Part 25 #M (18+)

32.7K 1.9K 7
                                    

Baekhyun menatap punggung kekasihnya yang duduk di balkon padahal cuaca sedang dingin. Tapi gadis itu tidak menampakkan pergerakan gelisah di luar sana. Beberapa hari ini, Baekhyun merasakan perubahan pada diri Hyein. Gadis yang biasanya ceria dan cerewet menjadi lebih pendiam dan sering melamun.

Beragam opini berputar dalam pikirannya, namun ia menepis jauh-jauh. Kepercayaan dalam sebuah hubungan harus tetap Baekhyun pegang teguh. Meski ia sadar, keadaan di luar sana tidak juga membaik menanggapi hubungan mereka. Bahkan semakin parah.

Kemarin lusa ia mendapat laporan dari Sehun bahwa kekasihnya itu dilempari oleh sekelompok gadis yang katanya merupakan Baekyeon shiper. Saat itu Baekhyun yang naik pitam hampir melayangkan gugatan pada pelaku. Ia benar-benar tidak terima gadisnya diperlakukan tidak manusiawi. Namun Hyein mencegahnya, mengatakan ia baik-baik saja dan tidak ingin masalah itu berbuntut panjang.

Helaan nafas terdengar dari bibir tipis merah jambu Baekhyun, tungkainya menuntun mendekati Hyein yang masih sibuk dengan pemikirannya. Perlahan ia membalut tubuh gadis itu dengan selimut kemudian berlutut di hadapan gadisnya.

"Sayang, masuklah. Kau bisa sakit berlama-lama di luar."

Tanpa Baekhyun duga, Hyein merangkum wajahnya dengan tangan dingin Hyein. Memperhatikan setiap inci wajah Baekhyun lamat-lamat seolah tengah merekam wajah tampan kekasihnya itu.

"Apa kau mencintaiku?" tanya Hyein tiba-tiba dengan suara serak.

Jemari Baekhyun menggenggam tangan kiri Hyein lalu mengecup telapak tangan gadisnya. Ia tersenyum lembut, sejujurnya hal ini begitu asing dalam hubungan mereka selama ini. Mereka yang biasanya selalu bertengkar dan mendebatkan hal kecil, mereka yang biasanya menghabiskan waktu dengan guyonan murahan Baekhyun. Kini seolah terjebak dalam drama sad romance.

Tidak dapat mereka hitung berapa banyak air mata yang tumpah setelah mereka kembali bersama. Tidak dapat mereka kisahkan betapa berat beban dalam hubungan mereka hanya karena buah bibir tidak bertanggung jawab. Mereka berdua sama-sama terluka.

"Sangat... Aku sangat mencintaimu."

Gadis itu tersenyum, hal yang begitu sulit ia lakukan belakangan ini.

"Tetaplah mencintaiku, kau harus berjanji." Hyein menggigit bibir, "meski suatu saat perasaanmu memudar, tolong sisakan sedikit saja untukku."

Lelaki itu mengkerut, "Aku tidak akan membiarkannya pudar walau sedikit." ucapnya yakin.

Hyein terkekeh, "Baek..." panggilnya.

"Hm?" sahut Baekhyun. Hyein menggeleng kemudian bangkit dari duduknya.

"Aku mengantuk, ayo ke dalam."

Tanpa menjawab, Baekhyun mengikuti langkah Hyein memasuki apartemen murah milik kekasihnya itu. Memasuki kamar yang selalu mereka tempati.

Setelah menggosok gigi, ia menyusul Hyein yang sudah lebih dulu berbaring di ranjang. Gadisnya itu belum tidur dan sibuk menatap langit-langit kamar. Merasakan pergerakan di sampingnya, Hyein menoleh lalu berhambur ke dalam dekapan Baekhyun. Tempat ternyaman yang selalu membuat tidurnya nyenyak.

"Kenapa belum tidur?" tanya Baekhyun sembari mengeratkan pelukannya.

"Menunggumu." bisik Hyein.

Jemari lentik gadis itu bergerak memainkan pola acak di dada Baekhyun. Lelaki itu menahan nafas merasakan panas tubuhnya meningkat. "Sayang..." peringatnya.

Seolah tuli, Hyein terus memainkan jari-jarinya bahkan ia mengelus leher Baekhyun membuatnya menggeram.

"Sayang, apa yang kau lakukan?" tanyanya serak. Ada sesuatu yang membuat dirinya begitu berkabut oleh sentuhan Hyein.

"Hanya menyentuhmu. Memangnya kenapa?" tanyanya polos.

Nafas Baekhyun memberat, ia menahan jemari Hyein yang masih menggodanya. "Kau menggodaku?" tuduhnya. Dadanya naik turun menahan gairah.

Hyein terkekeh geli "Tidak..." balasnya santai. Kemudian memutar tubuh membelakangi Baekhyun.

Baekhyun merasa frustasi, ia mengacak rambut dan menariknya kesal. Seluruh tubunya sudah panas dingin akibat sentuhan Hyein. Rasanya di bawah sana mulai berdenyut tapi Hyein tidak bertanggung jawab.

Sekali lagi ia menggeram, menatap tajam punggung kekasihnya. Sial! Sepertinya ia harus menyelesaikan ini sendiri. Baekhyun mendudukkan diri di atas kasur kemudian berniat ke kamar mandi. Tapi suara Hyein lebih dulu mencegahnya.

"Sayang, mau kemana?"

Polos sekali, sampai-sampai Baekhyun berniat menghamilinya sekarang juga. Hyein mengambil posisi duduk menghadap Baekhyun yang menatapnya tajam dengan nafas terengah. Ia terkekeh.

"Kau kenapa?" tanyanya sembari mengelus garis rahang Baekhyun.

"Hyein." geram Baekhyun.
"Kau benar-benar." kesalnya.

"Hm?" maniknya menatap Baekhyun polos, "aku kenapa?" tanyanya, tangannya sudah berpindah pada dada lelaki itu.

"Sialan! Kau menyiksaku Choi Hyein!"

Tawa Hyein pecah, terlebih melihat keringat yang menetes dari pelipis Baekhyun. Tentu dia tahu apa yang terjadi pada kekasihnya, toh dia sengaja mengerjai.

Ia mengecup pipi Baekhyun, "Mau dituntaskan?" godanya sambil mengedipkan mata.

Lelaki itu mendorong tubuh Hyein hingga terlentang di bawahnya.

"Aku bersumpah menghabisimu malam ini."

***

Baekhyun mengerjap menyesuaikan cahaya yang menembus indranya. Ia tersenyum lebar mendapati Hyein masih pulas di sampingnya. Tadi malam ia benar-benar memenuhi sumpahnya, menyerang kekasihnya itu sampai pagi menjelang. Pasti Hyein begitu kelelahan meladeninya. Ia terkekeh puas.

Ia menurunkan sedikit tubuhnya agar sejajar dengan wajah Hyein. Maniknya terus memandangi wajah gadis- ah harusnya sejak dulu ia menyebutnya wanita. Baekhyun kembali terkekeh dengan pemikirannya.

"Eung..." gumam Hyein dengan mata terpejam.

Tangan Baekhyun terulur mengusap kepala kekasihnya yang tampak terganggu dalam tidur. "Jam berapa?" gumamnya lagi.

"Jam tujuh, tidurlah." ucapnya sembari mencium puncak kepala Hyein. Hari ini akhir pekan, tidak ada salahnya membiarkan kekasihnya itu bermalas-malasan. Terlebih beberapa minggu ini terasa begitu berat untuk mereka berdua.

Hyein mengangguk lemah, matanya masih terpejam dan ia kembali memposisikan diri senaman mungkin dalam rengkuhan Baekhyun. Tidak butuh waktu yang lama sampai mereka kembali berkelana ke alam mimpi. Mengistirahatkan diri sebelum menghadapi kenyataan lagi.

My EX [BBH] [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang