🐧 Chapter 18

366 78 11
                                    

"Hye!" Kak Youngmin meneriaki Sohye sedetik setelah gadis itu melewati gerbang.

Sohye langsung aja menoleh ke arah kak Youngmin. "Ada apa kak?"

"Lo bisa gak, benerin proposal?" Tanya Kak Youngmin to the point.

"Lah bukannya udah gue revisi ya, bang?" Tanya Sohye bingung.

"Iya.. tapi ada yang kurang Hye. Alur lomba dan gelar kepsek." Jelas kak Youngmin.

"Hm.. yaudah. Nanti gue kirim lewat email aja ya, bang. Malam nanti."

"Hehehe, makasi ya Hye." Bang Youngmin langsung saja berlalu pergi.

Sohye menghela napas berat. Disimpannya flashdisk itu di dalam saku dan segera menuju kelas ujiannya.

Yap, ujian semester sedang berlangsung. Namun, Sohye tetap sibuk untuk mengurusi segala perlengkapan classmeeting.

"Hye!" Kali ini, Sohye melihat Euiwoong berlari dari lantai dua menuju Sohye yang masih berada di lapangan.

"Ada apa?" Tanya Sohye ketika Euiwoong sampai di depannya.

"Laporan jurnal kelompok lo sama Haknyeon hilang!" Lapor Euiwoong panik.

"Lha kok bisa??" Seru Sohye yang langsung panik gitu.

"Nah masalahnya flashdisk yang lo kasih itu hilang. Maafin gue Hye, gue ga sengaja ngehilanginnya."

"Bukan itu masalahnya, Ung.. gua ga ada salinannya di leptop._." Gumam Sohye takut.

Euiwoong sudah setengah cemas, apalagi Sohye yang benar-benar cemas sekarang.

"Gini aja, lo masih nyimpen oret-oretnya ga?" Ucap Euiwoong mencoba untuk memberikan solusi.

"Iya.. masih ada sih._."

"Kalau begitu, ntar malam tolong lo ketikin terus kirim ke gue lewat email. Nah, biar gue yang ngeditnya." Cerocos Euiwoong.

Sohye hanya mengangguk-angguk mengiyakan ide Euiwoong itu.

"Maaf gue ngerepotin lo Hye." Ucap Euiwoong sambil menepuk-nepuk pundak Sohye.

"Gapapa."

Jujur, Sohye sudah mencapai titik jenuhnya kali ini. Masalah Ekskul, OSIS, belum lagi ujian Matematika peminatan dan Kimia yang mau dihadapinya hari ini.

🐷🐧🐷🐧🐷🐧

"Waktunya habis, silahkan kumpulkan lembar jawaban kalian."

Dengan tampang kusut Sohye berdiri dari tempat duduknya dan memberikan jawaban serta soal kepada Pak Dongho, guru yang menjadi pengawas ujiannya hari itu.

Setelah menyalami tangan Pak Dongho, Sohye kembali duduk di tempatnya.

Semua orang yang ada di kelas itu mulai berkemas dan sesegera mungkin meninggalkan ruangan ujian. Termasuk Woojin--yang satu ruangan dengan Sohye ujiannya-- mulai membersihkan barang dan mengangkut tasnya.

"Hye, lu ga pulang?" Tanya Woojin melihat Sohye yang masih setia di tempat duduknya.

"Hye?"

Sohye sama sekali diam dan tak membalas apapun perkataan Woojin. Akhirnya Woojin menyerah dan memilih duduk di bangku guru.

Akhirnya benar-benar mereka yang tinggal di dalam ruangan itu.

"Jin.." inilah kata pertama yang keluar dari mulut Sohye.

Woojin yang mendengar Sohye mengucapkan kata pertamanya itu langsung menghampirinya. "Ada apa?"

"Bahu." Jawab Sohye cepet.

Jika Sohye sudah bilang begini, maka Woojin sudah mengerti kalau Sohye akan menangis sekarang.

Maka dari itu, cowok itu langsung duduk di sebelah Sohye.

Di keheningan itu, Sohye mulai menangis. Bersandar di bahu Woojin. Woojin merasakan bahwa bahunya mulai basah. Ia penasaran apa yang membuat Sohye bisa menangis seperti ini. Namun, Woojin tak bisa menanyakannya. Ia harus menunggu tangis Sohye mereda terlebih dahulu.

Sementara itu Sohye menangis sejadi-jadinya. Tangis yang sudah ia tahan dari tadi pagi itu luruh tepat di bahu sahabat kecilnya itu. Gadis itu mulai merasakan kepalanya diusap-usap. Pastilah Woojin yang mengusapnya.

Lima menit terasa lama. Setelahnya, tangis Sohye mulai mereda.

"Hye, ada apa?" Tanya Woojin lembut.

"H.h.h... bentar." Ucap Sohye tersedu-sedu. Ia mulai menghapus bekas air matanya.

Woojin menunggunya dengan sabar.

"Jadi gini. Gue sedang capek, Jin." Ucap Sohye mengawali ceritanya.

"Tadi kak Youngmin bilang proposal ada yang kurang. Trus Euiwoong tadi bilang kalau dia ngehilangin flashdisk gue yang isinya laporan ekskul jurnalistik. Trus besok ujian Fisika ditambah Sejarah. Gimana aku ga stress coba.."

Tangis Sohye mulai pecah lagi. Woojin merasa iba. Akhirnya, ia hanya bisa memeluk Sohye untuk memberikan gadis itu ketenangan.

Jauh dari pandangan... ada seseorang yang teriris melihat kedua bersahabat itu.

Jin, maaf kemeja lo basah gegara gue. - Sohye

Kasihan gue sama Sohye, tapi lebih kasian hati gue yang ga pernah digubris perasaannya. - Woojin

Miapah hati gue sakit ngeliat Sohye nangis di pelukan Woojin - Haknyeon.

🐷🐧🐷🐧🐷🐧

Maafkan aku yang kerjaannya update ini mulu :3 soalnya lagi kejar target buat ngepublish work baru hehe :3

Headset (학년 , 소혜) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang