13. Jungle

3.4K 451 45
                                    

Appa menarik tubuh Jaehyun hyung hingga terjatuh dari tempat tidur, lalu sebuah hantaman keras dari kepalan tangan Appa mendarat di pipi Jaehyun hyung, darah langsung muncrat dari mulut dan hidungnya.

"Aboeji hentikan!" Aku memeluk Appa dari belakang untuk menghentikan pukulannya.

Meskipun tubuhku mungil, aku harus bisa menahan Appa, kalau tidak Jaehyun hyung bisa terluka parah.

"Ada apa ini? Tengah malam kalian berteriak-teriak tanpa tahu etika."

Aku, Jaehyun hyung, dan Appa menengok ke asal suara, di sana ada namja yang mirip sekali denganku.

"Eomma." Aku melepaskan pelukan pada Appa, lalu berlari dan memeluk eomma.

"Eomma aku merindukanmu."

Eomma balas memelukku.

"Nado baby."

Eommaku memang malaikat.

"Ayo kita duduk, bicarakan semua dengan tenang!" Eomma mengajak kita semua untuk duduk di ruang makan. Ruang tamuku masih seperti kapal pecah kan.

"Sebenarnya ada apa?" Eomma bertanya setelah semuanya duduk, Jaehyun hyung duduk disampingku, Appa duduk di ujung meja, dan Eomma duduk di depanku dan Jaehyun hyung.

"Anakmu itu, seperti pelacur!"

"Yak Lee, jaga mulutmu!"

"Jaejoong, Kau itu tidak becus mengurus anak, terlalu sibuk mengurusi suami baru."

"Siapa yang tidak becus? aku setiap bulan ke Seoul untuk menemui Taeyong, sedangkan kau? Hampir setahun kan kau tidak pulang ke korea?"

Appa hanya diam.

"Masih mending aku sibuk mengurus suamiku yang baru, setidaknya kami menikah, daripada kau, sibuk dengan pelacur-pelacurmu!"

PLAK!

Appa menampar Eomma. Bibir Eomma berdarah.

"Mulutmu Kim!"

Mereka berdua kini bertengkar, saling berteriak, saling menyalahkan.

Aku menunduk, terlalu malu pada Jaehyun hyung, keluarganya terlihat sangat harmonis, berbeda sekali dengan keluargaku. Orang tuaku bahkan tidak malu bertengkar di depan orang lain.

Jaehyun hyung menggenggam jemariku yang bertaut di pahaku, tangan satunya merapikan selimut di badanku, dia tadi sempat mengambil selimut untuk menutupi tubuhku yang topless, sedangkan dia tetap topless.

Aku menoleh padanya, Dia menatapku, berkata tanpa suara. Ada noda darah di bibir dan hidungnya.

'Mianhae.'

Aku hanya tersenyum getir.

"Heh kau!" Appa menunjuk ke Jaehyun hyung.

Jaehyun hyung menatap Appa.

"Telpon keluargamu! Suruh mereka ke sini sekarang!"

"Baik Tuan." Jaehyun hyung beranjak dari duduknya, lalu pergi ke ruang tamu, sepertinya dia meninggalkan ponselnya di sana.

Aku menatap kedua orang tuaku. Tumben sekali mereka ke rumah hampir bersamaan.

Jaehyun kini duduk di samping ku. Kita berempat hanya diam.

Tak lama orang tua Jaehyun hyung datang.

Eomma dan Appa Jaehyun hyung terkejut melihat kami. Tuan Park langsung melepas jaketnya dan memakaikannya pada Jaehyun. Orang tuaku hanya diam menatap kedua orang tua Jaehyun hyung.

The Laboratory AssistantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang