Ch.18

885 117 43
                                    

Malam indah yang terekspos jelas dari dalam cafe melalui kaca besar menampakkan jalanan ramai karena orang yang berlalu lalang. Bulan menerangi dunia dengan ditemani bintang-bintang yang bertaburan di sekitarnya.

Jihoon sedikit menggeser tubuhnya saat ia merasa pegal karena terus ada dalam posisi duduk lebih dari 4 jam yang lalu bersama Soonyoung yang masih setia mendengarkan ceritanya dengan tersenyum. Dia jadi senang bisa memiliki teman seperti Soonyoung disaat semua miliknya mulai hancur satu persatu.

"Soonyoung-ssi maksudku Soonyoungie...aku sangat berterimakasih padamu karena kau mau mendengar ceritaku yang...mungkin menurutmu tidak penting-"

"Tidak kok, ceritamu hidupmu itu sungguh-sungguh menginspirasi dan keren"

'Ya....meski itu sedikit menyakitkan di hatiku...' batinnya berbanding terbalik dengan apa yang dibicarakan.

"Jihoonie hyung!"

Sebuah suara terdengar ke telinga 2 orang yang spontan menengok ke sumber suara. Jihoon terlihat shock menatap siapa yang memanggilnya, sesosok pria besar dan tinggi yang menatapnya dengan penuh emosi.

"M-mingyu, aku...aku-" Jihoon menelan ludahnya dengan susah payah, seperti ketahuan selingkuh.

"Sudah kukatakan untuk check ke dokter! Kenapa kau masih disini?!" Suara itu terdengar marah dan mengintimidasi.

Jihoon mulai takut-takut karenanya, ia menundukkan kepalanya seraya memain-mainkan jemari mungilnya. Sepertinya jemari pucat miliknya lebih menyenangkan daripada menatap wajah marah Mingyu "Ma-maafkan aku, tapi! Aku ini sudah sehat Gyu!!"

Soonyoung sudah tidak tahan, menurutnya Mingyu terlalu berlebihan menanggapi Jihoon. Padahal Jihoon adalah kekasihnya sendiri. Ia bangkit dari kursinya "Mingyu cukup! Jangan membentaknya begitu! Kau tidak tahu seberapa dia mencintaimu?! Seberapa besar keinginannya untuk sehat?! Seberapa senangnya dia saat membicarakan dirimu?! Seberapa-" ia tercekat, terkejut sendiri saat dia bukannya membantu malah kelepasan.

Dilihatnya Jihoon yang sekuat tenanga untuk tidak menangis. Sangat terlihat, hingga rasanya ia ingin menghabisi Mingyu karena ketidak pekaannya akan perasaan Mingyu pada Jihoon.

Tak sanggup membendung airmata.
Jihoon tercekat, airmatanya mengalir deras dari ujung manik indahnya.
Raut wajahnya menyiratkan kepedihan terbesar yang terus menerus ia tahan.

"M-mingyu...ayo pulang" Jihoon memang masih dalam posisi duduk namun kedua tangannya yang berusaha keras untuk mengangkat dirinya sendiri.

"Jihoon hyung..." dengan sigap Mingyu mengangkat Jihoon kedalam gendongannya.

Lekuk tubuh yang indah milik Jihoon itu terlihat begitu ringkih membuat Soonyoung merasa prihatin. Namun ia juga bangga pada Jihoon, meski dalam kondisi yang tidak baik pun dia masih tetap berusaha untuk mempertahankan hidupnya, berpura-pura menampilkan senyum terbaik dengan sekujur tubuhnya yang kesakitan, berusaha berdiri dengan kedua kakinya yang mati rasa.


Mingyu itu...


Sudah sangat beruntung telah memiliki Jihoon yang sangat kuat.



Tidak seperti dirinya yang sudah menyerah hanya dengan begini...




Jihoon bukanlah saingan yang bisa ia taklukan...




Dimatanya Jihoon terlalu kuat dan sangat jauh dibandingkan dirinya....


Soonyoung mengepalkan kedua tangannya sesaat sebelum bergeser untuk memberikan jalan pada keduanya. Hatinya mencelos menatap hubungan yang didasari cinta yang besar.

Dia tidak bisa dan tidak akan pernah bisa seperti mereka. Karena...terlalu muluk untuk dikatakan relationship goals untuknya.

Lagipula orang yang ia cintai itu sekarang ada tepat di depannya, dengan menggendong kekasihnya di balik punggungnya, memberikan posisi paling nyaman yaitu punggung lebar dan kokohnya.


Rasanya memang seperti ingin menangis jika begini jadinya...


"...Aku memang tidak pantas..." ucap Soonyoung sangat kecil, seperti sedang berbisik.

Puk

Tiba-tiba Soonyoung membangkitkan kepalanya yang tertunduk saat bahunya ditepuk dan di tahan oleh Jihoon yang membuat Mingyu juga memberhentikan langkahnya.





"Soonyoungie...terimakasih..."






"Eh?"

Jihoon melambaikan tangannya seraya mengisyaratkan Mingyu untuk kembali berjalan. Soonyoung bisa melihat dengan jelas kedua manik indah Jihoon yang menutup perlahan. Senyumnya terlihat manis yang membuat Soonyoung hanya dapat meringis dan membalas lambaian tangan dari Jihoon, meski Jihoon tak dapat melihatnya.



"Jihoon...maafkan aku..."







"...Aku tidak seharusnya menjatuhkan hatiku pada orang yang mencintaimu seposesif itu..."


TBC

Satu kata dari aku buat kalian semua...

"Maaf"

Cuma mau minta maaf, gatau kenapa kayaknya aku emang butuh aja minta maaf ke kalian.

Oke tengkyu udah mau baca kata maaf dan bacotanku setiap akhir tbc bai-bai..

Cinta banget pokonya kalyan :')

Not Now[MinSoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang