Hayo, yang sider ketahuan loh wkwk
----------♡♥♡----------
"Gue anter pulang ya?"
Hyungseob tersenyum pada Woojin yang ada di hadapannya.
"Gak usah, gue bisa pulang sendiri kok."
"Gue gak nerima penolakan lagi. Tunggu bentar," Woojin berdiri dari duduknya.
"Mau kemana, Jin?"
"Ambil tas. Jangan kemana-mana."
Hyungseob memandangi punggung Woojin yang semakin lama semakin tak terlihat. Ia tersenyum, entah bahagia ataupun berusaha tegar. Perkataan Woojin tadi masih terngiang di pikirannya. Namun, bukanlah perasaan senang yang menjalar di hatinya karena Woojin mengatakan bahwa rasa sayangnya tidak berubah pada Hyungseob, ia justru berpikir ia hanya dikasihani.
Bagaimana tidak, melihat betapa dekat dan bahagianya Woojin dengan lelaki yang menurut penjelasan Woojin adalah saudara Samuel itu sudah menyiratkan bahwa rasa sayang yang pernah ada telah terbagi dua.
"Ayo, Seob," setelah lima menit, Woojin kembali. Lengkap dengan jaket dan tasnya.
"Tapi.."
"Udah ayo keburu besok ini," Woojin menggandeng tangan Hyungseob untuk berdiri.
"Woi Jin!"
Baru saja mereka akan melangkahkan kaki, Samuel sudah datang dengan tergesa.
"Kok gak ngeread chat gue?" Samuel menjotos pelan lengan Woojin.
"Hp gue lowbatt. Ada apa?"
"Anterin Jihoon dong."
"Oh, namanya Jihoon.." - Hyungseob.
"Loh kan ada elo?" Woojin melepaskan genggamannya pada tangan Hyungseob.
"Itu masalahnya! Gue mau nganterin Haknyeon beli album Cherrybelle."
"Eii, si Haknyeon twiboys?"
"Yeu, twiboys garis keras dia mah dari jaman Wenda sama Devi sampe sekarang membernya udah ganti berapa kali."
"Guanlin sama Jinyoung kemana?"
"Tau tuh berdua pergi mangkal kali malming nih."
"Terus di mana si Jihoon? Kok lo tinggalin sih? Kalo kesasar gimana? Dia kan belum kenal sekolah, aish!"
Hyungseob memegangi dada kirinya, terasa sakit di sana.
"Gue suruh tunggu deket parkiran. Tempat duduk sebelah pos satpam. Samperin buru ah lo mah."
"Ya udah, gue cabut dulu, Sam," Woojin segera berlari menemui Jihoon, tapi sampai di dekat tangga, ia baru teringat dengan Hyungseob, tega.
"Oh, iya Seob, sorry gue gak bisa nganter dulu. Besok lagi ya?"
Lagi-lagi, Hyungseob hanya bisa tersenyum, "gapapa. Bukannya gue tadi juga udah bilang gak usah anterin kan? Hehe."
"Ah, ya udah syukur kalo gitu. Duluan ya," sambung Woojin sambil berlari turun.
"Gue juga cabut ya, Seob," Samuel ikut undur diri.
♡♥♡
Sudah 25 menit Hyungseob menunggu di halte. Namun, bus tidak kunjung datang. Padahal saat ini jam sudah menunjukkan pukul 17.26 dan perjalanan menggunakan bus masih membutuhkan waktu 35 menit.
![](https://img.wattpad.com/cover/119716896-288-k331804.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Every Single Day +jinseob
Fanfiction[COMPLETED] Park Woojin, lelaki yang emosional, tidak romantis, namun memiliki rasa sayang yang besar pada satu orang. Ahn Hyungseob, tidak pernah menyangka mendapatkan hati seseorang yang bahkan terlihat membencinya di awal. [Wanna One's Park Wooji...