7. Jealous

4.2K 572 74
                                    

Jaehyun menarikku keluar dari ruang pesta. Aku menahan lengannya.

"Jisung bagaimana hyung?"

"Biar dia pulang dengan temannya, nanti aku chat dia."

Aku mengangguk dan mengikutinya. Baru beberapa langkah tiba-tiba.

"HYUUUUUNG!"

Kami serempak menengok. Jisung berlari ke arah kami. Jaehyun terlihat kesal.

"Hyung masa Jisung ditinggal." Jisung terlihat terengah-engah sambil mempoutkan bibirnya. Aku cubit saja pipinya.

"Tidak Jisungie, ayo kita pulang." Aku pun menggandeng tangannya. Jaehyun terlihat makin kesal.

.

"Yut, laporan sementaramu sudah selesai?"

Yuta mengangguk saja, asyik menggambar di bukunya. Aku merangkul bahunya. Menarik dagunya agar melihatku. Yuta menatapku.

"Apa?"

"Kamu tahu tadi aku bertanya apa?"

Yuta menggeleng.

"Ish makanya kalau ditanya itu perhatikan Yutaaa." aku gemas padanya dan ku cubit pipinya.

"Heh! Mentang-mentang pacarnya ketua asisten, jangan seenaknya ya kamu di lab!" aku berpandangan dengan Yuta bingung.

"Kenapa sunbae?"

"Kamu pikir tidak akan ada yang berani menghukum kamu." lalu Ten pergi dari hadapanku dan Yuta.

"Dasar kecentilan!" Ten masih mengomel.

"Masa aku kek gitu Yut?" aku bertanya pada Yuta setelah Ten hilang dari pandangan kita.

Yuta menggelengkan kepalanya dan tersenyum padaku.

"Sudahlah, mungkin Dia iri saja padamu, atau lagi pms, tidak usah didengarkan!"

Yuta mengusap punggungku. Yuta memang sahabat terbaikku.

"Dilarang skinship!"

Tiba-tiba Johnny Sunbae lewat dan membentak Kami. Yuta segera menarik tangannya yang ada di punggungku lalu membaca laporan sementaranya.

.

Praktikum telah selesai. Aku mengambil tasku di loker. Aku mencari Yuta, tetapi dia sudah tidak ada, padahal tadi dia di sampingku saat meminta acc dari asisten.

Tiba-tiba Jaehyun menarikku ke ruang asisten dan mengunci pintunya.

Jaehyun mendorongku hingga punggungku menempel di pintu. Jaehyun menatapku lekat, wajahnya merah menahan marah. Aku bingung, mengapa dia marah.

Dan kini bibirnya melumat bibirku dengan kasar, ada kemarahan dalam ciumannya. Aku memejamkan mataku. Ciumannya seperti biasa yang membuatku melayang. Aku pun membalas ciumannya. Ingin meredakan marahnya.

Jaehyun menggendongku tanpa melepas lumatan di bibirku, aku memeluk lehernya dan mengaitkan kakiku di badannya. Jaehyun mendudukkanku di mejanya, dan lanjut melumat bibirku, bibirku digigitnya pelan, dan aku melenguh, lidahnya membelit lidahku. Tangannya menekan tengkukku dan ciuman kami semakin dalam.

Jaehyun menghentikan ciumannya, nafasku terengah karena Dia. Dia menangkup pipiku lalu Aku menatapnya, sepertinya amarahnya sudah reda.

"Hyung, maaf."

"Kau tahu kesalahanmu?" aku menggeleng.

"Kenapa minta maaf?"

"Hyung sepertinya marah tadi. Karena aku?"

The Laboratory AssistantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang