Pieces of Love riddle

7.9K 65 12
                                    

Hai! ini cerita pertama gue dan ini bisa dibilang agak fan fiction gitu soalnya gue bawa nama seleb sih tapi ada juga yang sebagian namanya gue samarkan. cerita ini cuman fiksi doang dan gak benar benar terjadi dan hope you like it dan comment please. oh iya cerita ini setiap chapternya diambil dari sudut pandang character yang berbeda. sorry kalo agak bingung ceritanya :)

Different New York University

Senin, New York, Januari 2012

Aku menelusuri lorong-lorong New York University, dengan perasaan gontai. Semester baru telah dimulai setelah tahun baru. Dari Los Angeles, aku pun akhirnya kembali lagi kuliah. Tahun baru, seharusnya aku memasang semangat baru. Tetapi, tidak demikian.

Menelusuri lorong-lorong New York university dengan loker-loker di kanan kiri tak akan terasa sama lagi. Aku merasa seperti berjalan tanpa arah, melangkah gontai. Mataku menatap tajam lokerku saat aku berhenti didepannya.

Kuncinya telah kugenggam erat. Gantungan Liontin hati itu telah aku lepaskan dan kusimpan dalam kotak coklat memoriku. Kotak yang menyimpan sejuta kenangan masa lalu, yang pahit dan yang manis.

Aku terdiam. Memegangi pintu lokerku. Kutundukan kepalaku, menghadap kelantai. Rasanya ingin ku berteriak kenapa ini harus berakhir… dan diawal tahun bukanlah hal yang bagus.

Ku mengangkat tangan kananku, yang terasa berat memegang kunci loker mungilku. Memutar lubang loker yang sudah hampir satu bulan lamanya kutinggalkan. Kunci telah kuputar. Aku hanya tinggal menarik pintu lokerku, dan menemukan apa yang ada didalamnya.

Tetapi, aku hanya bisa berharap bahwa hal yang kulihat bukanlah hal yang sama. Ku hembuskan nafas dalam-dalam. Pikiranku berkecamuk. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan. Membuka loker bukanlah hal yang sulit. Kau putar kunci yang tepat dan loker pun terbuka.

Kupejamkan mataku, mengayunkan tanganku dan membuka lokerku. Kulepas mataku perlahan. Dan seperti yang kuduga, aku melihat hal yang sama seperti terakhir kali aku meninggalkannya.

Senyum Adele ada di mana-mana sisi lokerku. Di sepanjang loker yang ukurannya lebih tinggi dari tubuhku. Dari atas ke bawah, hanya ada wajah Adele terpampang di atas karton hitam yang kutempelan dalam loker. Beserta pengganjal magnet kulkas milik mom.

Foto-foto itu… iya aku ingat, aku melihat ekspresi lucu kami ketika kami berfoto dalam foto box. Foto dan kenangan manis kami terpampang. Kuperhatikan seluk beluk wajahnya. Rambutnya yang coklat bergelombang tergerai di pundaknya. Matanya biru memancarkan cahaya.

Senyumnya senyumnya selalu menghangatkan hatiku, senyumnya adalah hal yang paling kutunggu dalam hariku. Seketika, aku seakan mendengar suaranya saat pertamakali mengucapkan ‘ I Love You’ padaku.

Dimana perasaan kami terjebak dalam lubang yang sama dan akhirnya menemukan satu sama lain. Cinta adalah hal yang absurd yang tak bisa kujelaskan. Aku sudah pernah merasakan rasanya sebuah kata ‘ goodbye’ tapi semua tidak pernah seperti ini.

Adele begitu cantik, dan baik hati. Ketika dia marah, dia terlihat sangat manis, wajahnya seketika berubah merah. Dan ekspresinya sangat menggemaskan, kalu sudah begitu aku selalu ingin memeluk eratnya. Dia memiliki suara yang khas dan indah.

Tawanya, tawanya begitu manis. Aku tak tahu harus berkata apa. Mungkinkah aku akan melihatnya lagi dalam segi yang sama. Kita dulu sahabat, lalu saling mencintai, berada dipuncak teratas lalu kami terjun kebawah, kedasar yang sangat dalam. Seakan merobek persahabatan kami. Meskipun kami tidak sama lagi… masihkan dia sudi menjadi sahabatku.

Kuletakkan buku-bukuku dan segera kututup pintu lokerku, bukan saat yang tepat untuk flashback. Belum lagi kami satu kelas, dan kami memiliki banyak mata kuliah yang sama. Drama, Sript writing, English, History, Voice, music, Art, dan masih banyak lagi. AKu tak tahu bagaimana melewati hari ini… sungguh berat rasanya.

Pieces of Love riddle ( Indonesian Language )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang