We Did It!

706 3 0
                                    

“ aku senang dengan keberhasilan kita tapi aku tak yakin kalau ini berhasil…” ujarku pada Dean sambil mengunyah chips

“ trust me… it’ll work…” ujar Dean sibuk dengan colanya

“ bagaimana kau meletakkan boquet itu diatas benchnya?” tanyaku

“ oh… itu sangat mudah, aku datang sangat awal, dan lebih mudah dari yang kau kira setiap Bench punya nama.. hahahah… jadi aku cari saja yang milik Alison…” ujar Dean meneguk colanya

Aku mengunyah chipsku “ ya… ya benar,..” tapi aku sangat kasihan melihat boquet ini.. Ujarku menunjukan boquet yang basah dan hancur

“ dimana kau menemukannya?” Tanya Dean

“ didepan Gate, dekat air mancur.. aku yakin Alison sudah mengambilnya, kartunya hilang… bunga ini pasti basah saat alarm fire berbunyi…” ujarku sambil meletakkan chipsku diatas meja

“ oh iya, soal fire alarm itu…”

“ itu Kylie yang melakukan!” ujarku memutar bola mata

“ kenapa?” tanyanya

“ entahlah…” ujarku meneymbunyikan fakta

Kami terdiam, aku mencoba bersikap normal agar Dean tak curiga kalau aku juga ikut dalam masalah ini, tapi hey, kita dapat libur dadakan!

“ hmmm… ngomong-ngomong aku tadi melihat si cowok pirang yang kau pukul di club di parking area…” ujar Dean

Aku tertawa garing “ kau yakin itu dia?’ tanyaku bohong

“ iya, aku yakin… tatonya, scarnya, wajahnya, semuanya… itu dia!” ujar Dean

“ apa yang dia lakukan?” tanyaku

“ uhm… mengevakuasi mahasiswa, tapi aku rasa dia justru bikin panic…” ujar Dean

“ dia punya hati rupanya,… tapi apa yang dia lakukan di NYU…?” tanyaku

“ entahlah… mungkin dia mahasiswa disitu, anehnya aku tak pernah melihatnya, pria itu terlihat seperti Brandalah, wajahnya juga tua, kau pikir dia mahasiswa…?” Tanya Dean

Aku mengangguk pelan, sambil mengambil chipsku dan menikmati Hunger Games dengan seksama. Kami terdiam beberapa saat sampai Dean melontarkan kesimpulannya

“ mungkinkah Kylie, menyalakan alram tersebut untuk menghindari pria itu?” taya Dean

Aku mengunyah chipsku dan hanya bergumam. Dean menarik chipsku dan aku tak mempedulikannya

“ apakah dia melihatnya? Apakah kau melihatnya?” tanyanya

“ entahlah…” ujarku berpura-pura tak tahu..

Dean terdiam… “ mungkin dia tahu…” ujar Dean

“ mungkin…”

Aku bisa bilang nampaknya Dean sangat cerdas dalam hal seperti ini, maksudku dia snagat kritis, dia seharusnya jadi detektif.

Dean tak melanjutkan pertanyaannya maupun pembahasan tentang apa yang tadi siang terjadi, kami sama-sama tenggelam dalam film.

Pieces of Love riddle ( Indonesian Language )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang