Part 26

27K 1.9K 12
                                    

Hyein menatap punggung Baekhyun yang kini tengah menggantikan tugasnya mencuci piring. Ia tersenyum memikirkan betapa ia mencintai lelaki itu. Perlahan lengannya melingkar di perut rata Baekhyun dan menumpukan kepalanya di punggung bidang itu.

"Aku sedang cuci piring sayang."

Gadis itu hanya menggumam sebagai jawaban, Baekhyun terkekeh. Kekasihnya tidak juga melepaskan pelukannya meski itu menghambat pergerakan Baekhyun.

Usai membilas dan meletakkan piring dan gelas pada tempatnya, Baekhyun memutar posisi tubuh tanpa melepas pelukan kekasihnya. Kepala Hyein sudah menyandar di dadanya. Sejujurnya Baekhyun dapat merasakan perubahan sikap Hyein, ia menjadi lebih manja dan suka mengikuti Baekhyun kemanapun. Tapi Baekhyun tidak mempermasalahkan, ia justru senang karena waktu kebersamaan mereka meningkat.

"Ini sudah pukul sepuluh, manager hyung sebentar lagi menjemputku."

Hanya anggukan yang gadis itu berikan sebagai balasan ucapan Baekhyun. Merasa ada yang tidak beres, ia memegang kedua pundak Hyein dan memberi jarak agar ia dapat menatap wajah gadis itu.

"Ada apa sayang?" tanyanya menuntut.

Hyein tersenyum, "Tidak, hanya sedih akan berpisah denganmu." lirihnya.

Jemari lentik Baekhyun menyisir surai Hyein yang mulai memanjang, berusaha menenangkan dirinya yang merasa bersalah karena Hyein terpaska dihenti tugaskan entah sampai kapan. Ia tahu, secara tidak langsung keputusan para pemimpin itu memecat gadisnya secara halus. Skandal mereka belum juga surut meski pemberitaan lain berhembus kencang berusaha menutupi.

"Aku hanya pergi tiga hari."

Kembali lelaki Byun itu merasakan hangat pelukan Hyein, "Aku mencintaimu Byunnie, aku akan merindukanmu." lirihnya.

Lelaki itu tersenyun dan mempererat pelukan mereka, "Aku lebih mencintaimu, dan akan sangat-sangat merindukanmu." bisiknya di telinga Hyein.

Cukup lama keduanya berlarut dalam pikiran masing-masing tanpa melepas dekapan hangat hingga Hyein kembali bersuara.

"Baek..."

"Hm?"

"Cium." pintanya manja.

Baekhyun terkekeh, ia menjauhkan tubuh mereka lalu mengecup singkat bibir ranum Hyein. Bibir gadis itu mengerucut sebal, "Baekhyun." rengeknya.

"Ya?" sahutnya polos sembari merapikan anak rambut kekasihnya.

"Kurang." rengeknya lagi.

Senyum Baekhyun semakin lebar, "Apa yang kurang sayang?" godanya.

"Aish!" Hyein mendorong tubuh Baekhyun hingga pelukan mereka terlepas. Kakinya menghentak sebal sebelum melangkah meninggalkan lelaki menyebalkan yang sedang menertawakannya dari dapur.

Langkahnya terhenti tepat di depan pintu kamar, tubuhnya dibalik dengan paksa sebelum bibirnya ditekan kuat dalam ciuman dalam yang sudah jelas siapa pelakunya. Baekhyun menekan tengkuk Hyein memeperdalam ciuman mereka, melumat dan merasakan setiap inci bibir manis yang menjadi candunya selama bertahun-tahun.

Hyein yang awalnya terkejut mulai terbuai dan memejamkan mata mengikuti gerakan bibir Baekhyun yang begitu lihai. Tangannya memeluk tubuh Baekhyun meniadakan jarak mereka. Hingga tanpa sadar air matanya luruh di sela pagutan mereka membuat Baekhyun menghentikan lumatannya.

"Sayang, kenapa menangis? Apa aku terlalu kasar?" tanyanya panik.

Ia menggeleng kemudian menarik wajah Baekhyun melanjutkan ciuman yang begitu dalam itu. Seolah mencurahkan segala perasaannya pada seorang Byun Baekhyun. Baekhyun tidak menolak meski pikirannya berkecamuk, ia tetap membalas setiap lumatan Hyein.

Mereka melepaskan pagutan, saling menatap dan mengunci pandangan. Baekhyun berusaha keras mencari tahu apa yang salah dengan gadisnya. Tak lama, bell apartemen berbunyi. Hyein memutus kontak mata lebih dulu dan menoleh ke arah pintu. Ia mengecup bibir Baekhyun sekali lagi sebelum berjalan ke arah interkom.

Kakinya mengehentak semangat ke arah pintu dan membukanya. Seketika tubuh tegap lelaki di depan sana terhuyung dan hampir terjatuh jika ia tidak sigap menahan tubuh mereka.

"Aku merindukanmu Hunnie."

Sehun terkekeh sumbang, membalas pelukan Hyein begitu erat. Baekhyun hanya tersenyum dari tempatnya dan masuk ke dalam kamar mengambil keperluan sanitarinya yang sudah disiapkan Hyein kemarin malam. Meninggalkan kedua lawan jenis yang sudah layaknya kakak-adik kandung itu saling melepas rindu.

Kepalanya sedikit meneleng melihat jejak air mata di wajah lelaki Oh itu, sedang Hyein tengah menenggelamkan diri dalam dekapan Kyungsoo. Menyadari keberadaan Baekhyun, Kyungsoo melerai pelukannya dan tersenyum tipis.

"Sudah?" tanya Kyungsoo. Baekhyun mengangguk.

"Kenapa Sehun menangis?"

"Dia sedang sensitif sejak Hyein bebas tugas." jelas Kyungsoo. Lelaki Do itu melirik jam dinding. "Ayo, yang lain sudah menunggu."

Kyungsoo memeluk singkat sahabatnya dan keluar diikuti Sehun yang masih membisu.

"Sayang, aku berangkat ya." ucap Baekhyun setelah berdiri di hadapan Hyein.

Gadis itu kembali merengkuh wajahnya dan mendaratkan ciuman untuk kesekian kalinya, "Hati-hati, jaga kesehatan dan jangan terlambat makan." ujarnya sebelum kembali mendaratkan bibirnya di atas bibir Baekhyun. Kemudian memeluk erat kekasihnya.

"Aku akan merindukamu."

Baekhyun mengecup leher putih Hyein, "Aku akan lebih merindukanmu."

Lelaki itu mencium kening Hyein dalam sebelum berbalik meninggalkan kekasihnya. Rasanya begitu berat meninggalkan Hyein, mungkin karena mereka terbiasa bersama dan Hyein biasanya akan tetap di sampingnya sebagai penata rias. Ya, mungkin saja. Baekhyun harap begitu.

My EX [BBH] [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang