The Phone

719 2 0
                                    

“ aku tak percaya padamu!” bentak seorang gadis di telfon

“ percaya tak percaya, terserah!” ujarku membentak

“ bagaimana aku bisa bertemu dengannya?” tanyanya

“ kau pikir aku peduli? Kau yang mengakibatkan semua hal ini terjadi, aku mau apa?” tanyaku geram

“ kau berani dneganku?” Tanya gadis itu tak kalah geram di telfon

“ hanya karena aku tak tahu siapa kau, itu sangat memalukan menghancurkan hubungan orang lain!” ujarku sambil menutup Telfon

Aku membanting Blackberryku hingga hancur, tapi aku tak mempedulikannya, aku terduduk dan menangis sekerasnya. AKu terisak keras, dan sebenarnya masih menyesali kenapa semua ini harus terjadi.

AKu bisa berkata dnegan sangat jujur aku masih sangat menyayangi Logan, tapi aku sudah muak dnegan ancaman gadis yang entah darimana datangnya… dia bisa mengetahui diriku. Dia mengancamku bahwa hal buruk akan terjadi padaku, dan keluargaku… dia bisa melakukan apapun

Awalnya aku tak melayaninya, akuu pikir dia hanya bercanda, tapi dia melakukannya, dia membunuh anjingku dengan secarik kertas dan pisau didepan apartemenku, entah darimana dia bisa membobol apartemenku. Dia pikir dia bisa seenaknya merusak privacy ku.

Selain itu aku merasa marah, aku pikir logan sudah bersumpah bahwa Hollywood tak pernah tahu hubungan kami,  Aku menangis terisak… Gadis itu mengancamku dan dia melakukannya, beberapa hari yang lalu mom masuk rumah sakit karena kecelakaan didepan Beverly Hills, dna aku yakin dia yang melakukannya.

AKu menatap foto aku dan Logan ketika kami berdua sama-sama tersenyum di Australia, hometownku, tapi aku kembali melemparnya hingga framenya hancur. Lalu bel rumahku berbunyi.

AKu mengambil nafas panjang berdoa “ ya tuhan jangan gadis itu…” aku bergerak pelan kearah pintu, dan mengintip dari jendela. Dan aku melihat gadis cantik berbehel dengan rambut pirang sebahunya. Itu Lavender!!! Ya tuhan bagaimana dia bisa ada disini? Jam 10 malam?

AKu dengan sigap membuka pintu kamarku, dan langsung memluk Lavender erat, sebelum dia dapat merespon

“ oh… hold on girl…” ujarnya, mendorongku, dia meletakkan tangannya pada rambutku, dan menatapku dnegan ekspresi simpati

“ oh tuhan… kau kenapa lagi…?” tanyanya mengusap air mataku dari pipiku

“ aku menangis…” ujarku

Lavender membelai rmabutku “ oh girl, lupakan… aku tak pernah menangis karena Jerremy…” ujarnya

Aku menatapnya…

“ sekali… okay, 2 kali, tapi hanya itu, tak membuat mataku sembab hingga minku bertambah seperti dirimu…” ujarnya mengajakku masuk

Pieces of Love riddle ( Indonesian Language )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang