part one

694 57 1
                                        

15.00
Bandara Soekarno Hatta

Telah mendarat pesawat dari kota new york di lapangan bandara. semua penumpang di dalam pesawat itu telah mempersiapkan diri untuk segera keluar dari dalam. setelah semua keluar, mereka pun mengambil koper dan tas mereka yang telah di simpan di tempat penyimpanan pesawat, begitu juga dengan vanila.

lalu vanila segera berjalan pergi setelah mendapat tas nya, dia berjalan menuju ruang tunggu bandara, vanila mendorong kopernya yg berwarna hitam itu dan tas selempang nya yang berada di pinggang nya. dengan tatapan lurus nya dia berjalan menuju kesana tanpa melihat orang orang sekitar, mungkin dia menganggap hanya ia sendiri di bandara itu.

sampai di ruang tunggu vanila mendengar ada yang memanggil nama nya, ia pun berhenti dan menoleh ke sumber suara yang memanggil nya. dan mendapati seorang ibu yang usia nya lumayan tua lalu di belakang nya terdapat seorang pria dengan setelan baju hitam, vanila dapat bertanggapan kalau itu supir nya.

ibu itu sedikit berlari setelah memanggil vanila dengan cukup lumayan keras, lalu tepat di depan vanila ibu itu memeluk nya erat. bahkan vanila sedikit terkejut.

"this is you va...." ucap ibu itu di sela sela pelukan nya "omah kangen banget sama kamu"

tangan vanila telur membalas pelukan sang omah nya itu, tapi tetap wajah nya selalu menampilkan kedataran dan kaku, senyum pun tidak disaat omah nya memeluk nya.

omah nya melepas pelukan nya dan mengelus pipi chubby vanila, omah itu bernama hillary.
omah vanila yang tinggal di indonesia hanya seorang diri.
omah hillary tersenyum menatap cucu nya yang sangat di sayang nya berada disini untuk menjumpai nya, ralat bukan untuk menjumpai nya saja, tapi untuk tinggal bersama nya beberapa hari ke depan.

setelah itu omah hillary menyuruh supir nya yang bersama nya tadi untuk membawakan koper vanila ke mobil, dan omah hillary merangkul vanila dan membawa nya ke mobil mereka.

sepanjang perjalanan omah menatap vanila yang hanya terdiam saja sedari tadi di bandara, tatapan omah hillary berubah sendu melihat vanila terus seperti ini ternyata tidak ada perubahan nya, meskipun omah hillary selalu mengajak nya bicara tetapi jawaban vanila hanya sebatas menganggukan kepala saja. omah nya harus ekstra sabar menghadapi cucunya itu.

omah hillary mengira, cucunya yang dulu sangat manja kepadanya bakal tetap selalu ada, tapi pada akhirnya cucunya yang periang itu sudah hilang. yang hanya ada cucunya yang pendiam dan dingin.

tetapi omah hillary harus berjuang untuk mengembalikkan sisi vanila seperti dulu, gimanapun caranya. kalau tidak omah hillary akan memaksakan hatinya melihat vanila nantinya akan terkurung didalam sisi gelapnya itu selamanya.

sesampainya di tujuan. mereka tiba di perumahan yang lumayan sederhana tapi terlihat eksotis disana, dengan perumahan satu tingkat membuat perumahan disana jadi sedikit mewah dirasa.
mereka berhenti di suatu rumah, yang bercat hitam dan cream di sekelilingnya, sedikit besar dan mewah.

tapi yang lain juga hampir sama, cuma rumah omah hillary cukup besar.

mereka pun masuk ke dalam rumah itu, yang pertama kali dilihat oleh vanila isi dari rumah itu sangat rapi dan elegan, desain nya sungguh cantik dengan cat putih dan tosca di dinding. membuat vanila seperti di awan berada di dalam rumah itu

tak disangka omah nya bisa mengatur isi rumah ini sendiri, bahkan untuk wanita yang usianya sudah rentan.

lalu vanila di bawa ke kamarnya yang berada di lantai atas, pintu kamarnya berdominan putih.
omah hilary membuka pintu itu dan memperlihatkan isinya,

Vanilove || jadine storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang