Kawan Lama

1.1K 10 0
                                    

“ aku tidak merasa baik Lavvy…” ucap Adele mencoba meyakinkanku

Hari itu, aku menyempatkan diri untuk online di MSN, dan aku menemukan Adele juga sedang Online, maka dari itu aku memutuskan untuk melakukan percakapan webcam dengannya.

Tidak seperti biasanya, wajah Adele terlihat sangat pucat, pipi dan hidungnya berwarna merah, matanya sembab dan suaranya parau tidak karuan. Rambutnya berantakan dan terlihat kusut. Dia seperti orang yang baru saja dihantam Tornado berkecepatan 275km/jam.

“ kau terlihat sangat buruk Adele… apa yang terjadi…?”

Adele tidak menjawab., dia menghembuskan nafas panjang, melihat kebawah mengalihkan wajahnya dari pandanganku.

“ Adele jawab pertanyaanku…” paksaku

“ logan…”

“ dia memutuskanmu…?”

“ tidak! A-aku yang memutuskannya…” ucapnya sambil memutar bola matanya.

Ketika ia mengucapkan itu, aku tahu bahwa ia akan menangis, tapi ia hanya tak ingin aku melihatnya .

“ kenapa? Kupikir kau masih menyayanginya…”

“ ada banyak alasan… dia… dia lelaki yang baik tapi… “ Adele menarik nafas panjang

“ tapi apa…?”

“ kau tahu sendiri…”

“ dia selebriti…” ucapku datar

“ dia memastikan hubungan kami tidak terekspos tapi…”

“ aku tahu rasanya Adele…” aku tersenyum

“ yah… begitulah…” Adele menyeruput teh hangatnya

“ bagaimana dengan Jerremy?” tanyanya

Aku terdiam… aku baru saja ingat kalau aku belum menceritakan soal ini ke Adele. Hubungan kami kandas pada 1 setengah tahun. Entahlah… Jerremy terlihat lebih egois, dan lebih emosional, dia kadang marah-marah tidak karuan pada siapa saja.

“ Adele, aku mohon maaf baru menceritakannya…” ucapku memohon

“ oh, tak apa memangnya kenapa?”

“ we break up… its over now tanggal 3 kemarin” ucapku lirih

“ what!!!”

“what?”

“ pada tanggal itu aku juga putus!”

“ apa? Ada apa sebenarnya…”

“ kebetulan maybe?”

“ agak shocking sebenarnya… so kenapa kau memutuskannya dia kan baik”

“ entahlah Adele… people change.. expecially man…”

“ iya.. kau benar…, belajar dari pengalaman…”

“ sebenarnya Jerremy kau tahu…”

“ people change…”

“ yup…”

Adele tersenyum kepadaku lewat layar Mac ku. Wajahnya bertambah merah, aku pun membalas senyumnya

“ we’ll find the better one someday Lav..”

“ as soon as possible Adele….”

“ oh.. I feel like want to hug you!” teriaknya

“hugh your PC screen Adele…”

Dan kami pun berpelukan pada layar PC kami… memang awkward, aku tahu kok!

“ kita berdua sama ya…” ucapku

“ iya,…”

BBBZZZZZTTTTTT……

iPhone ku berbunyi

“ Hel? Itukah suara telefon mu?”

“ iya… sebentar ya…”

Aku pun mencari-cari dimana iPhone ku berada, aku meraba-raba tempat tidurku dan bed cover,.. dan akhirnya ketemu di bawah bantal.

“private number?” ucapku dalam hati. Aku punya firasat buruk akan seseorang jauh disana yang menelfonku dengan private number. Tapi akhirnya kuangkat juga karena rasa ingin tahuku.

“ Lavender!” ucap suara beraksen Inggris yang kurang kental dan berat. Ya… suara ini sudah sangat familiar ditelingaku

“ Jerremy? Mau apa kau?”

“ Lavy… aku butuh bantuanmu..! tolong!”

“ kupikir kau punya cukup banyak teman untuk dimintai bantuan?” ucapku ketus

“ Lavy!… Freddy sedang pergi dan aku sedang berada dirumah mr. Shyak… satu-satunya temanku yang memiliki rumah didekat sini hanyalah kau… ku mohon Mr. Shyak sakit keras dan butuh obat segera plus… I need a ride please…”

“ well… kalau begitu urus saja sendiri!”

“ lavy. wait!”

Tututututtu

Telefon kututup…’ alasan saja’ ucapku

“ Lav.. itu Jerremyr ya?” Tanya Adele

Ya tuhan! Aku baru sadar Adele masih disini

“ ya.. tapi biarkan…”

“ ada apa? Tampaknya dia butuh bantuan…”

“ taka pa Adele lupakan…”

Aku menutup mataku dan mengambil nafas panjang

“ ngomong-ngomong aku minta maaf Adele aku harus pergi… bye…”

“ wait! What are you?”

Tanpa basa-basi lagi aku menutup Mac ku dan meletakkannya diatas kasurku tanpa kumatikan.

Jerremy? Di rumah Mr. Shyak? Untuk apa? Aku berfikir keras, tetapi tidak juga kutemukan jawabannya. Lalu kuingat, bahwa Mr. SHyak adalah dosen yang amat baik. Iya! Aku ingat , dia pernah menjengukku ketika aku sakit.

Mungkinkah Jerremy berbohong? Aku pun mencoba mengingat percakapan kami yang tadi. Suara Jerremy terdengar sangat serius. Tidak ada nada mengarang atau semacamnya. Kalau memang itu faktanya, artinya aku harus bergegas kesana dan membantunya menyembuhkan Mr. Shyak.

Aku tak banyak berfiki. Aku turun dari tempat tidur, membuka lemari dan mengobrak-abrik isinya mencoba mencari jaket bulu tebalku. Karena cuaca di London bersalju, dan pada malam hari terasa begitu dingin.

Kuambil kunci mobil dan bergegas turun untuk pergi.

Pieces of Love riddle ( Indonesian Language )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang