Part 2

36.7K 3.4K 138
                                    

Mata Baekhyun tak hentinya menelusuri wajah Hyein yang tengah tertidur pulas dalam pelukannya, kelopak mata yang indah, bulu mata lentik, hidung mancung, pipi tembam dan kulit mulus. Jangan lupakan bibir pink alaminya dan bibir itu milik Baekhyun, ia tersenyum sendiri memikirkannya.

Mungkin tidak banyak yang menyadari bahwa Hyein cukup cantik walaupun tubuhnya tidak sesuai standar kecantikan Korea yang mengerikan. Gadis ini sangat alami tanpa sentuhan pisau bedah di wajahnya. Gadis ini milik Baekhyun sepenuhnya, hanya dia yang bisa menyentuh Hyein.

Hyein menggeliat merenggangkan pelukannya lalu mengerjap beberapa kali, ia tersenyum lebar mendapati kekasihnya masih disini memeluknya dengan cepat ia mendaratkan kecupan singkat di bibir Baekhyun.

"Pagi."

Baekhyun mendengus kesal merasa tidak puas atas apa yang didapatkannya, "Hanya kecupan?" ucapnya sembari mempoutkan bibitnya.

Gadis itu menggeleng tidak habis pikir dengan otak mesum lelaki Byun itu, "Cium tembok sana!" ia mendorong tubuh Baekhyun lalu beranjak ke kamar mandi. Langkahnya terhenti ketika Baekhyun menahannya, sebelah alisnya terangkat menatap lelaki itu dengan tatapan bertanya.

"Mandi bersama?"

Ya Tuhan, lelaki di hadapannya ini adalah lelaki dewasa berumur 22 tahun. Bagaimana bisa Baekhyun meminta hal mesum seperti itu dengan wajah polos tanpa dosa.

Mengabaikan wajah shock Hyein, Baekhyun menarik gadisnya ke dalam kamar mandi, lagi pula bukan pertama kalinya tidak apa kan? Pikir Baekhyun.

Hyein yang tersadar langsung meronta minta dilepaskan dari lelaki mesum berstatus pacarnya ini, "YA! LEPASKAN AKU DASAR BYUNTAE!"

***

Hyein sedang sibuk dengan bahan masakannya saat Baekhyun memasuki apartemen sedarhana milik Hyein, sudah seminggu Baekhyun menginap disini. Tentu itu cukup mengherankan mengingat lelaki itu biasanya menginap paling lama hanya 2 hari, tapi itu bukan masalah bagi Hyein. Ia justru senang dengan keberadaan Baekhyun disini, mereka bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama walaupun Hyein bekerja di belakang panggung sebagai penata rias EXO. Hyein sangat profesional dalam pekerjaannya jadi ia tidak pernah mengabil kesempatan untuk bersama lelaki itu selama bekerja.

"Kau masak apa?" tanya Baekhyun sembari memeluknya dari belakang.

"Dubu jorim kau bilang ingin makan itu kemarin."

Baekhyun mengangguk lemah lalu menghirup aroma sabun strawberry dari tubuh Hyein berusaha mengumpulkan tenaganya lagi. Hyein sendiri tau betapa melelahkannya hari ini bagi Baekhyun, lelaki itu harus tampil di stasiun tv, kembali ke agensi untuk latihan terlebih masalah Kris yang memilih meninggalkan grup pasti menjadi beban tersendiri bagi Baekhyun.

Ia mematikan kompor setelah masakannya matang dan Baekhyun masih menempelinya seperti koala, Hyein sangat mengenal lelakinya. Baekhyunnya adalah orang yang keras kepala tapi sangat sensitif dan mudah menangis, kehilangan satu member yang sudah berjuang bersama-sama dari nol bukanlah hal yang mudah ia tau Baekhyun terluka.

Hyein membalikkan tubuhnya menatap wajah lelah Baekhyun yang tampak sendu, ia memeluk Baekhyun. Hanya ini yang dapat ia lakukan karena tidak ada kata penenang yang benar-benar akan berpengaruh bagi perasaan Baekhyun, lelaki ini hanya butuh penopang disaat seperti ini. Baekhyun menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Hyein, air matanya meneruak keluar saat kata-kata Hyein mengalun di telinganya.

"Menangislah."

***

Ponsel Baekhyun berdering beberapa kali namun pemiliknya madis sibuk berkutat dengan pisau cukurnya di dalam kamar mandi, Hyein memperhatikan benda persegi panjang berwarna hitam itu tapi tetap enggan mengangkatnya. Meskipun mereka sudah bersama untuk waktu yang lama tidak semerta-merta membuat Hyein lancang mengangkat telpon untuk Baekhyun, ia tetap menjaga privasi lelakinya.

Jika boleh jujur, Hyein sangat penasaran siapa penelpon yang berinisial TY itu tapi rasa penasaran itu ia telan bulat-bulat, ia seharusnya percaya pada Baekhyunnya. Ya, harusnya begitu.

"Sayang, ada telpon! Sudah 3 kali penelponnya sama sepertinya penting!" teriak Hyein dari kamar.

"Biarkan saja! Aku belum selesai!"

Hyein menghempaskan bokongnya ke atas tempat tidur lalu menainkan ponselnya mengalihkan pikiran dari ponsel Baekhyun, ia sendiri juga tidak mengerti biasanya ia tidak pernah terlalu memikirkan siapa yang menghubungi Baekhyun tapi kali ini perasaannya kurang nyaman entah kenapa.

"Siapa sih yang menelpon malam-malam?" Baekhyun keluar dengan hanya menggunakan handuk yang menutupi tubuhnya sampai pinggang.

Dengan cepat Hyein menutupi matanya, astaga lelaki itu sangat sembrono tiap berhadapan dengan Hyein. Telinganya menangkap suara kekehan dari Baekhyun yang semakin mendekat. Kuduknya meremang merasakan deru nafas Baekhyun tepat di telinganya.

"Sayang, kenapa menutup mata? Kau malu?" ucapnya diselingi kecupan ringan di daun telinga Hyein, "Bukannya kau sudah liat semuanya?"

Hyein mendorong kuat Baekhyun dan menatapnya kesal, lelaki ini suka sekali menggodanya.

"Kau ini mesum sekali!"

Tawa Baekhyun semakin kencang, membuat Hyein kesal sangat menyenangkan baginya.

Tawanya mendadak terhenti ketika ponselnya berdering menampilkan inisial TY di layarnya, "Ah... Sudah 4 kali penelponnya sama, sepertinya memang penting." ucap Hyein santai.

Gadis itu dapat melihat dengan jelas perubahan raut wajah Baekhyun, lelaki itu terlihat panik. Alisnya terangkat melihat Baekhyun yang memakai bajunya terburu-buru dan mengabaikan ucapannya tadi.

"Aku pergi sebentar, kau tidurlah duluan." Baekhyun mengecup kening Hyein cepat lalu berlalu dari hadapan Hyein.

"Kau mau menemuinya?" gumam Hyein.

My EX [BBH] [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang