Pukul sebelas lewat, Fikri dan Ella baru sampai di rumah. Tentu saja suasana rumah sudah sepi. "Mobil Bang Baiz gimana?" tanya Ella."Biar di sini dulu," jawab Fikri.
Mereka masuk rumah secara perlahan-lahan. Fikri dan Ella tidak mau mengganggu keluarga yang lain jika mereka tengah beristirahat.
"Baru pulang?" tanya Ayah. Ternyata beliau belum tidur sama sekali
"Iya Yah, maaf karena kami pulang terlalu malam." Fikri langsung minta maaf. Ayahnya selalu seperti ini, beliau akan menunggu sampai anak-anaknya sampai di rumah.
"Tidak apa-apa, langsung tidur saja ya." Ayah tidak ingin Ella kecapekan, apalagi keesokan harinya Ella harus berangkat kerja.
"Oke Ayah." Ella pamit ke kamar, ia merebahkan tubuh di atas ranjang. Lihat saja, Ella belum mengganti pakaian dan mencuci wajah. Ternyata jalan-jalan juga membuat tubuh menjadi lelah.
"Apa benar dia?" Lirih Ella yang teringat tentang kejadian beberapa waktu yang lalu. Jika Hendra memang sudah pulang, apa pendidikannya sudah selesai? Pikiran Ella mulai berkelana kemana-mana. Kenapa juga Ella selalu ingat tentang Hendra? Dia juga tidak mengerti dengan dirinya sendiri.
Ella bangkit dari ranjang, ia langsung mengganti pakaian. Saatnya mencuci wajah, berwudhu dan pakai skincare. Ella butuh istirahat sesegera mungkin, jangan sampai esok hari dia terlambat bangun. Bulan ini Ella sudah terlambat beberapa kali, jika begini terus bisa-bisa gaji Ella tidak memiliki nilai lagi.
Ella membaringkan tubuh. Tempat tidur adalah tempat terbaik untuk sekarang. Tidak perlu waktu lama, Ella sudah menyapa alam mimpi.
Waktu terasa cepat berlalu, buktinya Ella merasa jika baru saja memejamkan mata tapi pintu kamar sudah di gedor oleh orang yang berada di luar. Ternyata sudah masuk waktu subuh. Ella begitu berat untuk bangun tapi suara dari luar tidak kunjung menghilang. Ella menutup telinga dengan bantal. Namun cara itu tidak berhasil, akhirnya dia menjawab suara dari luar.
"Aku udah bangun, Yah..." ujar Ella dengan suara khas orang bangun tidur.
"Jangan tidur lagi, shalat dulu." Seperti biasa, sebelum berangkat ke masjid maka Ayah atau Ibu akan membangunkan Ella lebih dulu.
"Iya Ayah..." Ella mengatakan dengan mata terpejam. Cukup sulit melawan godaan tempat tidur yang selalu menjadi tempat nyaman jika subuh begini. Ucapan Ella tidak sama dengan kelakuannya, lihat saja matanya sudah kembali terpejam.
"Ella!" teriakan kembali terdengar. Kali ini suara Ibu yang muncul.
"Kamu jangan tidur lagi, buruan bangun!" Ibu menggedor-gedor pintu. Ella tidak bisa melanjutkan tidur, ia lantas memaksakan tubuh untuk bangkit dari ranjang. Ella jalan perlahan-lahan ke arah pintu kamar dan membuka kuncinya.
"Aku udah bangun, Bu," ujar Ella setelah membuka pintu. Mata Ella hanya satu yang terbuka, satunya lagi masih tertutup.
"Shalat dulu, jangan tidur lagi."
Ella mengangguk. Ia langsung masuk ke dalam kamar mandi. Membersihkan diri sebelum mengambil wudhu. Setelah selesai, Ella langsung menunaikan ibadah shalat subuh.
Pagi-pagi kondisi rumah sudah sangat ramai. Apalagi bagian dapur, Ibu sudah sibuk memasak. Ella lantas keluar dari kamar. Ia menuju ke arah dapur. "Masak apa, Bu?" tanya Ella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Look At Me! [END]
Teen FictionTAHAP REVISI Satu jurusan dan satu kelas dimasa kuliah membuat Ella dan Zaki saling mengenal satu sama lain. Bahkan mereka berteman sebagaimana orang-orang pada umumnya. Tidak hanya sampai disitu, setelah lulus kuliah mereka ditakdirkan bekerja dipe...