20; bulldog

2.2K 365 37
                                    

"Bi, besok mau berangkat sama siapa?" Hyungseob bertanya pada Woojin yang sedang mengendarai motor di depannya. Mereka berdua dalam perjalanan pulang ke rumah.

"Hmm.. temen-temen ngajakin bareng sih," Woojin membuka kaca helm supaya Hyungseob dapat mendengar jelas suaranya, "kamu gapapa kan gak bareng aku?"

Hyungseob sebenarnya sedikit kecewa. Ia ingin berangkat bersama Woojin. Teman-temannya juga menyarankan ia berangkat dengan kekasih barunya itu.

"Oh, iya gapapa kok."

Huh, dasar hati sama mulut tidak sinkron.

"Ya udah, kirain kalo kamu mau berangkat sama aku kan aku bisa ngomong sama temen-temen buat bareng kamu aja."

SALAH NGOMONG SEOB, SALAH.

"Hehe iya, nggak gapapa."

"Nah, udah sampe," Woojin menghentikan laju motornya.

Hyungseob turun dari motor dan melepaskan helmnya.

"Makasih ya, aku masuk dulu. Dah~"

"Eh eh, sayang!"

Hyungseob berbalik mendengar Woojin memanggilnya.

"Apa?"

"Sini dulu."

Hyungseob mendekat.

Cup

Woojin mengecup dahi kekasihnya, diakhiri dengan senyuman manis.

"Nanti langsung bersih-bersih terus makan siang ya," Woojin mencubit pelan pipi Hyungseob, "masuk gih."

Hyungseob segera berlari masuk ke rumah setelahnya, tanpa sepatah kata apapun. Terlalu malu.




"CIAAA pacaran ya lo berdua?"

Sial, Taehyung sudah menunggu di balik pintu.

"Apa sih, minggir-minggir!!"

Hyungseob meneruskan larinya ke arah kamar.

"Merah gitu pipinya, jadi kangen godain Jungkook."

♡♥♡

"Seonho?"

Seonho yang baru saja keluar dari perpustakaan menoleh. Hari ini, ia mendapatkan tugas tambahan dari Pak Jaehwan karena ulangan hariannya tidak lulus kkm.

"Eh, Guanlin hyung."

"Baru mau pulang?"

Seonho mengangguk cepat dan melepas kacamatanya.

"Yah, padahal unyu pake kacamata." - Lgl

"Yuk sama gue aja."

"Ah, nggak, mau naik bus aja."

"Ya udah gue temenin."

"Hng?"

Guanlin segera menarik tangan Seonho keluar sekolah. Mengabaikan motornya yang masih ada di parkiran.

Beberapa menit menunggu, akhirnya mereka mendapat bus dan memilih bangku paling belakang. Bus tidak terlalu ramai seperti biasa saat Seonho dan teman-temannya pulang bersama, mengingat sekarang sudah hampir pukul 16.30.

Seonho duduk diapit jendela dan Guanlin yang berada di sisi kirinya. Guanlin tak mengalihkan pandangannya dari Seonho.

Merasa risih, Seonho berusaha mengajaknya bicara.

Every Single Day +jinseobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang