"M-Mingyu?" Soonyoung menatap horror manusia kelebihan kalsium yang bertengger tepat di pintu berwarna putih itu.
Flashback ON
Dalam perjalanan Soonyoung dan Wonwoo tidaklah sepi karena selalu diiringi candaan ringan Soonyoung. Bahkan Wonwoo melucu dengan wajah datarnya yang tak ayal membuat Soonyoung tertawa terbahak-bahak.
Soonyoung mengangkat tangan kirinya, menarik seragam sekolahnya lalu menerawang jam yang terlihat gelap karena penerangan jalan sangatlah minim. Jarum pendek pada jam tangannya sudah menunjukkan hampir pukul 9 malam, sesuatu tiba-tiba memaksanya untuk berpikir.
'Apa karena ini Wonwoo jarang ekskul? Sampai malam begini?'
"Aku...harus membiayai kehidupan keluargaku yang serba pas-pasan"
Eh?
Soonyoung mengerutkan alisnya, tidak mengerti.
"Setelah eomma dan appa memilih untuk bercerai, aku tidak tahu apa alasan mereka bercerai tapi itu mengakibatkan aku terpisah dari satu-satunya...adikku. Saat itu hutang eomma semakin banyak karena banyak pembayaran yang sudah mencapai tenggat waktu"
"Aku sangat ingin membantu eomma, tapi aku masih terlalu kecil untuk bisa mengerti semua hal. Sejak lulus SMP aku bertekat untuk membantu eomma terlepas dari hutang yang melilit keluargaku. Aku bahkan tidak peduli dengan appa dan adikku. Kau tahu? Aku bersyukur nama belakangku berubah menjadi Jeon seperti ibuku"
Soonyoung tidak mengerti kenapa tiba-tiba Wonwoo mengungkapkan masalahnya, karena biasanya Wonwoo selalu tertutup dan tidak mau mengumbar-umbar sesuatu yang ada dipikirannya, entah itu masalah ataupun keberuntungan.
Tapi semenjak Soonyoung mendengar suara itu lumayan bergetar dan isakan tangis yang tertahan, ia jadi tahu seberapa berat ia memperjuangkan kehidupannya. Ia ingat beberapa saat lalu Wonwoo tertawa bersamanya seperti tanpa beban dan kali ini...dia sungguh kuat.
"Wonie...kau pasti bisa melewati semuanya!! Aku akan mencari appa juga adikmu lalu mempertemukan kalian-"
"Aku tidak mau bertemu dengan pria brengsek itu"
"Kalau begitu dengan-"
"Aku juga benci adikku" Soonyoung menatap murung jalanan setelah mendengar perkataan demi perkataan yang meluncur dari bibir Wonwoo.
'Kenapa dia membenci appa dan adiknya sendiri?'Soonyoung berpikir keras sendirian, lebih memilih untuk diam tanpa bertanya lebih.
"Ap-apapun pilihanmu, aku akan tetap mendukungmu Mr. Jeon!!" Teriaknya seraya menghormat pada Wonwoo dengan tangan yang memegang sebuket bunga.
Wonwoo yang menyadari itupun tanpa sadar bibirnya berkata sendiri "Buket dari siapa?"
"Eoh? Ini dari Seoku, karena aku diterima kerja sambilan" ucap Soonyoung penuh semangat.
"Ohh" jawab Wonwoo, sangat singkat.
Suasana tiba-tiba hening, keduanya sibuk menikmati jalanan yang masih ramai meski malam sudah lumayan larut. Malam di penuhi cahaya bintang dan bulan yang menghiasi. Sunyi masih menyelimuti keduanya hingga motor itu berhenti menghadap sebuah rumah megah yang dikelilingi pagar besar.
Setelah mendapat isyarat untuk turun dari Wonwoo akhirnya Soonyoung turun dengan tangan memegangi kotak besar berisi kue dan buket bunga tulip yang akhirnya dimasukkan kedalam loker kecil pada motor milik Wonwoo.
Ting Tong
Suara bel menyebar kedalam sudut di ruangan rumah itu. Soonyoung melihat-lihat rumah besar itu dari balik gerbang yang menjulang tinggi, pipinya terlihat bersemu saat menatap beberapa ikan yang melompat-lompat dari kolam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Now[MinSoon]
Fanfictionketika Kwon Soonyoung yang jatuh cinta pada orang yang begitu menyebalkan seperti Kim Mingyu. Hanya karena dance dan rap nya bagus kelakuan Mingyu menurutnya sok dan tak pantas dilakukan pada dirinya yang notabenenya ada seniornya. Tapi bagaimana ji...