Part 20

24K 2.2K 41
                                    

I won't be able to erase

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I won't be able to erase. Because those memories are too perfect to me. Leaving love is too harder.

Lee Hi (ft Epik High) - Can you hear my heart

Lee Hi (ft Epik High) - Can you hear my heart

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author pov

Hyein berjalan terburu-buru mendahului Baekhyun setelah pamit dengan staff yang tengah berada dalam ruang yang sama dengannya. Baekhyun, laki-laki itu menatap heran punggung Hyein yang berada di depannya. Ia yakin ada yang salah sehingga gadis itu bertingkah bak bertemu setan saat ia datang tadi.

Baekhyun menarik lengan Hyein, "Masuk." titahnya. Hyein mendesah lega kemudian memasuki kamar VVip milik Baekhyun.

Kepala Hyein celingak-celinguk mencari keberadaan Chanyeol dan Kyungsoo yang seharusnya sekamar dengan Baekhyun. Seolah paham apa yang dicari Hyein, Baekhyun membuka suara. "Mereka di kamar Junmyeon hyung." gadis itu mengangguk.

Ia menarik lengan Hyein, membawa gadis itu dalam dekapannya. "Apa yang terjadi hm? Kenapa kau bertingkah aneh seperti ini?" tanya Baekhyun menuntut.

Dalam gelisahnya Hyein dapat merasakan sesak yang tidak ia mengerti, tangannya terangkat membalas pelukan lelaki itu.

"Mereka bilang kau putus dengan Taeyeon eonnie." ucapnya setengah berbisik.

"Lalu?"

Ia menyamankan posisi kepalanya di dada Baekhyun, "Mereka menyayangkan hubungan kalian berakhir."

"Ada lagi?"

"Katanya mungkin kalian putus karena kau ingin melindunginya dari fansmu."

Sejenak Baekhyun hanya diam apa yang ingin Hyein katakan selanjutnya, namun gadis itu sudah tidak bersuara. Hanya sibuk menenggelamkan diri dalam dekapannya.

"Sudah?" tanya Baekhyun, Hyein menggengguk. "Apa itu yang mengusik pikiranmu?"

Hyein menggeleng, "Lalu apa?"

Gadis itu mendongak menatap Baekhyun yang juga menatapnya. Ia menggigit bibir, takut perkataannya malah mengusik hubungan mereka. Hyein menelan saliva susah payah.

"Apa itu benar?" alis Baekhyun terangkat, bukan itu yang ingin ia dengar. Meski demikian tak urung ia menjawab pertanyaan itu.

Baekhyun menggeleng, "Ya dan tidak." ia merangkum rambut Hyein yang menutupi wajah lalu menyelipkan di belakang telinga tanpa melepas dekapannya, "Ya, kami memang berakhir. Tapi bukan itu alasannya."

Jantung Hyein hampir tidak berada di tempatnya, dalam hati ia berharap alasannya bukan dia. Ia tahu benar rasanya ketika kehilangan laki-laki karena perempuan lain. Hyein mendorong dada Baekhyun menciptakan jarak antara mereka, berusaha meyakinkan diri ini bukan salahnya.

"Hei, ada apa?" tangan Baekhyun berusaha meraihnya, secepat kilat ia menghindar.

"Katakan kalau ini bukan salahku."

Lelaki itu tersenyum, ia mengerti ketakutan gadis yang dicintainya. Salahnya pernah mengecewakan gadis sebaik Hyein hingga begitu sulit untuk bersama lagi.

"Bukan Hye, kami memang sangat bertolak belakang. Terlalu sering bertengkar. Karena itu aku memilih jalan masing-masing dan mencari kebahagiaanku."

Tungkainya menuntun mendekati Hyein yang sudah berdiri di depan pintu balkon, "Kau kebahagiaanku Hye, aku menjadi orang bodoh dan hampir gila hanya karena kehilanganmu." diraihnya tangan Hyein dan mengecup jemari lentik nan lembut itu.

Baru Hyein akan membuka suara Baekhyun sudah memotong, "Jangan berpikiran kau pelarian. Semua orang bisa melihat bagaimana kacaunya aku setelah kau memutuskan berpisah." tenggorokannya terasa perih mengayakan kata terakhir. Teringat akan hari menyakitkan baginya saat Hyein benar-benar lepas dari genggamannya.

"Setelah semua yang terjadi, aku berusaha mencintai dia seperti aku mencintaimu, nyatanya aku gagal. Tadinya aku pikir perasaanku padanya itu cinta, tapi setelah sekian lama aku sadar itu hanya obsesi ingin memilikinya."

Baekhyun menangkup wajah Hyein membuat gadia itu menatap kedua matanya, berusaja menunjukkan keyakinannya. "Aku hanya mencintaimu Choi Hyein."

Detik itu air mata Hyein luruh, selama ini dia pikir Baekhyun benar-benar mencintai gadis lain, selama ini dia pikir Baekhyun bahagia tanpa dirinya, selama ini dia merasa hanya dirinya yang tersakiti, hanya dirinya yang terluka dengan perpusahan mereka.

Jemari Baekhyun mengusap air mata Hyein, hatinya nyeri melihat gadis yang ia cintai menangis.

"Jangan menangis. Maafkan aku." Hyein kembali masuk ke dalam dekapan Baekhyun.

Seketika Baekhyun sadar, perasaan ini jauh berbeda saat melihat gadis itu menangis, tidak ada rasa sakit yang menyiksa seperti yang ia rasakan saat Hyein menangis. Hanya ada rasa bersalah dalam dirinya. Tapi dia seolah merasakan sakit yang sama setiap kali Hyein menangis.

Baekhyun semakin yakin dengan perasaannya, kali ini ia ingin berjuang sekali lagi. Berjuang mendapatkan Hyein seperti enam tahun lalu.

***

"Jadi? Kalian kembali bersama?" tebak Kyungsoo yang sudah menyelinap pagi buta ke kamarnya, membuat Hana dan Jinah terpaksa mengungsi sementara.

Hyein menggeleng, kembali dikeringkannya rambut sebahu dengan handuk sambil menatap Kyungsoo yang sedang menonton kartun ditemani susu dan roti panggang pesanannya.

Sebenarnya bisa saja keberadaannya di dalam kamar Hyein menjadi berita menggemparkan sampai di seluruh penjuru jika staffnya bermulut lemas. Tapi mereka sudah tahu bagaimana persahabatan antara penata rias dan artis ini. Mereka seperti lem yang menempel kemana-mana.

"Hye? Kenapa tidak menjawab?" ditolehkannya kepala pada gadis yang masih sibuk dengan urusan rambutnya menatap setengah kesal.

Tadi malam, ia terkejut mendapati pemandangan luar biasa hebat hingga dia dan Chanyeol berusaha mengendap keluar kamar. Sayangnya mereka -Baekhyun dan Hyein- lebih dulu sadar.

"Tidak Kyung, kau tahu. Ini akan lebih rumit dibanding hubungan kami sebelumnya." Kyungsoo mengangguk membenarkan, maniknya kini terfokus pada Hyein. Berhubung kartun favoritnya juga sudah habis. "Aku tidak mau mengambil resiko yang bisa merugikan kalian."

Hyein menghela nafas, "Firasatku tidak baik dengan hubungan kami." rasanya kesedihan Hyein juga sanpai padanya. Rasa sayang pada sahabatnya itu mau tak mau membuatnya merasa empati.

Lamat-lamat ia menerka arti tatapan sahabatnya, kemudian tersenyum. "Kau tahu yang terbaik, aku selalu mendukungmu. Tapi ingat, jika dia mengecewakanmu lagi. Aku jamin wajah tampannya tidak berbentuk." ancam Kyungsoo.

Kekehan dari bibir Hyein membuat rasa lega menjalarinya, setidaknya sahabatnya itu tidak terlalu tertekan. Kyungsoo sendiri merasa apa yang akan dialami Hyein tidak akan mudah setelah ini. Kecuali Baekhyun berhenti dengan segala kegilaannya untuk kembali bersama Hyein.

My EX [BBH] [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang