2. Mencari-cari Kesalahan

4.9K 721 95
                                    

Aku paling benci hari selasa. Kenapa? Karena ada praktikum biologi, dan saat praktikum pasti bertemu dengan Si asisten galak dan menyebalkan Jung Jaehyun. Hari lain ada juga praktikum, tetapi tidak semenyebalkan praktikum biologi.

Hari selasa menjadi hari paling sial dalam seminggu, setiap praktikum biologi pasti ada saja kesalahan yang terjadi padaku dan kelompokku, dan ujung-ujungnya pasti hukuman menanti, padahal aku sudah sangat hati-hati. Aku selalu berusaha mendapat nilai yang bagus dan menjauhi Si galak menyebalkan Jung Jaehyun.

Sial, kenapa aku terus menyebut nama si galak, jutek, menyebalkan itu.

Di praktikum pertama saja aku sudah dipermalukan dengan dituduh mencontek dan berakhir dengan test lisan di ruang asisten, hanya berdua dengan Jung Jaehyun yang menatapku seakan-akan aku ini makanan yang siap santap.

Minggu berikutnya Mark dimarah karena membawa mikroskop dengan satu tangan, lalu Haechan menumpahkan larutan garam, untung saja gelas Bekernya tidak pecah. Memang cuma larutan garam saja yang tumpah, tetapi airnya tumpah kemana-mana mengotori lantai. Dan bisa ditebak, kita sekelompok dihukum membersihkan Lab.

Minggu kemarin aku memakai sweater dibalik jas praktikumku di lab, aku memang agak demam, dan begitu ketahuan sama si galak, langsung aku dimarah dan terpaksa membuka sweaterku. Padahal baju yang aku pakai sudah memenuhi peraturan. Saat itu aku memakai celana kain dan kemeja lengan panjang. Tetapi tetap saja mendapat wejangan dari Si jutek nyebelin.

Katanya peraturan saat kuliah dan di laboratorium adalah memakai baju rapi dan dan semi formal, biasanya senior memakai celana kain dengan kemeja, tidak boleh memakai celana jeans, boleh memakai kaos tetapi harus ada kerahnya. saat di kampus juga harus memakai sepatu, tidak boleh memakai sandal atau sepatu sandal.

Peraturan yang bikin ribet. Aku hanya diam saja dan menunduk saat mendengar ceramahnya. Dan saat ceramah pasti matanya menatap lekat padaku. Menakutkan.

Praktikum minggu ini menggunakan katak, kita harus membedah katak untuk melihat organ dalamnya, semoga tidak ada hal yang tidak menyenangkan yang akan terjadi, tetapi firasatku berkata sebaliknya.

Setelah pretest, kita praktikan meminjam alat dan mengambil bahan. Ada papan/bak parafin, satu set pisau bedah, kapas, jarum, eter, dan yang pasti seekor katak.

Kelas kami ada 10 kelompok jadi hanya ada 10 katak yang besar yang akan dibedah, digunakan katak yang besar agar mudah diamati karena organ dalamnya yang besar. Tetapi membius katak yang besar memerlukan eter lebih banyak, jadi lebih susah membiusnya. Jika eter yang digunakan terlalu banyak, katak akan mati, dan kami tidak bisa mengamati detak jantungnya, tetapi jika kurang, katak akan melarikan diri saat dibedah.

Membayangkan untuk menyentuh katak saja aku sudah geli. Pasti yeoja-yeoja juga geli, dan mungkin tidak tega untuk membedah perut katak itu.

Haechan dan Mark ke belakang ke ruang laboran mengambil alat dan bahan, sedangkan aku dan Yuta duduk saja, terlalu malas untuk berdiri.

Mark datang membawa alat-alat dan meletakkannya di meja. Haechan di belakangnya membawa katak dengan kedua tangannya, walau tangannya dilapisi sarung tangan, tetapi wajahnya terlihat jijik melihat katak di tangannya, sesampainya di meja kami, tiba-tiba katak itu mengeliat dan lepas dari tangan Haechan dan melompat ke arah Yuta.

"KYAAA!!" Yuta berteriak mengibaskan tangannya melepaskan katak di bajunya.

Katak terlempar ke meja kami lalu melompat tinggi dan mendarat di kepala Irene.

The Laboratory AssistantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang