9; terlambat

2.7K 489 24
                                    

"Aduh, telat ini mah!"

Hyungseob berlari kecil dari halte bus menuju ke sekolahnya yang berjarak kurang lebih 200 meter. Ia bangun terlambat pagi ini karena semalam ia lupa jika mendapat tugas kimia yang jumlahnya sampai lima lembar kertas folio bolak balik.

Ia melirik jam tangannya yang telah menunjukkan pukul 06.57. Fix, ini terlambat. Lagipula dalam waktu tiga menit dia tidak bisa sampai ke sekolah mengingat larinya yang lambat karena hanya menggunakan satu kaki dan kaki lainnya berusaha menggunakan sepatu. Jelas saja, dia masuk ke bus pagi ini tanpa sepatu bahkan dasi saja masih disampirkan di bahu. Niatnya ingin memakai sepatu di dalam bus, namun malang nasib Hyungseob, bus penuh dan untuk berdiri saja masih harus berdesakan.

Woojin dengan santai memasuki gerbang di dua menit terakhirnya. Ia memang biasa sampai di sekolah hampir pukul tujuh, jadi dia tidak terlalu mengkhawatirkan soal terlambat dan hukuman. Jadwal Woojin sudah tertata. Apalagi hari ini dia berangkat diantar sopir, kalaupun telat bisa mengatasnamakan sopir dong. Tolong jangan tiru Woojin yeorobun!

"Aish! Tunggu, jangan ditutup! Aaah!"

Woojin yang sudah masuk gerbang menengok ke belakang, memperlihatkan Hyungseob yang tengah berlari dan sedetik kemudian berhenti untuk menali sepatu yang belum dua-duanya terpasang.

Gerbang sedikit demi sedikit ditutup, murid-murid mulai berlarian masuk, namun tidak dengan Woojin.

"Pak, tunggu sebentar dong! Itu temen saya jangan ditinggal!"

"Ini tinggal semenit lagi masuk. Gak ada toleransi."

Woojin rasanya ingin menjambak kumis tipis pak satpam di hadapannya :)

Woojin berlari keluar menghampiri Hyungseob saat gerbang sudah tiga perempat tertutup.

"Seob, ayo!"

"Bentaran dong ini kaki sakit kejepit gak bisa lari ih!" Hyungseob masih sibuk dengan kegiatannya memakai sepatu.

"Liat itu gerbangnya mau ditutup! Aish!" Woojin yang gemas karena Hyungseob lelet, menggendongnya dan berlari menuju sekolah.

"AAAA WOOJIN!!!! TURUNIN GAK?!"

"Bawel."

Sayang, gerbang tertutup sempurna ketika mereka sampai di depannya.

Hyungseob turun dan menggedor-gedor gerbang sekolahnya itu. Iykwim.

"Pak! Bukain dong alaaaah, kan cuma kurang beberapa detik aja masa gak boleh masuk sih!!!!!" Hyungseob berteriak, berharap satpam membukakan gerbang untuknya.

"Percuma aja, gak akan dibuka," Woojin menanggapi santai dan menyandarkan punggungnya di gerbang.

"Lo ngapain malah nyamperin gue sih tadi? Jadi telat dua-duanya kan," Hyungseob menunduk, "maaf, jangan laporin gue ke mama lo.."

Woojin tertawa kecil, kemudian mengusak rambut Hyungseob sayang.

"Ngapain minta maaf sih? Kan inisiatif gue sendiri."

"Terus kita sekolahnya gimana dong?"

"Ya udah hari ini kita gak sekolah," Woojin menggandeng tangan kecil Hyungseob, "ayo pergi aja."

"Kemana ih, masa pamitnya sekolah malah main."

"Atuhlah, sekali doang berduaan sama gue," tanpa membiarkan Hyungseob menjawab, Woojin telah menggandengnya ke halte.

"Jin, gue gak mau pergi ish!"

"Diem ah bawel banget."

"Apa sih ngatain bawel mulu lo--"

Cup

Kebiasaan baru Woojin, mencium Hyungseob tiba-tiba. Ya, bukan mencium sebenarnya, sekedar mengecup bibirnya.

"Lo emang bawel sih," Woojin menanggapi santai.

"Apa sih lo tuh main cium cium gue, sampe first kiss gue kemarin lo ambil tiba-tiba tau gak?!"

Woojin tersenyum sumringah.

"Seriusan gue first kiss lo?"

"Iyalah, enak aja emang gue pernah ciuman sama siapa aja?" Hyungseob mempoutkan bibirnya.

"Lo juga first kiss gue, Seob," Woojin memeluk pinggang Hyungseob.

Hyungseob menjauh dari Woojin. Wajahnya telah memerah.

"Awas deket-deket lagi gue ngamuk nih!"

"Lo ngamuk aja gue tetep sayang, Seob."

"BASI!!!!"

♡♥♡

Hyungseob sedang asik memakan permen kapasnya sembari berteduh di bawah pohon. Di sebelahnya, Woojin sedang menatap intens dirinya.

"Bagi dong, Seob."

"Ih tadi katanya mau beliin buat gue tapi kok minta?" Hyungseob mengarahkan permennya ke Woojin, "ya udah nih jangan banyak-banyak."

"Gak jadi deh."

"Loh, kenapa?"

"Ternyata liat lo gini aja udah bikin gue diabetes. Manis banget. Gak mau deh ditambah lagi sama permen."

Krik krik krik

"Bodo ah bodo," Hyungseob melanjutkan aktivitas memakan permennya.

"Seob, gue serius nih."

"Apaan? Jadi minta?"

Woojin menjitak kepala Hyungseob pelan. Pelan kok, mana bisa Woojin nyakitin Hyungseob? :)

"Pertanyaan gue kemarin," Woojin mengusap pipi Hyungseob yang belepotan permen di mana-mana, "mau gak buka hati buat gue?"

Hyungseob terdiam beberapa saat sebelum mulai membuka mulutnya, "bikin gue jatuh cinta sama lo, Jin."

----------♡♥♡----------

Update!

Serius ih aku mau curhat dulu.
Masa seneng banget aku kemarin ada kabar kalo Woojin nanggepin omongannya Hyungseob di Nylon yang pengen collab berdua :( ditambah fakta bahwa Guanlin nelpon anak ayamnya, si Seonho.

Mampus suda mampus fujo macam saya mah :(

Btw, banyak yang sider rupanya. Seneng sih banyak yang baca ceritaku ini tapi alangkah lebih baik jikalau dirimu memberikan jejak di sini dengan votesmu, kawan ♡

Every Single Day +jinseobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang