Haloo, Jangan lupa vote dan komentarnya ya. Terima kasih
***
Ella Salsabila, perempuan karir berusia dua puluh tujuh tahun. Setiap hari dituntut untuk segera menikah. Bukan keinginan Ella untuk belum menikah sampai saat ini? Tolonglah para saudara-saudara yang baik hati serta tetangga dari blok A sampai Z untuk tidak menanyai kapan Ella menikah.
Terkadang pertanyaan itu membuat jiwa dan batin Ella keluar dari orbit aslinya. Tidak tahukah mereka jika Ella juga ingin menikah. Sel telurnya juga ingin dibuahi haha.
Melihat teman-teman seperjuangan saat masa-masa perkuliahan sudah mulai menikah, bahkan ada yang sudah memiliki anak membuat jiwa perempuan Ella meronta-ronta. Ingin rasanya menangis dipojokkan karena selalu dianggap pilih-pilih. Padahal Ella tidak pilih-pilih, tapi tidak juga asal pilih. Pokoknya begitulah.
Seperti pagi ini, entah ada urusan apa sampai adik kandung Ibu Ella datang ke rumah. Catat, masih pagi bahkan dia belum mandi sama sekali. Ella memanggilnya dengan sebutan Tante Erni.
"Perawan kok belum mandi," sindir Tante Erni.
Ella melongo, ucapannya licin sekali seperti perosotan. Apa salahnya jika Ella belum mandi? Tolonglah wahai manusia-manusia yang selalu berkomentar tentang kehidupannya. Kapan kalian akan berhenti?
"Emang anak Tente jam segini udah mandi?" balas Ella.
"Udah dong. Eh iya, Bella mau dilamar sama TNI loLa. Pintar sekali anak tante cari suami!"
Mulai, mulai lagi untuk membanggakan sang anak. Kadang telinga Ella sampai panas mendengarkan ocehan Tante Erni dari A sampai Z. Tidak jauh-jauh dari pembanggan diri. Jika Ella menikah nanti, Ella tidak mau tinggal disini. Malas saja apa-apa dikomentari dan diceritakan.
"Wah bagus sekali, kapan lamarannya?" tanya Ella seramah mungkin
"Dua hari lagi, makanya mau konsul sama Ibu kamu dulu. Pusing tente ngurus begituan."
Alah, duitnya kan banyak kenapa tidak sewa jasa penyedia segala bentuk tetek bengek lamaran. Ini malah pagi-pagi sudah sibuk sendiri. Ibu juga malah meladeni adiknya sendiri, padahal Ayah butuh di perhatikan juga pagi-pagi begini.
"Oh ya, kamu kapan nikah? Umur juga udah matang, jangan sampai jadi perawan tua lo."
Itu mulut tidak ada di filter sekali, Ella hanya bisa menguatkan diri agar tidak lepas kontrol. Jangan sampai Ella mengeluarkan jurus seribu bayangan. Akan hancur negara konoha nantinya. Apakah seorang perempuan sudah berumur dua puluh tujuh tahun tetapi belum menikah merupakan sebuah kesalahan? Tentu saja tidak, lantas kenapa Ella selalu ditanya-tanya begini.
"Doakan saja Tante..." jawabnya tidak niat. Ella mengambil susu kotak di dalam kulkas dan menuangkan ke gelas.
"Doa saja tidak cukup, padahal cantik tapi nggak pernah bawa pacar ke rumah," gerutu Tante Erni lagi.
Ais, pacar-pacar. Ayah saja marah jika ia pacaran, ini malah menyuruh dirinya pacaran. Ada-ada saja, Ella ingin membalas namun ayah sudah langsung bermain mata seakan-akan mengatakan kepada Ella untuk tidak menjawab padahal mulutnya sudah gatal sekali.
"Kamu nggak kerja hari ini?" ujar Ibu mengingatkan.
"Kerja, Bu."
"Terus kenapa belum mandi?"
Ini adalah cara Ibu untuk membuat Ella menjauh dari jangkauan tante Erni, kalau tidak dijauhkan pasti nanti sindirnya kemana-mana. Ya jelas Ibu dan Ayah tidak jauh berbeda, mereka tidak mau membalas setiap perkataan orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Look At Me! [END]
Teen FictionTAHAP REVISI Satu jurusan dan satu kelas dimasa kuliah membuat Ella dan Zaki saling mengenal satu sama lain. Bahkan mereka berteman sebagaimana orang-orang pada umumnya. Tidak hanya sampai disitu, setelah lulus kuliah mereka ditakdirkan bekerja dipe...