[COMPLETED] Park Woojin, lelaki yang emosional, tidak romantis, namun memiliki rasa sayang yang besar pada satu orang.
Ahn Hyungseob, tidak pernah menyangka mendapatkan hati seseorang yang bahkan terlihat membencinya di awal.
[Wanna One's Park Wooji...
Dan di sinilah, di pesta ulang tahun Guanlin, untuk pertama kalinya Hyungseob memerhatikan penampilannya. Dengan baju berwarna putih polos, dipadu dengan celana jeans biru dan pita kecil berwarna senada di bawah kerahnya. Sederhana, namun terlihat manis.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hyungseob datang dengan sahabat-sahabat yang masih setia di sampingnya. Namun, pandangan Hyungseob tidak terfokus pada mereka, justru sibuk mencari sosok kekasihnya, Woojin.
"Woojin hyung belum kelihatan ya?"
Ia menggeleng. Di depan sebuah kue besar bertuliskan "Happy Sweet 17, Lai Guanlin" itu, berdiri beberapa lelaki dengan setelan modis. Dapat dipastikan tiga di antara mereka adalah Jinyoung, Samuel, dan Haknyeon.
Yang menjadi pertanyaan adalah di mana Woojin sekarang? Ketika Guanlin sibuk mempersiapkan pestanya di belakang panggung, seharusnya Woojin telah bersama yang lainnya di sini. Bukankah ia sendiri yang menyatakan bahwa ia akan berangkat bersama sahabat-sahabatnya?
"Hyung!"
Sepasang tangan mungil menutup mata Hyungseob, dua pasang lagi menuntunnya untuk berbalik arah.
"Ada apa sih?" Hyungseob berontak, berusaha melepas tangan Seonho yang menutup matanya dan melihat apa yang sedang terjadi.
Menyesal. Hyungseob salah, seharusnya ia membiarkan Seonho menutup matanya lebih lama dan mempersilakan Daehwi serta Euiwoong membawanya pergi.
Apa yang dilihatnya saat ini membuat pertahanannya mulai goyah. Tapi ia terus berusaha bersikap aku-tidak-apa, terlebih di depan sahabat-sahabatnya.
"Hyung.."
"Gapapa," Hyungseob tersenyum, "mungkin Jihoon butuh bantuan Woojin."
Woojin yang berada di depan meja kue, sedang menyuapi Jihoon sepotong, menoleh ketika Daehwi memanggilnya lantang.
Hyungseob tidak sanggup menatap kekasihnya, kepalanya terus menunduk.
Dengan tergopoh, Woojin mendekat setelah meminta izin pada Jihoon yang mulai menggerutu di tempatnya. Bukan tanpa ekspresi, Woojin saat ini jelas memperlihatkan raut khawatirnya.
"Sayang, udah dari tadi?" Woojin menghampiri Hyungseob dan mengangkat dagunya pelan.
Hyungseob mendongak dan berusaha sekuat mungkin memberikan senyum terbaiknya bagi Woojin.
"Belum lama kok," Hyungseob menjawab lirih.
"Ngapain sama Jihoon hyung?" Euiwoong bertanya dengan nada yang dingin.