Part 11

20.8K 1K 107
                                    

Ella tidak sadar jika grab sudah berhenti di depan rumahnya, ia baru sadar ketika driver memberikan informasi. Tentu saja Ella langsung tersenyum canggung dan menyimpan ponsel yang sejak tadi menemani dirinya. Ella mengucapkan terima kasih kepada driver grab yang sudah selesai melaksanakan pekerjaannya. Mata Ella menangkap sebuah mobil yang baru terparkir di depan rumahnya. Siapa lagi kalau bukan abang kedua yaitu Baizhan. Ella tidak peduli, ia segera melangkah masuk ke dalam rumah. Namun baru beberapa langkah, tubuhnya tertarik ke belakang. Ella hampir terjatuh jika orang yang ada di belakang tidak punya hati.

"Abang!" teriak Ella dengan suara lepas.

"Apa?" Baizhan yang menjadi pelaku utama malah pura-pura tidak tahu. Sungguh drama yang patut untuk ditonton ratusan bahkan ribuan episode.

"Aku nggak mood adu gulat, jadi nggak usah mancing." Ella kembali bangkit setelah beberapa detik lalu sempat oleng.

"Sensi amat Buk, keburu tua baru nangis." Baizhan tidak pernah berhenti untuk menjahili Ella. Apa setelah Ella menikah juga demikian, entahlah.

"Abang kenapa sih?" tanya Ella geram sendiri. Setelah bertemu dengan  Zaki di kantor, sekarang ia malah bertemu dengan Baizhan yang sifatnya tidak jauh berbeda dengan Zaki. Kenapa orang-orang disekelilingnya Ella harus seaneh ini? Dia sampai tidak bisa berkata-kata.

"Aku?" beo Baizhan sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Iya, terus siapa lagi?"

"Kirain anak tetangga," balas Baizhan dengan wajah polos. Entahlah, wajah Baizhan bisa berubah-ubah dalam beberapa detik. Kadang polos, kadang ngeselin tidak jelas dan masih banyak ekspresi lainnya.

"Udah deh, pulang sana!" Ella segera mengusir sang Abang agar bisa segera pergi dari rumah milik orang tuanya.

Baizhan tidak akan mendengarkan sang adik, ia malah makin menjahili Ella. Bagi Baizhan menjahili Ella adalah kesenangan tersendiri. Dia melaksanakan peran Abang yang cukup baik. Ella bahkan ingin menukar sang Abang di marketplace shopee.

"Emang ini rumah kamu?" tanya Baizhan sambil tertawa mengejek.

"Nggak sih, tapi ini rumah ayah dan ibu aku!" Kedua tangan Ella terlipat di atas dada.

"Ayah dan ibu aku juga woi!" balas Baizhan mengingatkan sang adik. Jika orang tua mereka mendengar obrolan tidak faedah seperti ini, maka tubuh mereka akan basah karena tersiram air.

"Sabar Ella...sabar," lirihnya dengan suara pelan. Ella bahkan mengelus dada berulang kali agar tidak terpancing emosi. Siapapun kalau sudah lelah pasti emosinya mudah terpancing. Sebelum itu terjadi, lebih baik Ella mengendalikan diri.

"Abang mau sombong atau gimana?" ujar Ella sambil menatap mobil Baizhan.

"Maksudnya?" Baizhan tidak mengerti perkataan sang adik.

"Rumah abang sama rumah ini  cuma beda blok, kenapa pakai mobil segala?" Ella tidak habis pikir. Ia tahu jika mobil itu masih tergolong baru, mungkin plastik bagian dalam belum sepenuhnya terbuka.

Baizhan menggaruk kepala yang tidak gatal. "Aku baru pulang kerja," ujarnya santai.

Ella mengepalkan tangan. "Kenapa nggak bilang?"

Please, Look At Me! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang