsung harus berangkat ke Jogja. Kadang papaku terlalu gila, papa kak melody juga, tanpa berpikir panjang langsung menyetujui ucapan papa.

Apalah daya kami yang hanya bisa menurut kepada sang kepala keluarga.

Tapi sayangnya ada yang kurang, kak Dion tidak bisa ikut karena kak Mala sedang hamil tua.

Oh ya kak Dion sudah menikah setahun yang lalu, dan tahukah siapa istrinya? Dia adalah wanita yang waktu itu pernah menjadi korban keisengan ku, kak Mala.

Wanita yang berparas cantik, secantik perilakunya. Sungguh beruntung nya dirimu kak Dion.

------------------

Hatiku sangat senang sekali, aku sekamar dengan bidadari!.

Oh bidadari

Kau berparaskan melody

Oh kak melody

Parasmu yang rupawan

Menambah daya tarikmu

Aishhhh hari yang indah memang. Membuatku berubah seketika menjadi pujangga.

Kak melody

oh kak melody

"Kinal" suaranya yang merdu menggetarkan kalbuku

Aku menoleh kearah nya, dia berdiri di balkon dan dibelakangnya tersaji pemandangan pantai yang indah.

Rambut nya yang panjang dan hitam legam berkibar tertiup angin, midi dress putih yang terbalut dalam kulit kuning langsatnya, menambah kesan kesempurnaan.

Bibir merahnya menyunggingkan senyum merekah, wajah putihnya berseri-seri, tangan kanannya mulai terangkat menyisipkan helaian rambut yang berkibar di sekitar matanya.

Dan ini terjadi bak adegan slow motion.

Aku terkagum, aku terpana.

Aku terlena, aku terpesona.

Tak habis aku memuji makhluk nan elok didepanku.

Bahkan kurasa semesta iri menyaksikan pesonanya.

Oh kak melody

"Kamu kenapa Kinal?" Kak melody menatapku hawatir

Aku segara tersadar dari lamunanku "eh kak melody, aku gapapa kok" jawabku tersenyum canggung

" Kakak perhatikan kamu daritadi ngelamun Mulu deh, kenapa hmm?" Tanyanya lembut mengusap kepalaku

Dan lagi. Sengat listrik menjalar disekitar tubuhku, aku mencoba menetralisir dengan memegang tangan kak melody dan menggenggamnya.

Bodoh!

Sekarang justru jantungku melompat-lompat.

Sebelum aku pingsan dengan berdiri, aku menjauh dari kak melody.

Kak melody menatapku heran, aku mengisyaratkan bahwa aku sudah diujung tanduk. Taulah maksudku.

Aku segara menuju kamar mandi, membasuh wajah dan bercermin.

COWARD (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang