12; kepastian

1.1K 284 77
                                    

Hyungseob sudah menyelesaikan penampilannya hari ini dengan baik, meski pikirannya terbelah, antara menyelesaikan penampilannya dan memikirkan Woojin.

Saat ini ia sedang duduk di kantin yang tutup karena khusus saat ulang tahun sekolah terdapat stand makanan di sekitar panggung. Bersama dengan Seonho, Daehwi, dan Euiwoong, mereka memilih menghindari keramaian. Ia sudah menceritakan apa yang terjadi antara dirinya dengan Woojin.

"Tampol bego ntar keterusan!" Daehwi menggebrak meja kantin di depannya.

"Ih Daehwi ngomongnya kasar! Seonho gak suka!"

"Aku gapapa kok. Lagian Woojin juga bukan siapa-siapa hehe."

Ketiganya mengalihkan pandangan ke arah Hyungseob yang tersenyum tipis, seakan tidak ada apapun yang terjadi.

"Hyung, udah deh, jangan sok keliatan tegar kalau nyatanya sakit!" Euiwoong sedikit mempertinggi nada bicaranya, "aku tau gimana Hyungseob Hyung, kita semua tau."

Air mata Hyungseob berkumpul. Ia menelungkupkan wajahnya dan mulai terisak.

"Aku gak tau lagi, hiks, ini salahku juga.."

"Hyung gak salah," Seonho menepuk-nepuk pundak Hyungseob.

"Kalau aja aku gak ngegantungin Woojin, mungkin gak akan ada sakit hati kaya gini.."

"Tapi Woojin Hyung harusnya juga sadar diri dong, kalo nyatain cinta kudu sabar! Kan jadi kzl!" Emosi Daehwi sudah di ubun-ubun.

"Daehwi, sabar," Euiwoong menenangkan sahabatnya itu, "jadi, Hyung udah mulai ada perasaan sama Woojin Hyung?"

♡♥♡

"Hoon, mau beli apa?"

Woojin saat ini sedang berkeliling stand bersama Jihoon. Jihoon memang diajak oleh Samuel untuk datang di acara hari ini supaya mendapat banyak pengalaman. Toh, kabar yang Samuel dengar dari mama, Jihoon akan pindah ke sekolahnya.

"Aku mau minum aja," Jihoon tersenyum pada Woojin di sebelahnya, "oiya, yang lain kemana sih?"

"Tuh di depan panggung jejogetan liat Via Vallen," Woojin membelikan minuman pada Jihoon, "nih minumnya."

Jihoon menerima minuman yang dibelikan Woojin dan mencobanya, "ung! Enak Jin!" Katanya imut.

"Suka?" Woojin tersenyum pada Jihoon, sama seperti senyumnya pada Hyungseob.

Jihoon mengangguk antusias, "Woojin mau?" Lanjutnya sambil menyodorkan minumnya pada Woojin.

"Boleh dong."

"IH WOOJIN, HATI-HATI, TUMPAH INI KENA BAJU KAMU!" Jihoon membersihkan baju Woojin yang terkena noda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"IH WOOJIN, HATI-HATI, TUMPAH INI KENA BAJU KAMU!" Jihoon membersihkan baju Woojin yang terkena noda.

"Haha gapapa Hoon," Woojin mengusak rambut Jihoon lembut, "cuma kotor sedikit kok."

"Woojin.."

Suara yang Woojin kenali betul memanggilnya lirih. Ia berbalik, mendapati Hyungseob yang sedang tersenyum lembut.

"Eh elo Seob. Apaan?"

"Gue mau ngobrol berdua, boleh?"

"Duh Seob, ntaran ya. Kan gue baru nemenin Jihoon."

"Bentar aja, Jin, please.."

"Udah ikut aja, Jin, gue udah ngechat Samuel kok," tanggap Jihoon lembut.

"Beneran? Jangan kemana-mana ya?"

"Iya, Woojin, bawel ih."

Hyungseob di belakang mereka hanya bisa tertawa miris. Miris memang. Hyungseob itu siapa Woojin sebenarnya? Untuk cemburu pun ia belum berhak.

Hyungseob dan Woojin sekarang berada di lorong kelas XI, di lantai dua. Suasana sangat sepi, semua murid berkumpul di lapangan.

"Mau ngomong apa, Seob?"

Mereka berhadapan. Woojin dapat melihat betul bagaimana tatapan Hyungseob yang berbeda dari biasanya.

"Gue mau ngasih kepastian, gue udah mikirin semua," Hyungseob mengambil nafas dalam, "tentang hubungan kita."

Deg

Jantung Woojin berdetak semakin kencang. Ia sudah tahu hari ini segera datang.

"Oh oke, silakan Seob."

"Gue gak bisa, eung, gue belum bisa jalanin hubungan sama lo, Jin, maaf.."

Woojin membelalakkan matanya, ia ditolak?

"Loh, Seob, kok gitu sih?"

"Lo gak tau Jin, gimana sakit hatinya gue," Hyungseob tersenyum lembut, "tapi gue bahagia kok, kalo lo bisa bahagia sama orang lain."

Woojin menghimpit badan Hyungseob ke tembok. Emosi yang dulu sering ia salurkan kepada Hyungseob kembali muncul.

"Gue gak pernah suka lo nolak gue!"

"Jin, tolong.."

"Gue udah sayang sama lo. tapi lo kaya gini!"

"LO KASAR!"

Woojin terdiam. Ia melangkah mundur, menjauh dari Hyungseob.

"Kenapa Jin? Kenapa lo berubah?"

Hyungseob mulai menitikkan air matanya.

"Gue udah sayang lo. Gue mulai nyaman sama lo. Gue mulai perhatian sama lo.." isakan Hyungseob semakin keras, "tapi lo jadi gini ke gue. Gue gak tau karena apa, tapi.. gue liat lo nyaman, seneng sama cowok tadi."

Woojin mendekat kembali pada Hyungseob yang mulai menunduk. Ia memeluk tubuh mungil lelaki di hadapannya itu.

"Seob, gue minta maaf."

Hyungseob masih terisak di pelukan Woojin.

"Tapi, gue masih sayang sama lo."

"KALO SAYANG KENAPA BERUBAH?!" Hyungseob memukul-mukul dada Woojin. Woojin sendiri membiarkannya, sampai Hyungseob kelelahan dan hanya terisak lirih di dalam dekapannya.

Setelah Hyungseob lebih tenang, Woojin melepas pelukannya, menyejajarkan wajahnya dengan wajah Hyungseob, mengecup bibirnya pelan, dan mengusap air matanya.

"Gue cuma bingung, gue ngerasa putus asa," Woojin kembali memeluk tubuh Hyungseob, "tapi lo harus tau, gue gak pernah kehilangan rasa sayang gue buat lo, Hyungseobie."

----------♡♥♡----------

Chapter 12 is up!

Gak tega lama-lama misahin Jinseob :(

Vote dulu kuy yang udah baca ♡

Every Single Day +jinseobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang