Ch.19

955 115 29
                                    

"INI DIMANA ASTAGA!!!" Soonyoung menjerit seperti perempuan dan mengacak-acak rambutnya, frustasi.


Dengan kesal ia membanting bokongnya pada kursi panjang di dekat stasiun tempatnya turun. Ia meminum susu hangat miliknya seraya menggembungkan kedua pipi gembulnya.

Bagaiamana bisa dia telat di hari keduanya bekerja? Baru saja dia mendapat kerja dan sudah membolos di hari kedua? Katakan padanya jika ia telah melakukan hal yang sangat-sangat fatal.

Seharusnya dia berjalan saja daripada menggunakan kereta dan berakhir dengan kesasar seperti ini. Ia memang tidak pandai mengingat jalan, terlebih dia bukanlah tipe anak yang doyan jalan-jalan dan menghabiskan uang meski terkadang ia menyukainya.

Dan jadilah dirinya disini, terdampar di stasiun yang bahkan ia sendiri tak tahu namanya apa. Karena Seokmin tidak bisa mengantarkannya ke tempat kerja. Untuk soal antar-mengantar sejujurnya Soonyoung bisa sendiri namun Seokmin tetap memaksanya untuk diantarkan ke tempat kerja, dan dia hanya mengangguk lagipula lumayan ada teman untuk ke tempat kerja. Sedangkan Wonwoo, setiap dia ingin berangkat bersama, Wonwoo selalu saja sudah pergi duluan.

Soonyoung Celingak-celinguk seperti orang hilang-ah dia memang tersesat layaknya orang hilang. Dengan satu cup susu hangat cukup bisa untuk menghangatkan dinginnya suhu udara disini.

"Hai manis..." pandangannya teralihkan pada 3 pria dihadapannya yang menatapanya penuh kemesuman.

Awalnya Soonyoung tetap diam karena tidak berminat untuk meladeni orang kurang belaian macam mereka. Namun saat ketiga orang itu menyentuh dan mengelus pipinya, ia menghindar dan menatap orang-orang itu dengan tatapan jijik.

"Hei...kenapa menghindar?" Tanya seseorang yang tampaknya ketua dari orang-orang tidak waras itu.

Soonyoung membulatkan matanya saat pria itu menyentuh pundaknya dan meraba-raba lehernya yang merinding karena perlakuannya. Soonyoung menunduk ketakutan saat wajah seram orang itu semakin dekat padanya. Ia berusaha memundurkan kepalanya ataupun memalingkan menengok ke kanan-kiri untuk menghindari orang mesum itu namun tengkuknya ditekan keras yang membuatnya tak lagi bisa menghindar.




'Tuhan...tolong aku...' batinnya seraya menutup mata dan berdoa.




Duagh Brukk Duagh


"Dia milikku, pergi kalian!"

Soonyoung membuka matanya perlahan saat mendengar suara yang familiar baginya. Matanya membulat sempurna saat dilihatnya Mingyu ada tepat di hadapannya dengan membelakanginya. Raut Mingyu tersenyum penuh kemenangan saat  para lelaki hidung belang itu mundur teratur dan pergi karena takut.




Tapi dia jadi ingat sesuatu...



blush



Untuk kesekian kalinya Soonyoung merasakan pipinya memanas dan perutnya seperti ada banyak kupu-kupu terbang. Soonyoung merasa dia salah mengartikan opininya tentang Mingyu yang tidak tahu malu itu menolongnya, dan apa tadi? Miliknya? Mereka bahkan tidak memiliki hubungan apapun, bahkan ia meragukan hubungan pertemanan yang terjalin antara keduanya. Ia melepas nafasnya yang terasa berat.

"Kau tidak apa-apa kan?! Tidak dilecehkan ya kan?! Tidak juga dipukuli kan?!" Mingyu meraba-raba wajah bahkan tubuh Soonyoung dengan khawatir.

"Hei, kupikir pria mesum itu dirimu" Soonyoung menatap tajam Mingyu dan melihat titik berhenti tangan Mingyu, yaitu pada paha yang terbungkus celana sekolah.

Secepat kilat Mingyu menarik tangannya kembali dan menjauh 1 langkah "Ma-maafkan aku"

Soonyoung tersenyum jahil, Mingyu ternyata kalau di bully lucu juga. Sementara Mingyu masih tersipu malu dan gugup karenanya.

Not Now[MinSoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang