London, Selasa, Januari, 2012
Aku menatap insan besar yang terpampang diatas tanah hijau pemakaman ini. Aku bisa merasakan air mata menetes pada pipiku sedikit demi sedikit. Rasanya seperti Flashback, aku baru mengenal pria itu selama satu tahun dan ia harus pergi. Aku pun berlutut dan memberikan beberapa mawar merah diatas makamnya.
Hanya tinggal aku yang masih berdiri tegak didepan makam itu. Bahkan keluarganya pun telah pergi dengan duka yang mendalam.
“ semoga kau tenang disana Mr. SHyak… kau pantas berada di Surga…” ucapku lirih
Aku berbalik badan, dan Claire menyambutku dengan pelukan
“ oh.. sudahlah Jerr.. semuanya telah berlalu…” Claire membersihkan air mata dipipiku dengan ibu jarinya
“ thanks sis…” senyumku
“ ayo kita pulang…” aku berjalan mengikuti Claire. Di ujung sana ayah dan ibu telah menunggu kami dengan Camry hitamnya. Tetapi, ada yang lain dari persimpangan itu. Seorang gadis berambut pirang pendek dan berbaju hitam terduduk di salah satu pohon ek bersalju yang tua.
“ hey… Claire… kau duluan saja…” ucapku
Claire menangkap cahaya mataku menatap gadis itu
“ baiklah…, kami akan menunggumu…” Claire berbalik dan berjalan menuju mother and father.
Aku berjalan perlahan melihat keseliling, mencoba meyakinkan tidak ada siapapun disini kecuali aku dan gadis ini. Aku berjalan clumsy menuju kursi di taman tersebut. Ketika jarak kami telah dekat. Aku bertanya padanya
“ may I seat here?” tanyaku
“ ya baiklah…” ucapnya berbalik menatapku dengan mata sembab, sambil mengelapkan sapu tangan hitam pada kelopak matanya.
“ dia pergi terlalu cepat Jer…” ucapnya lirih, kembali menatap insan mr. Shyak
Aku hanya memperhatikannya
“ ya… aku berharap bisa mengenalnya lebih lama…” ucapku
“ bagaimana….” Dia berhenti sebentar, aku memperhatikannya, mencoba menebak apa yang akan terjadi selanjutnya
“ bagaimana kau bisa ada disitu malam itu?” tanyanya
“ aku- aku mengkhawatirkannya, jadi aku mencoba mengunjunginya… dengan petunjuk Fred…”
“ oh… ya sudah…, kalau begitu…” ia berdiri, dan aku beranjak dari kursi
“aku akan pulang…” ucapnya…
“ Lavvy… tunggu…” ucapku sambil menarik tangannya.
Ia berbalik dan menatapku, dengan mata sembabnya.
“ kenapa?” tanyanya menatapku, membuatku nervous
“ beri tahu aku,… apakah aku masih memiliki kesempatan?” tanyaku lirih
Dia menggelengkan kepalanya pelan “ no… not again…” ia berbalik dan berjalan tanpa menoleh kearahku
Lavender meninggalkanku, sendiri di pemakaman itu. Salju masih turun dan menusuk-nusuk hatiku. Aku kehilangan Mr. SHyak dan Lavender… benar-benar miris. Lavender telah menghilang dari pandanganku. Aku pun berbalik arah , menuju mobil Camry yang dikendarain ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pieces of Love riddle ( Indonesian Language )
Teen FictionLogan dan Adele putus pada awal tahun baru. di London, Jeremy dan Lavender juga putus pada waktu yang bersamaan. sebulan setelah kematian dosen kesayangannya, Jeremy memutuskan untuk pindah ke New York. Disana ia bertemu dengan Logan dan mereka berd...