Selesai jogging waktu pagi di hari Minggu, Yosi memutuskan mampir sebentar ke sebuah minimarket yang dia lewati. Dia mengambil satu botol minuman dingin lalu menghampiri kasir. Di saat yang sama, dua orang pria masuk juga ke minimarket itu sambil mengeluarkan gurauan lalu tertawa bersamaan. Yosi sama sekali tidak menghiraukan dua orang itu hingga akhirnya mendadak tanpa dia sangka sebuah tangan menepuk pinggulnya.
Yosi sontak menoleh ke belakang, dan yang ada, dua orang itu berlalu begitu saja, bersikap seolah mereka tidak melakukan apa pun tadi. Kening Yosi mengernyit tidak suka.
"Berhenti!" seru Yosi memanggil.
Dua orang itu langsung menoleh.
"Siapa yang tadi nyenggol saya?"
Lebih dulu saling berpandangan dengan alis terangkat, kedua pria tadi tiba-tiba tertawa keras-keras. Saking gelinya hingga memegangi perut dan membungkuk, membuat wajah mereka memerah. Setelah agak mereda, mereka lalu mendekati Yosi. Salah satunya bahkan berani mencoba mengusap wajah cewek itu dengan tangan mereka.
"Cantik-cantik, galak banget. Tapi nggak apa-apa, gue suka," kata orang itu dengan terkekeh.
Yosi membalas pujian tadi dengan senyuman yang manis. Namun detik berikutnya, senyuman itu lenyap dan dalam satu sentakan, tangan orang tadi langsung dia pelintir kuat. Sangat kuat hingga membuat orang itu berteriak keras kesakitan. Terperanjat, pria satu lagi langsung bertindak hendak melepaskan pelintiran Yosi dari kawannya. Tapi sebelum orang itu sanggup melakukannya, Yosi langsung menendang tubuhnya tepat di bagian perut. Badannya terpental ke belakang dan dia pun mengerang.
"Om-om mesum sialan...," komentar Yosi menggumam tanpa melepaskan pelintirannya. Saat itu juga, dua orang pria lagi masuk dan terkejut melihat kawan mereka sama-sama diberi pelajaran oleh Yosi.
"Ada apaan nih?" tanya salah satunya yang tampak marah. Dia berniat membalas Yosi dan bersiap dengan meremas kedua tangannya.
Saat Yosi akan menjawab pertanyaan itu, masuk beberapa cowok yang sangat familiar untuknya kini. Totalnya ada tujuh orang. Salah satunya Yosi kenali sebagai anggota baru kelompok ini. Seorang cowok botak yang berdada bidang dan sepasang lengan berotot yang membuat penampilannya mengagumkan. Dengan tinggi serta besar badannya, orang yang pertama melihat akan mengira cowok itu beberapa tahun lebih tua dari Yosi dan yang lain. Nyatanya cowok itu—Davi—merupakan adik kelas mereka.
Raut wajah Ares tidak berubah. Sama seperti sebelum mereka masuk ke minimarket itu begitu melihat Yosi masih tetap memelintir tangan seorang pria brewok. Cowok itu menghela napas panjang sambil menggaruk belakang kepalanya. Dia sangat mengenal Yosi. Cewek itu tidak akan mencari gara-gara duluan kalau tidak disulut.
"Mereka ngapain tadi?" tanya Ares.
"Pegang-pegang bokong gue," jawab Yosi jengkel.
"Bener-bener pinggiran.." Ares menggumam mengomentari kelakuan orang-orang itu.
Yosi mendorong orang yang dipelintirnya tadi menggunakan kaki hingga jatuh dan kepalanya sedikit membentur rak makanan. Melihat kejadian itu, petugas kasir tambah menciut di balik mejanya. Dua orang yang diberi pelajaran oleh Yosi tadi memiliki besar tubuh hampir tiga kali badan Yosi. Karenanya, komplotan pria-pria itu mempertimbangkan berpikir ulang untuk mencari gara-gara dengannya. Namun karena dikalahkan gengsi, akhirnya mereka sepakat untuk membalas.
"Kalian udah berani hajar temen kita, kalian musti bayar itu," kata salah satu dari mereka yang punya wajah beringas.
"'Kalian'?" ulang Yosi. Dua sudut bibirnya terangkat membentuk seulas senyum. "Yang hajar mereka berdua cuma gue lho," katanya meralat. "Tapi kalau kalian mau nerusin, ujung-ujungnya bukan cuma gue, tapi mereka." Mata Yosi pun menyorot pada cowok-cowok kelompoknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallen Angel
ActionStatus: COMPLETED Setelah sadar dari koma dan mendapati diri lupa nyaris segalanya, Yosi dihadapkan dengan Rian--cowok yang paling ditakuti seantero sekolah dan pentolan geng pembuat onar di kotanya. Cowok itu memperlakukannya seperti boneka, di sat...