Ch.3

1.4K 180 0
                                    

"Kalian ngapain?" Tanya seorang pria mungil sarkas. Alisnya bertaut butuh jawaban. Pria itu baru saja berniat melepas sepatunya seseorang yang lain datang.

Kali ini yang satunya kaget, mulutnya terbuka lebar "Ap-apa yang kalian lakukan disini?" Tangan pria itu bergetar.

"Te-tenang, ini cuma kesalahpahaman Jihoonie hyung" Mingyu menjauh teratur dari Soonyoung lalu berlari kearah pria mungil yang masih setia berdiri diambang pintu.

Mingyu menggoyang-goyangkan tubuh pria mungil, Jihoon. Tapi tak ada tanda-tanda pergerakan dari Jihoon.

"Mingyu, aku mau pergi dulu" Jihoon melepas paksa kedua tangan Mingyu pada bahunya yang terasa cukup sakit karena sedikit kuat dicengkram oleh tangan besar tersebut.

Jihoon berjalan meninggalkan 3 orang yang dalam kondisi awkward. Mingyu terdiam sebentar karena shock lalu berlari mencapai sang kekasih.

"Dia itu...pacarnya Mingyu?" Lirih Soonyoung.

"Eoh?" Seokmin tidak mengerti apa yang dikatakan Soonyoung karena terlalu lirih sehingga hanya terdengar seperti suara deheman.

Soonyoung tersadar dan menepuk bibirnya atas perkataannya yang begitu saja keluar tanpa izinnya "Bukan apa-apa Seoku, lagipula kenapa kau kemari?" Tanya Soonyoung cepat, berusaha mencari topik baru.

"Ohh...tadi aku bertemu seorang pria mungil yang bersama orang tinggi itu, lalu dia bertanya padaku dimana klub musik disini dan aku beritahu arahnya..." Soonyoung mengangguk-angguk mengerti.

"Tadi..."

"Tadi?"

Seokmin menggeleng-gelengkan kepalanya sembari tersenyum lebar. Sepertinya itu bukan hal yang harus ia ceritakan karena Ia tahu kalau Soonyoung tak mengenal pria mungil tadi, jadi sepertinya itu tidak diperlukan.

Flashback ON

Seokmin bersenandung sembari melangkahkan kakinya pada jalanan beraspal. Ia menyunggingkan bibirnya membentuk senyum yang lebar. Ia sedang bahagia kali ini, ia akan menemui orang yang ia sukai sejak lama, bagaimana mungkin ia tidak bahagia. Lebih tepatnya setelah ia tahu kalau orang yang disukainya itu tengah berada disekolah ia langsung bergegas untuk berjuang.

Berjuang untuk mendapatkan cintanya muehee

Namun bukan hidup namanya jika lurus-lurus saja. Dalam perjalanannya menuju sekolah sang pujaan hati ia melihat seseorang yang menundukkan kepalanya entah sedang melakukan apa. Ia yang notabenenya suka banget ngurusin hidup orang tiba-tiba sudah ada tepat disamping orang tersebut. Ia sedikit menundukkan kepalanya sejenak lalu mengelus-elus punggung orang tersebut.

Orang itu terlonjak kaget saat merasakan sentuhan Seokmin. Ia tiba-tiba menjauh namun sesaat setelahnya ia kembali kesakitan seperti pertamakali Seokmin melihatnya.

"Ap-argh...apa...yang..ukh...kauu-"

"Jangan bicara dulu, kau terlihat kesakitan, mau ku bantu?" Seokmin menggapai kedua lengan orang itu lalu menyingkirkan poni si mungil karena menutupi mata.

"T-tidak perlu" pria mungil itu menghempaskan tangan Seokmin kasar, lalu berjalan tertatih-tatih.

Seokmin memutar bola matanya kesal, dia kesakitan tapi sama sekali tak mau dibantu. Namun matanya membulat seketika saat melihat pria itu limbung dan terjatuh di aspal keras.

"Ah-hei!!!"

"Ak-aku...tidak tau kenapa...rasanya seperti mati rasa..." Jihoon menghirup nafasnya yang tercekat. Rasanya seperti ingin terlepas antara nyawa dengan raga.

"Haduhh, kau mau kemana? Apa mau kuantarkan?" Tawar Seokmin penuh penegasan.

"Ak-aku mau ke studuo klub musik"

Raut Seokmin berubah menjadi sumringah seketika "Kebetulan aku mau kesana, sini kugendong saja" secepat itu pula pria mungil itu menggeleng-gelengkan kepalanya tidak mau.

"Sudahlah, tidak perlu gengsi begitu..." Seokmin mengangkat tubuhnya dan menggendong pria itu lalu terkekeh pelan saat ia melihat orang itu menatapnya tak percaya.

"Let's go!!!!" Serunya keras-keras. Orang yang digendongnya menjitak pelan dari belakang.

'Tsundere tapi menggemaskan, aku tahu dia sebetulnya orang yang baik' ia tersenyum lebar-tidak, pipinya ditarik orang itu karena berjalan terlalu pelan dan kali ini sudah menjadi pusat perhatian orang-orang.

Flashback OFF



"Seoku? Kau tak apa? Kok diem?" Seokmin tersadar dari lamunannya tentang Kejadian pertama kali bertemu dengan si mungil yang bahkan hingga kini tak ia ketahui walau sedekar nama.

"Ap-apa Soonie? Kau bilang apa tadi?"

"Kamu ini kok malah melamun sih, mikirin apa? Aku mau ke toilet dulu. Kamu terserah mau ngapain, tapi hati-hati kalo si Gyutem itu balik lagi...habis kamu" Seokmin bergidik saat kalimat terakhir terucap oleh Soonyoung.

Bukan apa-apa, meskipun dia tidak tahu siapa yang dimaksudkan Soonyoung tapi dari perkataannya yang begitu mengancam sangat menakutkan.

Daripada stress yang berkelanjutan ia memilih membuka beberapa notification di sosmed nya dan membuka-buka situs terbaru. Ketinggalan gosip? Ga kekinian. Itu motto hidupnya, konyol bukan? Kalau ga konyol itu bukan Lee Seokmin namanya.

"Waw udah tua masih mau nikah? Gila emang"

"Buset uda punya anak? Kapan nikahnya?"

"Idih kalau aku gamau"

Dan beberapa umpatan yang keluar dari mulut rempongnya. Badan seme mulut uke emang beda :v

"Seoku, ayo makan. Klub ini ga miskin banget kok" ujar Soonyoung yang baru saja datang dan membawa beberapa makanan, buah dan snack ditangannya.

"Itu mewah namanya" Seokmin sedikit menggerutu.

"Ayo ah aku belum makan nih..."

"Iya iya"

























Sementara itu...





"Jihoon hyung..."

Mingyu merengek penuh penyesalan pada orang yang ada didepannya. Kesalahpahaman ini membuat kekasihnya kesal, meski sudah diberitahu berkali-kali Jihoon masih tak mau mendengarnya. Likuid bening pada maniknya masih mengalir, membuat dadanya sesak setengah mati.

Dalam beberapa langkah Mingyu menarik si mungil kedalam pelukan hangatnya. Memberi tahu seberapa menyakitkannya melihat orang yang disayanginya menangis.

Jihoon menghembuskan nafasnya yang terasa begitu sesak "Bagaimana...bagaimana bisa...aku melihatmu hampir berciuman dengan orang lain...aku ini kekasihmu!!! Bagaimana bisa aku begitu menyukai orang sepertimu eoh?!! Bagaimana..??" Jihoon menangis dalam pelukan Mingyu.

TBC

Ohohohoho

Masih TBC muehe...

Ayo VoMent beb :*

Not Now[MinSoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang