14; gak ngaca

1.3K 326 183
                                    

"Makasih ya, Jin."

Woojin tersenyum pada Jihoon di depannya.

"Sama-sama," katanya, sembari mengambil helmnya yang sebelumnya dipakai Jihoon, "kamu pindah sekolah kapan, Hoon?"

"Um.. mungkin seminggu lagi."

"Ya udah, besok kalau ada apa-apa di sekolah tinggal minta tolong Samuel, aku, Haknyeon, Jinyoung, Guanlin aja."

"Siap!" Jihoon menunjukkan hormatnya pada Woojin, "udah sana balik gih."

"Gak ah, kamu masuk dulu aja."

"Ih, Woojin! Kamu pulang duluan dong!"

"Enggak, kamu aja."

Deg

Bayangan Hyungseob tiba-tiba muncul di pikiran Woojin. Ia teringat kebiasaannya setiap mengantar pulang Hyungseob, menunggunya masuk ke rumah.

"Kamu duluan, Jin.."

"Ya udah, aku pulang," Woojin berkata kikuk dan menyalakan kembali motornya.

"Eh, tunggu!" Jihoon memegang lengan Woojin, "besok mau kan ya jalan sama aku lagi?"

♡♥♡

Woojin mencoba menelepon Hyungseob untuk yang ke sepuluh kalinya. Ia khawatir, sejak percakapannya dengan Hyungseob terakhir kali lewat telepon, Hyungseob tidak lagi menghubunginya. Membalas chat saja tidak.

"Seob, please angkat.."

Namun, nihil. Sama saja tidak ada jawaban dari Hyungseob.

Woojin memutuskan untuk kembali menuju halte tempat biasa Hyungseob menunggu bus. Barangkali Hyungseob masih di sana.

Sesampainya Woojin di halte, ternyata ia tidak menemukan Hyungseob. Halte sudah mulai sepi, hanya ada beberapa pekerja yang baru saja pulang dari kantor.

Park Woojin
Seob, lo di mana sih? Please read, gue khawatir.
19.36

Setelah mengirim pesan singkatnya kembali, Woojin segera melanjutkan perjalanan, menyusuri jalan menuju rumah Hyungseob. Ia sempat berhenti sejenak di supermarket, berharap Hyungseob ada di sana, sekedar mampir untuk membeli ramyeon, namun tidak, Hyungseob tidak ada di sana.

Sepuluh menit sudah ia habiskan di jalan. Ia berhenti persis di tempat yang beberapa minggu lalu menjadi tempatnya bertemu dengan Hyungseob dan menyatakan perasaannya. Ia kembali mengecek ponselnya. Belum ada notifikasi dari Hyungseob. Woojin semakin cemas, bahkan di sini pun suasana sangat sepi, sepertinya Hyungseob benar-benar tidak ada di sini.

"Woojin?"

Woojin mendongak, air matanya hampir saja tumpah.

"Seob, lo kemana aja?" Woojin turun dari motornya dan segera memeluk tubuh Hyungseob.

"Lo kenapa sih? Lepas-lepas ih," Hyungseob sedikit memberontak, banyak deg-degannya. Ehehehe.

Woojin yang mendengar permintaan Hyungseob justru mempererat pelukannya.

"Jangan lagi-lagi bikin gue khawatir!"

"Dih, emang lo emak gue?"

Hyungseob melepas paksa pelukan Woojin, "udah gue mau balik, bye."

Woojin terdiam memandangi tubuh Hyungseob yang semakin lama semakin menjauh. Setelah sadar, ia segera memeluk kembali lelakinya itu. Kali ini dari belakang.

"Seobie.."

Mendengarnya, wajah Hyungseob memerah. Padahal ia sudah berjanji untuk tidak mudah baper dengan makhluk satu itu.

"Apa?"

"Gue khawatir," Woojin membalikkan tubuh Hyungseob, "serius khawatir. Kenapa gak bales chat gue? Kenapa gak angkat telepon gue?"

"Oh, lo nelpon gue? Maaf deh, males buka hp. Hehe."

Woojin membelalakkan matanya, tidak menyangka Hyungseob akan bereaksi seperti itu.

"Seob, beneran deh, lo kenapa?"

"Gue mau pulang, bawel. Gue capek," Hyungseob menundukkan kepalanya, "serius, gue capek, Jin. Kenapa lo gak ngerti sih?"

Woojin mengangkat dagu Hyungseob, terlihat air mata mulai menetes.

"Gue anter ya?"

"Gak, gak mau lagi."

"Kenapa sih?"

"Sebenernya, perasaan lo sama gue gimana sih, Jin?" nada bicara Hyungseob mulai serius, namun terdengar melemah.

"Seob.."

"Ah, ya udah, gak penting," terdengar suara motor mendekat, Hyungseob kemudian memaksakan senyumnya pada Woojin, "udah dulu ya, gue balik dulu."

Woojin melihat Hyungseob yang mulai mendekat ke arah lelaki yang menjemputnya.

"Justin, balik ayo."

"Pakai dulu nih," lelaki pirang yang menjemput Hyungseob itu memakaikan helm kepadanya, membuat Woojin mulai memanas di belakang sana.

  ♡♥♡  

"Tin, makasih banyak ya," Hyungseob melepas sepatunya dan meletakkan di rak, "Bang Taehyung sukanya gitu, malesan mampir pom bensin doang."

"Eh, udah balik lo?" Taehyung keluar dan menjitak kepala adiknya itu, "makasih belum sama Justin?"

"Apa sih jitak-jitak?" Hyungseob menarik boxer Taehyung sampai melorot, "udah!"

"Anjir, mesum banget ini anak," Taehyung membenarkan celananya, "yuk, masuk dulu, Tin, gue abis beli martabak tadi."

"Hehe, langsung balik aja ya, Hyung, tadi lagi nolongin mami kerokan."

"Nah ini nih, Seob. Anak baik-baik, lembut. Lu ditembak dia berkali-kali tapi nolak terus, merem ya lo?"

Hyungseob dan Justin hening di tempat. Taehyung ngupil.

"Bye, gue mau mandi, bye!"

"Justin juga balik ya, Hyung."

"Lah, gue ditinggal. Salah apa sih pangeran."

    ♡♥♡    

Hyungseob sudah memakai pakaian tidurnya, kemudian mengecek handphonenya. Ternyata benar, banyak panggilan dan pesan masuk dari Woojin. Ditambah lima pesan terakhirnya, yang isinya membuat kebaperannya meningkat beberapa persen.

Park Woojin

Seob, tadi siapa sih kok jemput lo?

19.54

Seob, jangan bikin gue cemburu dong..

Lo tau gue sayang banget sama lo kan?

Jangan cuek-cuek sama gue, please. Gue gak betah lo cuekin gue, gue gak bisa gak liat lo senyum ke gue. Gue sayang sama lo. Sayang banget.

Jangan deket sama orang lain kaya gitu lagi, jangan bikin gue cemburu dong.. (2)

Ahn Hyungseob

Gak ngaca.

21.43



---------- ♡♥♡----------

chapter 14 is up!

chapter ini aku private lagi yaaaps! Aku minta (banget) vote dan dukungan kalian, semangat nulisku mulai turun lagi huhu :(

Every Single Day +jinseobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang